Bagi penikmat sejati musik metal Indonesia, sangat tabu sekali bila tidak mengenal ASPHYXIATE, band beraliran brutal death metal yang berasal dari kota Bekasi, provinsi Jawa Barat. Pada tanggal 26 November 2013 kemarin, ASPHYXIATE secara resmi merilis album ketiganya yang diberi tajuk Self Transform from Decayed Flesh. Dua album yang sempat dihasilkan oleh ASPHYXIATE sebelumnya adalah The Process of Mutilation (rilis 2003, sempat didistribusikan oleh Despise The Sun Records, label rekaman di Italia) dan Anatomy of Perfect Betiality (rilis 2009, sempat ditangani oleh Sevared Records). Jadi bisa dikatakan APSHYXIATE sempat vakum selama 4 tahun dalam merilis karyanya. Salah satu penyebabnya mungkin adalah terkait pergantian beberapa personil (Deddy dan Reno cabut). Saat ini ASPHYXIATE, band yang sudah ada sejak tahun 1998, diisi oleh 3 orang personil. Yaitu Josh (vokal, gitaris), Adi (bass) dan Yogi (drum). Yogi juga aktif dalam band bernama VISCRAL.
Di tahun 2013 ini ASPHYXIATE bergabung dalam sebuah label rekaman asal California yang cukup ternama, yaitu New Standard Elite. Band-band metal Indonesia yang juga ada di bawah naungan New Standart Elite sebut saja seperti LUMPUR, INJURY DEEPEN dan GORE INFAMOUS. Album terbaru Self Transform from Decayed Flesh dirilis dan didistribusikan langsung oleh New Standard Elite. Sehingga CD dari album ini agak susah mencarinya. Karena memang tidak ada yang menjualnya. Mau tidak mau harus memesan langsung ke pihak label. Tentunya dengan bayaran yang lebih mahal (karena dihitung dollar) dan ditambah biaya ongkos kirim.
Setelah mendengarkan albumnya secara berulang-ulang kali, Self Transform from Decayed Flesh menawarkan sesuatu yang beda dibandingkan album-album sebelumnya. Lebih terstruktur dan rapi. Tetap mengusung musik yang brutal dan berat, namun sesekali memperagakan groove-groove yang menawan. Tentunya membuat siapapun tergoda untuk menggoyangkan kepala naik turun. Kualitas sound juga top notch banget. Album Self Transform from Decayed Flesh mengingatkan kita dengan era old-skul dari SUFFOCATION, DEEDS OF FLESH maupun CRYPTOPSY.
Total, album ini berisikan 9 buah lagu. Namun ada sebuah lagu yang sudah pernah disimak sebelumnya (ada di album Anatomy of Perfect Betiality). Judulnya adalah Knife in Womb (03:32). Sedikit mengundang pertanyaan, untuk apa memasukkan lagu lama ke dalam album baru ini? Tapi memang tidak bisa dipungkiri, Knife in Womb lagunya oke banget. Salah satu lagu kebangsaan ASPHYXIATE yang kerap ditampilkan saat manggung.
Suffered in Vivisection (02:54), sebuah track yang dipercaya untuk menjadi lagu pembuka album ini. Intronya luar biasa. Selama semenit lebih menampilkan riff-riff gitar yang berat dibaluti dengan permainan drum yang sangat intens. Siapapun pasti menyukai lagu ini. The title song, Self Transform from Decayed Flesh (02:53), cukup brutal dan bergemuruh. Salah satu lagu yang menjadi highlight dalam album ini. Sempat dirilis dalam bentuk demo pada April 2013 lalu. Berikutnya ada Odious Mutation Of Cannibalistic Creature (03:49). Salah satu track favorit saya dalam album ini. Menghentak dan di pertengahan lagu terdapat beberapa slam-groove. Failed Clone of God (02:41) sepintas mirip dengan Blood Flavor. Cukup oke, dengan alunan yang rentan mengajak kita untuk berheadbang-ria.
Decomposing Organs (03:22) menampilkan permainan drum Yogi serta aksi bass Adi yang menderu-deru tiada henti. Dilanjutkan kemudian dengan Digested Embryonic (02:42), sebuah lagu yang sudah pernah saya simak sebelumnya dalam versi demo single. Namun versi albumnya kali ini terdengar lebih nendang. Lagu andalan untuk album ini. Kick ass!!! Feasting on Human Cadaver (04:43) adalah lagu dengan durasi terlama dalam album ini. Saksikan saja kengerian yang disajikan oleh ASPHYXIATE di lagu ini. Sangat kompleks. Dan terakhir dalam album ini adalah Instrument of Defiled Breeder (02:54). Sebuah pamungkas! Penutup album yang luar biasa dahsyatnya!
Sebagai konklusi, album terbaru dari ASPHYXIATE yang secara keseluruhan memakan durasi 29 menit 38 detik ini sangat direkomendasikan sekali. Terlebih jika kalian adalah penikmat sejati genre brutal death metal. Sebuah album yang wajib dimiliki! Bila memiliki rezeki lebih, tidak ada salahnya untuk mengorder barang yang satu ini, walaupun harus pesan ke luar negeri.
So what do you waiting for? Feel free to headbanging your fucking head!!! In death we trust, in brutal we blast!!!
Tambahan:
ASPHYXIATE on Facebook: https://www.facebook.com/pages/ASPHYXIATE/48611258883
ASPHYXIATE on Reverbnation: http://www.reverbnation.com/asphyxiatemetal
Saturday, December 21, 2013
Sunday, December 15, 2013
THE HOBBIT: THE DESOLATION OF SMAUG
The Hobbit: The Desolation of Smaug merupakan sekuel dari The Hobbit: An Unexpected Journey (rilis tahun 2012 kemarin). Di Indonesia sendiri The Hobbit: The Desolation of Smaug telah tayang sejak hari Jumat, tanggal 13 Desember 2013. Entah, kenapa bisa pas banget dengan Friday the 13th. Sengaja? Film ini berdurasi sepanjang 161 menit. Itu sama dengan 2,5 jam lebih. So, persiapkan diri kalian sebelum menonton filmnya, termasuk mencari posisi yang enak untuk menonton.
