Ted, film yang sukses membuat saya tertawa terpingkal-pingkal selama kurang lebih 100 menit. Lawakan-lawakan yang dihadirkan berbeda sekali dari lawakan-lawakan pada umumnya. Unik, mungkin bisa dkatakan begitu. Sebab lain dari yang lain. Model lawakan yang kemasa-kinian dan tentunya jenius. Bebas dari lawakan basi. Cuma di sini kita harus hati-hati. Lawakan verbal maupun tingkah laku yang dihadirkan dari film ini sangat terbilang "dewasa" dan vulgar. Jadi memang penonton yang sudah berumur sesuai standar film dewasa (di atas 17 tahun) lah yang bisa mencerna setiap lawakan yang ditampilkan. Jangan juga tertipu dengan poster filmnya yang sangat imut itu dengan tampilan boneka beruang. Saat menonton di bioskop kemarin, saya geleng-geleng kepala bagaimana bisa orang tua mengajak anaknya untuk menonton film ini. Saya yakin, selesai menyaksikan film, orang tua tersebut pasti akan sedikit merasa jera karena telah "membiarkan" anaknya mengkonsumsi hal-hal dewasa dan vulgar yang sebenarnya belum cukup umur untuk diterima, terlebih secara mentah-mentah.
Lepas dari hal-hal "dewasa" yang ada dalam isi ceritanya, film Ted bisa saya katakan sebagai film yang layak disimak oleh orang-orang yang masa mudanya hidup pada jaman rezim orde baru. Don't get offend. Itu hanya sebuah kiasan untuk menyebutkan orang-orang yang gaulnya di tahun '80-an. Gimana gak dikatakan jaman rezim orde baru, wong di dalamnya ada Flash Gordon, Star Wars, Knight Rider, dan lain-lain.
Secara genre, sebenarnya Ted tidak murni sebuah film komedi. Namun juga menyuguhkan sebuah drama yang sangat asyik untuk dinikmati. Mulai dari permasalahan sampai dengan pemecahan/jalan keluarnya. Angkat topi buat sang sutradara, Seth MacFarlane, yang memiliki ramuan khusus nan manjur.
Soal pemain, entah apakah Mark Wahlberg sudah pernah bermain di film komedi sebelum-sebelumnya (maklum, referensi/pengetahuan film saya minim sekali) atau tidak yang pasti menurut saya aktingnya cukup bagus dalam memerankan seorang pria yang sudah diambang batas untuk menikah. Demikian pula Mila Kunis yang makin hari makin terlihat hot saja. Mampu mengimbangi lawan mainnya dengan berperan sebagai seorang wanita yang memiliki pekerjaan bagus dan setia dalam mencintai pasangannya.
Ted menceritakan seorang bernama John Bennett yang masa kecilnya tidak memiliki seorang teman pun. Untuk menemani kesendiriannya itu, sang ayah menghadiahinya dengan sebuah boneka beruang yang lucu. Hingga suatu saat, setelah melihat bintang jatuh dan melakukan permohonan, boneka beruang tersebut menjadi hidup layaknya manusia. Baik itu bisa ngomong, beraktivitas, dan lain-lain. Persahabatan John Bennett dengan boneka beruang bernama Ted ini sangat dekat sekali dan terus berlanjut hingga John Bennett dewasa. Di balik hubungan persahabatan yang sangat dekat bahkan bisa dianggap saudara, ternyata membuat suatu permasalahan tersendiri yang mengancam kesetiaan diantara keduanya selama ini. Well, saya tidak berniat spoiler. Silakan tonton sendiri filmnya saja ya.
Di Amerika Serikat, Ted sudah dirilis sejak bulan Juli 2012. Untuk kawasan Indonesia, baru saja tayang sekitar beberapa hari yang lalu. So, buruan tonton deh. Sebab menurut saya pribadi, filmnya cukup worth to see.
Selamat ngakak!