Hari Sabtu tanggal 6 Oktober 2012 kemarin event metal di kota Palangka Raya sini, yakni DISTORSI MAXIMUM, kembali digelar. Kali ini memasuki edisi yang ke delapan. Dilaksanakan di Gedung Dharma Wanita (Jalan Diponegoro). DISTORSI MAXIMUM sendiri dimulai sejak tahun 2009. Merupakan proyeknya PALANGKA RAYA METAL CORNER (komunitas underground Palangka Raya yang biasa disebut PMC) Tiap tahunnya event ini diadakan sebanyak 2 kali. DISTORSI MAXIMUM #8 kemarin mendatangkan band black metal asal negara Singapura, Yaitu IMPIETY. Dan untuk kesekian kalinya saya ditunjuk sebagai MC-nya. Aneh ya, acara metal kok pake master of ceremony segala. Hihi.
IMPIETY mulai tampil di atas panggung pada jam 00.30 WIB. Memang harus diakui tampil pada jam segitu untuk band tamu (headliner) sudah bisa dikatakan terlalu malam banget. Apa boleh buat. Sebab acaranya juga sedikit molor terkait kendala teknis. IMPIETY tampil dengan dahsyat dan luar biasa sekali. Sangat bertenaga. Kalau anak metal bilangnya sadis. Para metalhead yang menonton pun asyik dengan moshing-ria-nya (termasuk saya sendiri). Namun, saat IMPIETY membawakan lagu yang keenam (sekitar jam 01.00 WIB), gedung tempat mengadakan acara ini didatangi oleh 4 orang petugas polisi. Mereka menanyakan sampai jam berapa ijin dari acara ini. Panitia DISTORSI MAXIMUM pun turun meladeni maksud kedatangan petugas polisi tersebut. Secara tertulis melalui surat ijin keramaian, acara DISTORSI MAXIMUM #8 tidak mengalami kendala mau selesai jam berapa. Namun yang menjadi masalah adalah (dan juga pada akhirnya panitia mengetahui) bahwa masyarakat atau warga di sekitar gedung tempat berlangsungnya acara ini merasa terganggu dengan alunan musik yang sampai ke rumah-rumah mereka. Karena itulah mereka memanggil polisi ke venue.
Tidak ada pilihan lain. Berhubung warga mulai mendatangi gedung acara, penampilan IMPIETY terpaksa dihentikan pada lagu keenam. Polisi menghentikannya dengan terlebih dahulu mematikan mikrofon sang vokalis IMPIETY. Kontan vokalis yang bernama SHYAITHAN itu kaget. Sambil terus memainkan musik bersama kedua personil lainnya, dia bertanya kepada panitia yang ada di pinggir panggung. Dan salah satu panitia mengatakan bahwa ini adalah kehendak dari polisi. Otomatis acarapun selesai dengan sendirinya. Saya dan juga beberapa orang panitia merasa kecewa akan hal ini. Kami pun lantas mendatangi pihak IMPIETY dan meminta maaf bahwa ini kejadian yang betul-betul di luar perkiraan. Dan SHYAITHAN, vokalis sekaligus leader dari IMPIETY membalas bahwa kejadian ini tidak menjadi masalah bagi dirinya dan bandnya. Yang dia khawatirkan adalah perasaan para penonton/pengunjung yang sudah bayar tiket masuk tapi hanya menyaksikan setengah dari show IMPIETY. Wow, sungguh luar biasa sekali pemikiran vokalis ini. Dia justru memikirkan perasaan para penonton loh. Salut!!!
Sepanjang penyelenggaraan DISTORSI MAXIMUM, ini adalah kejadian pertama kalinya. Mungkin yang bisa ditarik dari kejadian ini sebagai bahan masukan pada edisi-edisi berikutnya adalah tentang disiplin waktu. Terus juga, pemilihan venue acara sebisa mungkin harus dipikirkan masak-masak. Jangan terlalu berdekatan dengan lokasi pemukiman warga. DISTORSI MAXIMUM sebelum-sebelumnya aman karena memang diadakan di venue yang relatif aman dari warga.
Yah apapun itu, ini menjadi pembelajaran yang sangat berharga bagi panitia DISTORSI MAXIMUM. Siapapun orangnya, siapapun pihaknya, bila mau belajar dari sebuah kesalahan, dijamin akan memperoleh kesuksesan pada masa-masa berikutnya.
Horns up!!!
Horns up!!!
1 comment:
Wah sayang sekali bang. Di Palangkaraya gak ada semacam gedung pertunjukan gitu kah?
Di Balikpapan jg gak ada sih, cuma ada dome :D
Acaranya jg malam bgt :|
Post a Comment