The Hobbit: The Desolation of Smaug berceritakan tentang pertualangan para Dwarf (kurcaci), yang dipimpin oleh Thorin, bersama Bilbo Baggins (yang telah berjanji menemani) untuk merebut Erebor dari sang naga bernama Smaug. Erebor sendiri adalah semacam kampung halaman leluhur dari bangsa kurcaci. Dan di situ terdapat begitu banyak emas dan permata lainnya. Sebelum benar-benar sampai ke Dale (kota di Erebor), rombongan harus melalui sebuah hutan bernama Mirkwood Forest. Di sini Gandalf, sang penyihir, harus berpisah dengan rombongan Bilbo cs demi tujuan tertentu yang juga tidak kalah pentingnya. Ternyata hutan tersebut membawa kesialan bagi Bilbo cs hingga harus berurusan dengan bangsa Elf (peri) yang dipimpin oleh raja bernama Thranduil, yang tidak lain adalah ayah dari Legolas. Selesai rintangan satu, Bilbo cs harus menghadapi rintangan lainnya di Lake-town. Lake-town inilah yang menjadi jalan penghubung untuk menuju Erebor. Sanggupkah Bilbo, Thorin dan beserta kurcaci lainnya mencapai dan menembus Erebor? Mampukah mereka mengusir Smaug dari Erebor dan merebut kembali harta-harta yang ada? Well, silakan tonton sendiri.
Secara keseluruhan, bagi saya, The Hobbit: The Desolation of Smaug menarik untuk ditonton. Seperti sudah bisa ditebak sebelumnya, di sekuel kali ini penonton akan dimanjakan dengan banyaknya adegan aksi. Salah satu adegan aksi yang bisa membuat penonton menahan nafas adalah saat kaum Orc mengejar Bilbo cs di sungai, dimana juga terdapat aksi-aksi pertarungan yang lincah, menawan dan anggun dari Legolas dan Tauriel. Kredit diberikan kepada Evangeline Lily yang memerankan Tauriel dengan manisnya. Adegan-adegan lucu khas Peter Jackson (sang sutradara) sangat banyak dijumpai di sini. Selain tingkah pola yang lucu dari beberapa karakter, kelucuan juga datang dari percakapan (verbal).
Sesuai dengan judulnya yang menampilkan kata "Smaug", di sini diperlihatkan secara detail bagaimana rupa dari sosok naga yang disebut dengan nama Smaug itu. Setidaknya penampilan Smaug bisa membuat penonton merasa takjub, kagum berbalut kengerian yang dalam tanpa dasar. Roman percintaan (antara Tauriel dan Kili) turut diselipkan oleh Peter Jackson ke dalam film ini. Sesuatu hal yang tidak ditemui pada film sebelumnya. Mungkin ada penonton yang tidak menyukainya (saya justru sebaliknya), namun hal ini patut untuk diapresiasi.
Dengan kisah pertualangan yang apik, jalan cerita bagus, ditambah dengan sinematografi yang super indah, The Hobbit: The Desolation of Smaug layak untuk ditonton. Sangat menghibur! Beberapa teman saya merasa keberatan dengan ending yang ada. Sebagian berkata nanggung dan ada juga yang bilang jelek. Sebenarnya film bagus tidak harus diakhiri dengan ending yang bagus dan membahagiakan. Wajar bila The Hobbit: The Desolation of Smaug memberikan ending yang menggantung. Sebab konklusi akhir serial film The Hobbit ini bisa didapat pada sekuel berikutnya, yakni sekuel pamungkas bertajuk The Hobbit: There and Back Again, rilis bulan Juli 2014 mendatang. So, harap bersabar. Hanya memakan waktu 7 bulan saja. Kita yakin Peter Jackson sanggup membuat segala sesuatunya berakhir dengan indah. Masih ingat dengan film The Lord of The Rings: The Return of the King, selaku pamungkas serial film The Lord of the Rings?
Semoga berkenan.
Tambahan:
- An Uxpected Journey dan The Desolation of Smaug mengambil cerita dari bukunya. Sedangkan There and Back Again merupakan pengembangannya.
- Bangsa Elf memiliki umur yang panjang, namun bukan berarti mereka tidak bisa tewas.
- Usia Orlando Bloom (yang memerankan Legolas) 2 tahun lebih tua dari Lee Pace yang berperan sebagai Thranduil.
- Ada cameo Peter Jackson pada 1 menit awal film.
- Kejadian unik dan lucu. Saat screening film ini di salah satu bioskop di kota Sao Paolo, Brasil, speakernya langsung jebol begitu adegan Smaug yang meraung. Sumber: IMDb.
The Hobbit: The Desolation of Smaug berceritakan tentang pertualangan para Dwarf (kurcaci), yang dipimpin oleh Thorin, bersama Bilbo Baggins (yang telah berjanji menemani) untuk merebut Erebor dari sang naga bernama Smaug. Erebor sendiri adalah semacam kampung halaman leluhur dari bangsa kurcaci. Dan di situ terdapat begitu banyak emas dan permata lainnya. Sebelum benar-benar sampai ke Dale (kota di Erebor), rombongan harus melalui sebuah hutan bernama Mirkwood Forest. Di sini Gandalf, sang penyihir, harus berpisah dengan rombongan Bilbo cs demi tujuan tertentu yang juga tidak kalah pentingnya. Ternyata hutan tersebut membawa kesialan bagi Bilbo cs hingga harus berurusan dengan bangsa Elf (peri) yang dipimpin oleh raja bernama Thranduil, yang tidak lain adalah ayah dari Legolas. Selesai rintangan satu, Bilbo cs harus menghadapi rintangan lainnya di Lake-town. Lake-town inilah yang menjadi jalan penghubung untuk menuju Erebor. Sanggupkah Bilbo, Thorin dan beserta kurcaci lainnya mencapai dan menembus Erebor? Mampukah mereka mengusir Smaug dari Erebor dan merebut kembali harta-harta yang ada? Well, silakan tonton sendiri.
