Yak, tadi siang saya sempatkan diri untuk menonton fllm ini. Maksudnya sih pengen liat seperti apa garapan terbaru dari sutradara David Yates ini. Mengingat seri film Harry Potter sebelumnya, yakni Harry Potter and the Half-Blood Prince, banyak mendapat kritik karena dianggap membosankan. Pembelaannya sih yah karena dari novelnya juga begitu. Setelah menyaksikan The Death Hallows: Part 1, yah apa boleh dikata. Sama aja, itu menurut pendapat pribadiku.
Tidak bisa dipungkiri, dari awal hingga akhir kebanyakan adegan diisi dengan dialog saja. Masih mending kalo dialognya dilakukan di berbagai tempat. Lah ini di hutan mulu. Ditambah dengan dragging tempat lainnya. Tapi untuk background di daerah bebatuan dan pegunungan, saya sangat suka sekali tuh. Terasa sekali nuansa keindahannya. Selain itu alur cerita sangat pelan sekali. Suatu hal yang bisa menimbulkan kesan boring (jenuh, membosankan). Untung saja humor verbal maupun tindakan yang dilakukan oleh Ron dan Hermione sedikit bisa membuat mata melek dan pikiran kembali cerah.
Dibandingkan serial-serial Harry Potter lainnya, seri ini sangat terasa sekali suasana gelap dan kelam-nya. Dan positifnya, saya suka dengan hal ini. Untuk urusan visual effect maupun CGI (computer-generated imagery) nya rasanya tidak perlu diragukan lagi. Nyaris sempurna. Yah, sekarang khan tahun 2010. The Lord of the Rings yang rilis tahun 2004 lalu aja bisa menghasilkan CGI sebagus itu, apalagi sekarang?
Deathly Hallows: Part 2 sudah dipastikan akan menjadi bagian klimaks sekaligus pamungkas untuk menutup kisah ini. Para penonton yang notabene bukan pembaca setia novelnya seperti saya ini tentunya berharap dan menginginkan agar di Deathly Hallows: Part 2 nanti tidak lagi pelit dengan adegan laga. Tuntaskan saja semuanya.
Oh iya, di film ini ada beberapa hal yang rasanya kurang diberikan penjelasan. Seperti contohnya bagaimana bisa pedang Gryffindor tiba-tiba ada di bawah air yang membeku. Juga mana Bathilda asli? Kok tiba-tiba sudah disamar oleh ularnya Lord Voldemort, yaitu Nagini. Dan masih ada lagi sih. Mungkin hal-hal tersebut akan dibahas pada Deathly Hallows: Part 2. Ataukah kita memang diharuskan untuk membaca novelnya? Oh my gosh!
Secara keseluruhan, menurut pribadi saya, film ini biasa saja. Tidak terlalu bagus namun tidak sejelek itu kok. Yah, anggap saja Deathly Hallows: Part 1 ini sebagai pintu pembuka untuk memasuki mutiple orgasm. Yah, kita musti harus bersabar menunggu setengah tahun lagi untuk membuktikannya.
By the way anyway busway, adegan kissing Harry dan Hermione palsu yang di hutan itu oke juga yah. Sangat "polos" sekali. LOL. Dan juga adegan favoritku salah satunya adalah yang berbunyi demikian: "Midnight, not Twilight." Sepertinya menyindir film yang becerita tentang konflik antara manusia serigala dan vampir itu deh :)
Tidak bisa dipungkiri, dari awal hingga akhir kebanyakan adegan diisi dengan dialog saja. Masih mending kalo dialognya dilakukan di berbagai tempat. Lah ini di hutan mulu. Ditambah dengan dragging tempat lainnya. Tapi untuk background di daerah bebatuan dan pegunungan, saya sangat suka sekali tuh. Terasa sekali nuansa keindahannya. Selain itu alur cerita sangat pelan sekali. Suatu hal yang bisa menimbulkan kesan boring (jenuh, membosankan). Untung saja humor verbal maupun tindakan yang dilakukan oleh Ron dan Hermione sedikit bisa membuat mata melek dan pikiran kembali cerah.
Dibandingkan serial-serial Harry Potter lainnya, seri ini sangat terasa sekali suasana gelap dan kelam-nya. Dan positifnya, saya suka dengan hal ini. Untuk urusan visual effect maupun CGI (computer-generated imagery) nya rasanya tidak perlu diragukan lagi. Nyaris sempurna. Yah, sekarang khan tahun 2010. The Lord of the Rings yang rilis tahun 2004 lalu aja bisa menghasilkan CGI sebagus itu, apalagi sekarang?
Deathly Hallows: Part 2 sudah dipastikan akan menjadi bagian klimaks sekaligus pamungkas untuk menutup kisah ini. Para penonton yang notabene bukan pembaca setia novelnya seperti saya ini tentunya berharap dan menginginkan agar di Deathly Hallows: Part 2 nanti tidak lagi pelit dengan adegan laga. Tuntaskan saja semuanya.
Oh iya, di film ini ada beberapa hal yang rasanya kurang diberikan penjelasan. Seperti contohnya bagaimana bisa pedang Gryffindor tiba-tiba ada di bawah air yang membeku. Juga mana Bathilda asli? Kok tiba-tiba sudah disamar oleh ularnya Lord Voldemort, yaitu Nagini. Dan masih ada lagi sih. Mungkin hal-hal tersebut akan dibahas pada Deathly Hallows: Part 2. Ataukah kita memang diharuskan untuk membaca novelnya? Oh my gosh!
Secara keseluruhan, menurut pribadi saya, film ini biasa saja. Tidak terlalu bagus namun tidak sejelek itu kok. Yah, anggap saja Deathly Hallows: Part 1 ini sebagai pintu pembuka untuk memasuki mutiple orgasm. Yah, kita musti harus bersabar menunggu setengah tahun lagi untuk membuktikannya.
By the way anyway busway, adegan kissing Harry dan Hermione palsu yang di hutan itu oke juga yah. Sangat "polos" sekali. LOL. Dan juga adegan favoritku salah satunya adalah yang berbunyi demikian: "Midnight, not Twilight." Sepertinya menyindir film yang becerita tentang konflik antara manusia serigala dan vampir itu deh :)
No comments:
Post a Comment