Secara keseluruhan, bagi saya, The Hobbit: The Desolation of Smaug menarik untuk ditonton. Seperti sudah bisa ditebak sebelumnya, di sekuel kali ini penonton akan dimanjakan dengan banyaknya adegan aksi. Salah satu adegan aksi yang bisa membuat penonton menahan nafas adalah saat kaum Orc mengejar Bilbo cs di sungai, dimana juga terdapat aksi-aksi pertarungan yang lincah, menawan dan anggun dari Legolas dan Tauriel. Kredit diberikan kepada Evangeline Lily yang memerankan Tauriel dengan manisnya. Adegan-adegan lucu khas Peter Jackson (sang sutradara) sangat banyak dijumpai di sini. Selain tingkah pola yang lucu dari beberapa karakter, kelucuan juga datang dari percakapan (verbal).
Sesuai dengan judulnya yang menampilkan kata "Smaug", di sini diperlihatkan secara detail bagaimana rupa dari sosok naga yang disebut dengan nama Smaug itu. Setidaknya penampilan Smaug bisa membuat penonton merasa takjub, kagum berbalut kengerian yang dalam tanpa dasar. Roman percintaan (antara Tauriel dan Kili) turut diselipkan oleh Peter Jackson ke dalam film ini. Sesuatu hal yang tidak ditemui pada film sebelumnya. Mungkin ada penonton yang tidak menyukainya (saya justru sebaliknya), namun hal ini patut untuk diapresiasi.
Dengan kisah pertualangan yang apik, jalan cerita bagus, ditambah dengan sinematografi yang super indah, The Hobbit: The Desolation of Smaug layak untuk ditonton. Sangat menghibur! Beberapa teman saya merasa keberatan dengan ending yang ada. Sebagian berkata nanggung dan ada juga yang bilang jelek. Sebenarnya film bagus tidak harus diakhiri dengan ending yang bagus dan membahagiakan. Wajar bila The Hobbit: The Desolation of Smaug memberikan ending yang menggantung. Sebab konklusi akhir serial film The Hobbit ini bisa didapat pada sekuel berikutnya, yakni sekuel pamungkas bertajuk The Hobbit: There and Back Again, rilis bulan Juli 2014 mendatang. So, harap bersabar. Hanya memakan waktu 7 bulan saja. Kita yakin Peter Jackson sanggup membuat segala sesuatunya berakhir dengan indah. Masih ingat dengan film The Lord of The Rings: The Return of the King, selaku pamungkas serial film The Lord of the Rings?
Semoga berkenan.
Tambahan:
- An Uxpected Journey dan The Desolation of Smaug mengambil cerita dari bukunya. Sedangkan There and Back Again merupakan pengembangannya.
- Bangsa Elf memiliki umur yang panjang, namun bukan berarti mereka tidak bisa tewas.
- Usia Orlando Bloom (yang memerankan Legolas) 2 tahun lebih tua dari Lee Pace yang berperan sebagai Thranduil.
- Ada cameo Peter Jackson pada 1 menit awal film.
- Kejadian unik dan lucu. Saat screening film ini di salah satu bioskop di kota Sao Paolo, Brasil, speakernya langsung jebol begitu adegan Smaug yang meraung. Sumber: IMDb.
Thursday, December 12, 2013
LUNA SEA - A WILL
Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu itu datang juga. Sebuah penantian panjang terobati sudah. Tanggal 11 Desember 2013 kemarin LUNA SEA dengan resmi merilis album terbarunya yang berjudul A WILL. Merupakan album terbaru mereka setelah 13 tahun lamanya tak pernah merilis sebuah album pun (sebelumnya, album terakhir LUNA SEA adalah PERIOD, rilis tahun 2000). Lantas, bagaimanakah album A WILL dari band yang sempat mengunjungi Thailand dan Singapura awal tahun kemarin ini? Well, pada awalnya sedikit susah untuk dicerna, namun setelah didengar secara berulang kali sentuhan khas dari masing-masing personil LUNA SEA melalui lagu-lagu yang ada dapat dinikmati dengan indahnya.
Secara keseluruhan album ini berisikan 11 track lagu. Dimana 4 buah lagunya sudah terlebih dahulu disimak melalui versi singlenya. Ke-empat lagu tersebut adalah Rogue (04:30), The End of the Dream (04:01), RUN (04:30) dan Thoughts (04:08). Rogue kental dengan sentuhan rock & roll yang keluar dari petikan-petikan gitar miliknya Sugizo. The End of the Dream sebuah lagu dengan nada up-beat yang bagian chorusnya (tarikan tinggi Ryuichi plus vibran khasnya itu) terasa sangat catchy sekali. RUN, siapa saja pasti menyukai lagu yang dijadikan theme song serial drama TV Toshi Densetsu no Onna ini. Sepintas mirip dengan lagu The End of the Dream sih. Thoughts, sebuah lagu yang intronya mengingatkan saya dengan lagu Rosier, merupakan tembang unggulan yang bisa disimak dalam album ini. I really love this song!
Anthem of Light (04:16), lagu yang dipercayakan sebagai pembuka album, mampu menampilkan sisi glamor dan kharisma dari LUNA SEA itu sendiri. Sebuah lagu yang cukup megah. Pertama kali mendengar lagu MARIA (05:28), jujur, saya langsung jatuh cinta dengan lagu ini. Sedikit ballad dan tampil melankolis. Senandung yang diperagakan oleh Ryuichi memberikan keindahan tersendiri. Membuat saya sedikit penasaran dan bertanya bercerita tentang apakah lagu ini. Layak ditunggu translatenya. Oh iya, di sini bisa didengar gesekan biola yang dimainkan oleh Sugizo. Glowing (04:29), cukup berat serta bertenaga dengan tempo yang sedikit melambat. Walaupun hanya sebagai filler-track, saya suka dengan aksi solo gitar Sugizo di sini.
Berikutnya ada absorb (06:21). Sebuah lagu dengan durasi terpanjang yang bisa dijumpai dalam album ini. Biasa saja lagunya. Another filler-track, maybe? Metamorphosis (05:49) menampilkan sisi garang dan liar dari LUNA SEA. Musik (terutama kocokan-kocokan gitar Sugizo) pada bagian awal lagu sekilas mengingatkan saya dengan Blue Transparency. Shinya cukup intens memainkan pedal-drumnya. GIN NO TSUKI (05:35) juga merupakan lagu yang sangat asyik sekali untuk disimak. Akustik gitar yang catchy diimbangi dengan betotan bass dari J yang tegas. Dan lagi Sugizo menyumbangkan permainan biolanya di sini. Lagu terakhir sekaligus penutup album adalah Grace (05:11). Another ballad-song yang cukup anggun, dengan tambahan orkestra musik. Nice.
Overall, album A WILL, yang secara total berdurasikan 55 menit ini cukup oke untuk disimak. Jangan terjebak dengan masa lalu LUNA SEA. Segera move on. Dengarkan lagu-lagu dalam album ini dengan seksama. Sebab inilah sosok LUNA SEA sekarang! Ditunggu lagi rilisan-rilisan terbaru dari band yang terbentuk sejak tahun 1989 ini.
Semoga berkenan.
Secara keseluruhan album ini berisikan 11 track lagu. Dimana 4 buah lagunya sudah terlebih dahulu disimak melalui versi singlenya. Ke-empat lagu tersebut adalah Rogue (04:30), The End of the Dream (04:01), RUN (04:30) dan Thoughts (04:08). Rogue kental dengan sentuhan rock & roll yang keluar dari petikan-petikan gitar miliknya Sugizo. The End of the Dream sebuah lagu dengan nada up-beat yang bagian chorusnya (tarikan tinggi Ryuichi plus vibran khasnya itu) terasa sangat catchy sekali. RUN, siapa saja pasti menyukai lagu yang dijadikan theme song serial drama TV Toshi Densetsu no Onna ini. Sepintas mirip dengan lagu The End of the Dream sih. Thoughts, sebuah lagu yang intronya mengingatkan saya dengan lagu Rosier, merupakan tembang unggulan yang bisa disimak dalam album ini. I really love this song!
Anthem of Light (04:16), lagu yang dipercayakan sebagai pembuka album, mampu menampilkan sisi glamor dan kharisma dari LUNA SEA itu sendiri. Sebuah lagu yang cukup megah. Pertama kali mendengar lagu MARIA (05:28), jujur, saya langsung jatuh cinta dengan lagu ini. Sedikit ballad dan tampil melankolis. Senandung yang diperagakan oleh Ryuichi memberikan keindahan tersendiri. Membuat saya sedikit penasaran dan bertanya bercerita tentang apakah lagu ini. Layak ditunggu translatenya. Oh iya, di sini bisa didengar gesekan biola yang dimainkan oleh Sugizo. Glowing (04:29), cukup berat serta bertenaga dengan tempo yang sedikit melambat. Walaupun hanya sebagai filler-track, saya suka dengan aksi solo gitar Sugizo di sini.
Berikutnya ada absorb (06:21). Sebuah lagu dengan durasi terpanjang yang bisa dijumpai dalam album ini. Biasa saja lagunya. Another filler-track, maybe? Metamorphosis (05:49) menampilkan sisi garang dan liar dari LUNA SEA. Musik (terutama kocokan-kocokan gitar Sugizo) pada bagian awal lagu sekilas mengingatkan saya dengan Blue Transparency. Shinya cukup intens memainkan pedal-drumnya. GIN NO TSUKI (05:35) juga merupakan lagu yang sangat asyik sekali untuk disimak. Akustik gitar yang catchy diimbangi dengan betotan bass dari J yang tegas. Dan lagi Sugizo menyumbangkan permainan biolanya di sini. Lagu terakhir sekaligus penutup album adalah Grace (05:11). Another ballad-song yang cukup anggun, dengan tambahan orkestra musik. Nice.
Overall, album A WILL, yang secara total berdurasikan 55 menit ini cukup oke untuk disimak. Jangan terjebak dengan masa lalu LUNA SEA. Segera move on. Dengarkan lagu-lagu dalam album ini dengan seksama. Sebab inilah sosok LUNA SEA sekarang! Ditunggu lagi rilisan-rilisan terbaru dari band yang terbentuk sejak tahun 1989 ini.
Semoga berkenan.
Wednesday, December 11, 2013
FROZEN
Jangan remehkan film terbaru miliknya Walt Disney ini. Trailernya mungkin terlihat biasa. Demikian bila melihat poster filmnya. Tapi percayalah, cerita dari film animasi arahan sutradara Chris Buck dan Jennifer Lee ini begitu bagus sekali. Bisa saya katakan Frozen adalah film animasi terbaik Walt Disney pada beberapa tahun belakangan ini.
Frozen sendiri ceritanya mengambil (mengadaptasi) kisah tentang Putri Salju (The Snow Queen) yang sudah kita ketahui bagaimana detailnya. Namun kali ini dibuat dengan versi yang beda dan unik. Tersebutlah seorang putri raja bernama Elsa yang memiliki kekuatan sihir. Akibat salah paham dengan adiknya yang bernama Anna dan juga rakyat kerajaan yang takut dengan kekuatan yang dimiliki Elsa, Ia pun pergi meninggalkan kerajaannya. Di sebuah gunung Elsa mendirikan istananya sendiri dan merasa bebas tanpa terusik oleh siapapun. Namun sayangnya dia tidak mengetahui bahwa akibat ulahnya (yang tidak bisa mengontrol kekuatannya) itu keseimbangan alam terganggu. Kerajaan dilanda musim dingin; yang seharusnya sudah masuk musim panas. Anna pun berupaya untuk bertemu dan menolong serta menyadarkan sang kakak Elsa. Pertualangan pun dimulai. Di sini nantinya Anna akan bertemu dengan Kristoff, seorang pemuda yang terkesan urakan namun memiliki jiwa pemberani dan baik hati.
Film animasi yang dibalut dengan musikal ini menawarkan sesuatu hal yang asyik dibandingkan film-film animasi lainnya. Terasa old-skul namun justru di situlah letak kelebihannya. Lagu-lagu serta musik yang ditampilkan juga begitu menawan. Lihat saja bagaimana memukaunya Elsa pada bagian ini.
Bukan film animasi Walt Disney namanya bila tidak menawarkan kelucuan. Kelucuan bisa ditemukan melalui karakter boneka salju bernama Olaf. Dan juga seekor rusa miliknya Kristoff. Mampu membuat penonton tertawa renyah.
Alhasil, Frozen adalah film animasi yang anggun. Sebuah film menyambut Natal yang layak untuk ditonton oleh siapa saja. Baik itu yang muda maupun orang dewasa bahkan seluruh keluarga. Silakan buktikan sendiri jika tidak percaya.
Semoga berkenan.
Tambahan:
Di awal film ada sebuah film pendek Mickey Mouse yang berjudul Get a Horse. Kejutan yang menarik. Pada salah satu adegan di Get a Horse ada diperlihatkan sebuah karakter yang memakai kaos dengan gambar logo perisai Captain America. Salah satu taktik Walt Disney untuk mempromosikan film Captain America: The Winter Soldier yang akan rilis awal bulan April 2014 mendatang. Sebab Marvel Comics adalah perusahaan komik yang berada di bawah bendera Walt Disney. Wajar.
Frozen sendiri ceritanya mengambil (mengadaptasi) kisah tentang Putri Salju (The Snow Queen) yang sudah kita ketahui bagaimana detailnya. Namun kali ini dibuat dengan versi yang beda dan unik. Tersebutlah seorang putri raja bernama Elsa yang memiliki kekuatan sihir. Akibat salah paham dengan adiknya yang bernama Anna dan juga rakyat kerajaan yang takut dengan kekuatan yang dimiliki Elsa, Ia pun pergi meninggalkan kerajaannya. Di sebuah gunung Elsa mendirikan istananya sendiri dan merasa bebas tanpa terusik oleh siapapun. Namun sayangnya dia tidak mengetahui bahwa akibat ulahnya (yang tidak bisa mengontrol kekuatannya) itu keseimbangan alam terganggu. Kerajaan dilanda musim dingin; yang seharusnya sudah masuk musim panas. Anna pun berupaya untuk bertemu dan menolong serta menyadarkan sang kakak Elsa. Pertualangan pun dimulai. Di sini nantinya Anna akan bertemu dengan Kristoff, seorang pemuda yang terkesan urakan namun memiliki jiwa pemberani dan baik hati.
Film animasi yang dibalut dengan musikal ini menawarkan sesuatu hal yang asyik dibandingkan film-film animasi lainnya. Terasa old-skul namun justru di situlah letak kelebihannya. Lagu-lagu serta musik yang ditampilkan juga begitu menawan. Lihat saja bagaimana memukaunya Elsa pada bagian ini.
Bukan film animasi Walt Disney namanya bila tidak menawarkan kelucuan. Kelucuan bisa ditemukan melalui karakter boneka salju bernama Olaf. Dan juga seekor rusa miliknya Kristoff. Mampu membuat penonton tertawa renyah.
Alhasil, Frozen adalah film animasi yang anggun. Sebuah film menyambut Natal yang layak untuk ditonton oleh siapa saja. Baik itu yang muda maupun orang dewasa bahkan seluruh keluarga. Silakan buktikan sendiri jika tidak percaya.
Semoga berkenan.
Tambahan:
Di awal film ada sebuah film pendek Mickey Mouse yang berjudul Get a Horse. Kejutan yang menarik. Pada salah satu adegan di Get a Horse ada diperlihatkan sebuah karakter yang memakai kaos dengan gambar logo perisai Captain America. Salah satu taktik Walt Disney untuk mempromosikan film Captain America: The Winter Soldier yang akan rilis awal bulan April 2014 mendatang. Sebab Marvel Comics adalah perusahaan komik yang berada di bawah bendera Walt Disney. Wajar.
Sunday, November 24, 2013
Sebarkan Virus Underground di Palangka Raya
Yup, begitulah tajuk yang bisa dilihat pada rubrik KOMUNITAS, koran KALTENG POS, edisi hari Minggu, tanggal 24 November 2013. Dalam rubrik tersebut terdapat sekilas profile dari komunitas underground di kota Palangka Raya yang bernama PALANGKA RAYA METAL CORNER (biasa disingkat dengan PMC). Saya aktif di dalam komunitas ini. Dan kebetulan juga saya ikut mengetik artikel dalam media cetak harian tersebut.
Saat mengetik tulisan untuk rubrik ini, saya baru sadar bahwa kiprah PMC sudah mencapai 7 tahun lebih. Tentunya ini bukanlah sebuah waktu yang singkat. Banyak suka dan duka semenjak gabung dalam komunitas ini. Apalagi berbicara soal pengorbanan. Namun itu semuanya tidak menjadi sesuatu hal yang mengganjal baik di dalam hati maupun pikiran. Konsekuensi dari komunitas underground memang begitu. Contoh yang paling nyata adalah saat mengadakan DISTORSI MAXIMUM, sebuah event metal andalan miliknya PMC. Kadang kekurangan materi (akibat susahnya cari sponsor) harus digantikan dari kantong pribadi. Termasuk saya sendiri. Sadar akan kekurangan dana, saya menolak dikasih upah/honor/fee untuk menjadi MC (pembawa acara) dalam event tersebut. Yang penting acara sukses, saya sudah puas lahir batin.
Well, semoga dengan adanya profile singkat PMC di koran KALTENG POS tersebut dapat memperkenalkan lebih luas lagi akan keberadaan komunitas ini.
METAL NYAMAH MAHUTUS!
Saat mengetik tulisan untuk rubrik ini, saya baru sadar bahwa kiprah PMC sudah mencapai 7 tahun lebih. Tentunya ini bukanlah sebuah waktu yang singkat. Banyak suka dan duka semenjak gabung dalam komunitas ini. Apalagi berbicara soal pengorbanan. Namun itu semuanya tidak menjadi sesuatu hal yang mengganjal baik di dalam hati maupun pikiran. Konsekuensi dari komunitas underground memang begitu. Contoh yang paling nyata adalah saat mengadakan DISTORSI MAXIMUM, sebuah event metal andalan miliknya PMC. Kadang kekurangan materi (akibat susahnya cari sponsor) harus digantikan dari kantong pribadi. Termasuk saya sendiri. Sadar akan kekurangan dana, saya menolak dikasih upah/honor/fee untuk menjadi MC (pembawa acara) dalam event tersebut. Yang penting acara sukses, saya sudah puas lahir batin.
Well, semoga dengan adanya profile singkat PMC di koran KALTENG POS tersebut dapat memperkenalkan lebih luas lagi akan keberadaan komunitas ini.
METAL NYAMAH MAHUTUS!
Saturday, November 02, 2013
THOR: THE DARK WORLD
Thor: The Dark World tayang di Indonesia mulai hari Rabu tanggal 30 Oktober 2013 kemarin. Sedangkan untuk kawasan Amerika Utara akan dirilis tanggal 5 November 2013 mendatang. Berbahagialah kita yang tinggal di Indonesia. Mengapa Indonesia selalu selalu dapat jatah tayang paling duluan? Mungkin salah satunya dikarenakan antusiasme penggemar film Indonesia lebih heboh daripada di sana. Apalagi film-film superhero seperti ini biasanya meraup banyak pendapatan ketimbang di Amerika Utara itu sendiri.
Kembali ke laptop. Saya sudah menonton Thor: The Dark World. Secara keseluruhan saya suka dengan film arahan dari sutradara Alan Tylor (Game of Thrones) ini. Thor: The Dark World ceritanya lebih berisi dibandingkan film Thor tahun 2011 lalu. Menurut saya, film Thor sebelumnya hanyalah sebuah tempelan yang sengaja dibuat untuk melancarkan alur The Avengers. Makanya terkesan dangkal dan kurang menarik. Twist pada Thor: The Dark World tergolong oke. Memberikan surprise tersendiri bagi saya. Di sini juga bisa dijumpai candaan-candaan (berupa verbal) yang segar dan cerdas. Beberapa kali saya tertawa renyah dibuatnya. Untuk special effect tidak perlu diragukan lagi. Membawa kita ke suasana negeri dewa-dewi di atas awan dibalut sentuhan futuristik ala Star Wars. Kekurangan yang ada pada Thor: The Dark World mungkin adalah plotnya yang sedikit berantakan. Demikian juga karakter villainnya yang terkesan kacangan. Tidak memiliki kharisma layaknya peran antagonis seperti Loki yang diperankan oleh Tom Hiddleston.
Berbicara soal karakter Loki, bisa dikatakan Loki lah yang menjadi bintang dalam film Thor: The Dark World ini. Kredit diberikan kepada Tom Hiddleston yang memerankan Loki. Berkat dia filmnya lebih berwarna, lucu, konyol bahkan sampai dengan ngaco. Lantas bagaimana dengan Natalie Portman? Perannya sebagai Jane Foster biasa saja. Namun saya takjub dengan kecantikan dari perempuan yang sempat bermain di film V for Vendetta ini.
Oh iya, akan ada cameo dari Stan Lee di film ini. Juga ada cameo dari salah satu anggota The Avengers, yakni Captain America/Steve Rogers. Silakan ditunggu kemunculannya. Hadirnya Captain America berupa cameo di film ini sepertinya tidak lepas dari strategi Marvel (dan Walt Disney tentunya) untuk mempromosikan film Captain America: The Winter Soldier yang akan dirilis pada bulan April tahun 2014.
Bukan Marvel namanya bila tidak memberikan kejutan seperti biasanya, yaitu berupa bonus ending tambahan. Thor: The Dark World memiliki 2 buah ending tambahan. Yang pertama pada mid credit (di pertengahan) dan satunya lagi pada post credit (paling akhir setelah credit list selesai ditayangkan). Ending pada mid credit sepertinya berhubungan erat dengan film Marvel lainnya, Guardians of the Galaxy (rilis 1 Agustus 2014). Sedangkan ending pada post credit menandakan bakal ada sekuelnya. Sebab di situ diperlihatkan Thor telah menentukan pilihannya.
Kesimpulan akhir, Thor: The Dark World layak tonton. Semoga berkenan.
Kembali ke laptop. Saya sudah menonton Thor: The Dark World. Secara keseluruhan saya suka dengan film arahan dari sutradara Alan Tylor (Game of Thrones) ini. Thor: The Dark World ceritanya lebih berisi dibandingkan film Thor tahun 2011 lalu. Menurut saya, film Thor sebelumnya hanyalah sebuah tempelan yang sengaja dibuat untuk melancarkan alur The Avengers. Makanya terkesan dangkal dan kurang menarik. Twist pada Thor: The Dark World tergolong oke. Memberikan surprise tersendiri bagi saya. Di sini juga bisa dijumpai candaan-candaan (berupa verbal) yang segar dan cerdas. Beberapa kali saya tertawa renyah dibuatnya. Untuk special effect tidak perlu diragukan lagi. Membawa kita ke suasana negeri dewa-dewi di atas awan dibalut sentuhan futuristik ala Star Wars. Kekurangan yang ada pada Thor: The Dark World mungkin adalah plotnya yang sedikit berantakan. Demikian juga karakter villainnya yang terkesan kacangan. Tidak memiliki kharisma layaknya peran antagonis seperti Loki yang diperankan oleh Tom Hiddleston.
Berbicara soal karakter Loki, bisa dikatakan Loki lah yang menjadi bintang dalam film Thor: The Dark World ini. Kredit diberikan kepada Tom Hiddleston yang memerankan Loki. Berkat dia filmnya lebih berwarna, lucu, konyol bahkan sampai dengan ngaco. Lantas bagaimana dengan Natalie Portman? Perannya sebagai Jane Foster biasa saja. Namun saya takjub dengan kecantikan dari perempuan yang sempat bermain di film V for Vendetta ini.
Oh iya, akan ada cameo dari Stan Lee di film ini. Juga ada cameo dari salah satu anggota The Avengers, yakni Captain America/Steve Rogers. Silakan ditunggu kemunculannya. Hadirnya Captain America berupa cameo di film ini sepertinya tidak lepas dari strategi Marvel (dan Walt Disney tentunya) untuk mempromosikan film Captain America: The Winter Soldier yang akan dirilis pada bulan April tahun 2014.
Bukan Marvel namanya bila tidak memberikan kejutan seperti biasanya, yaitu berupa bonus ending tambahan. Thor: The Dark World memiliki 2 buah ending tambahan. Yang pertama pada mid credit (di pertengahan) dan satunya lagi pada post credit (paling akhir setelah credit list selesai ditayangkan). Ending pada mid credit sepertinya berhubungan erat dengan film Marvel lainnya, Guardians of the Galaxy (rilis 1 Agustus 2014). Sedangkan ending pada post credit menandakan bakal ada sekuelnya. Sebab di situ diperlihatkan Thor telah menentukan pilihannya.
Kesimpulan akhir, Thor: The Dark World layak tonton. Semoga berkenan.
Saturday, October 19, 2013
Lama Vakum, KRKT Mengadakan Aksi Sosial
Sore tadi (Sabtu, 19 Oktober 2013) saya bersama beberapa teman dari komunitas Kaskuser Regional Kalimantan Tengah (biasa disingkat KRKT) mengadakan aksi sosial ke lokasi kebakaran Palangka Sari yang beralamatkan di jalan Darmosugondo, kota Palangka Raya. Kebakaran yang menghanguskan ratusan rumah dan puluhan toko ini terjadi pada hari Jumat tanggal 4 Oktober 2013 lalu. Akibat kebakaran itu, kerugian yang ditaksir mencapai puluhan milyar. Kunjungan kami ini juga sekaligus memberikan bantuan/sumbangan demi meringankan penderitaan para korban kebakaran. Bantuan yang disumbangkan hanya berupa uang tunai saja sih.
Yang saya sesalkan adalah jumlah kaskuser (sebutan untuk anggota pengguna forum Kaskus) yang datang dalam aksi sosial ini. Bisa dihitung dengan hari. Saya sedikit kecewa. Bagaimana tidak kecewa. Saat rapat untuk menentukan dan merencanakan aksi sosial ini, yang datang lumayan banyak. Entah kenapa saat aksi di lapangan jumlah yang hadir malah sedikit. Yah, saya hanya bisa berpikir positif saja. Mungkin diantara rekan-rekan kaskuser banyak yang berhalangan hadir karena masalah pekerjaan dan urusan lainnya. Setidaknya mereka sudah memberikan donasi.
Apapun itu, aksi dari Kaskuser Regional Kalimantan Tengah tadi sangat penting menurut saya. Kenapa penting? Karena KRKT sudah lama vakum dari kegiatannya. Seingat saya kegiatan terakhir KRKT adalah pada tahun 2011 lalu. Semoga para kaskuser sini dapat meluangkan waktunya untuk menghidupkan kembali komunitas yang sebenarnya cukup besar ini. Tidak perlu mengadakan aksi yang bertaraf besar bahkan heboh. Asal bisa mengikuti dengan semaksimal mungkin itu saja sudah cukup kok.
Sekedar celoteh di petang hari. Semoga berkenan.
Tambahan:
Link KRKT di forum Kaskus: http://www.kaskus.co.id/forum/385/kalimantan-tengah
Yang saya sesalkan adalah jumlah kaskuser (sebutan untuk anggota pengguna forum Kaskus) yang datang dalam aksi sosial ini. Bisa dihitung dengan hari. Saya sedikit kecewa. Bagaimana tidak kecewa. Saat rapat untuk menentukan dan merencanakan aksi sosial ini, yang datang lumayan banyak. Entah kenapa saat aksi di lapangan jumlah yang hadir malah sedikit. Yah, saya hanya bisa berpikir positif saja. Mungkin diantara rekan-rekan kaskuser banyak yang berhalangan hadir karena masalah pekerjaan dan urusan lainnya. Setidaknya mereka sudah memberikan donasi.
Apapun itu, aksi dari Kaskuser Regional Kalimantan Tengah tadi sangat penting menurut saya. Kenapa penting? Karena KRKT sudah lama vakum dari kegiatannya. Seingat saya kegiatan terakhir KRKT adalah pada tahun 2011 lalu. Semoga para kaskuser sini dapat meluangkan waktunya untuk menghidupkan kembali komunitas yang sebenarnya cukup besar ini. Tidak perlu mengadakan aksi yang bertaraf besar bahkan heboh. Asal bisa mengikuti dengan semaksimal mungkin itu saja sudah cukup kok.
Sekedar celoteh di petang hari. Semoga berkenan.
Tambahan:
Link KRKT di forum Kaskus: http://www.kaskus.co.id/forum/385/kalimantan-tengah
Saturday, October 05, 2013
GRAVITY
Gravity, salah satu film bertema science yang saya tunggu-tunggu kehadirannya di tahun 2013 ini. Sebelumnya ada Oblivion, Elysium dan Pacific Rim yang menurut saya gregetnya kurang wah. Lantas, apakah Gravity juga bernasib sama? Tidak! Gravity sungguh luar biasa mempesona. Film yang disutradarai oleh Alfonso Cuaron ini menawarkan sesuatu yang baru bagi film-film bertema ruang angkasa. Bagi kalian yang memang menggemari ilmu ruang angkasa atau juga astronomi, jangan sampai melewatkan film yang indah ini.
Menyaksikan trailer dari film ini, saya tidak memiliki ide untuk menerka akan seperti apa film ini. Ternyata begitu selesai menonton filmnya, barulah saya memahami. Secara garis besar, film ini menceritakan 2 orang astronaut yang mencoba menyelamatkan diri setelah mengalami kecelakaan pada stasiun ruang angkasa. Pertualangan untuk bertahan hidup yang tertuang di dalam film ini mampu membuat penonton untuk turut merasakan ketegangan yang mencekam, bahkan juga ikut menahan nafas begitu ancaman dan rintangan mulai menghampiri. Dengan alur cerita yang sangat intens, penonton tidak sadar bahwa durasi film telah mencapai 93 menit.
Visual effect dan cinematography yang ada pada film Gravity layak untuk diacungi jempol. Saya tidak dapat berkata-kata bagaimana cantiknya pemandangan Bumi, ruang angkasa, dll yang ada dalam film ini. Salah satu bentuk kecantikan tersebut bisa disaksikan pada awal film. Dimana durasi 17 menit tersebut merupakan sebuah single-take shots. Alfonso Cuaron, yang juga sempat menyutradarai Harry Potter and the Prisoner of Azkaban ini, memang doyan dengan teknik yang beginian. Masih ingat dengan film beliau yang berjudul Children of Men (2006)? Di situ ada adegan single-take shots yang sangat memukau sekali. Yakni saat sang tokoh utama memasuki sebuah gedung untuk menyelamatkan seorang bayi dan ibunya. Kembali ke Gravity. Dalam film ini dapat dijumpai beberapa teknologi CGI. Namun itu bukan menjadi masalah yang berarti. Karena film dengan tema seperti ini kadang memerlukan bantuan CGI. Saya menyarankan agar menonton Gravity 3D-nya saja. Efek 3D-nya sangat terasa sekali. Bagi kalian yang membenci 3D, kali ini kalian harus membuang ego kalian. Percayalah.
Akting dari tokoh utama film yang diperankan oleh Sandra Bullock (tampil cantik dengan rambut pendeknya itu) dan George Clooney sangat mumpuni sekali. Malah menurut saya, Sandra Bullock layak untuk memenangi, minimal ajang Golden Globe Awards, dalam perannya sebagai Ryan Stone di film ini. George Clooney (berperan sebagai Matt Kowalski) juga oke untuk dijadikan pemain pembantu terbaik. Di film ini digambarkan seorang Ryan Stone yang merupakan astronaut muda dan masih minim pengalaman. Sedangkan Matt Kowalski adalah astronaut profesional dengan jam terbang yang tinggi.
Secara keseluruhan, Gravity sangat direkomendasikan. Layak tonton. Dan saya yakin Gravity nantinya akan menjadi sebuah masterpiece untuk film-film bertema ruang angkasa. Hal itu mungkin bisa saja terjadi. Sebab James Cameron (Avatar) saja sampai memberikan komentar begini untuk film ini: "I think it's the best space photography ever done, I think it's the best space film ever done, and it's the movie I've been hungry to see for an awful long time". Wow! Jadi jangan heran nantinya bila guru-guru di sekolah menggunakan film ini sebagai bahan atau referensi untuk memperkenalkan dunia ruang angkasa kepada murid-muridnya.
Oh iya, bagi kalian yang claustrophobia, berhati-hatilah untuk menonton film ini.
In space no one can hear you scream!
Tambahan:
- Awalnya Robert Downey Jr. ditawarkan untuk berperan sebagai Matt Kowalski. Namun tidak jadi karena jadwal yang sibuk.
- Beberapa adegan tabrakan di luar angkasa sengaja tidak diberikan sound effect oleh sutradara agar film ini sedikit lebih realistis. Yup, di ruang angkasa tidak ada suara.
- Yang membuat takjub dari segi cinematography dalam film Gravity ini adalah kamera tracking dari luar pelan-pelan, lalu masuk ke helm Bullock, jadi POV, terus keluar lagi.
- Usia boleh 49 tahun, tapi body Sandra Bullock tetap yahud!
Menyaksikan trailer dari film ini, saya tidak memiliki ide untuk menerka akan seperti apa film ini. Ternyata begitu selesai menonton filmnya, barulah saya memahami. Secara garis besar, film ini menceritakan 2 orang astronaut yang mencoba menyelamatkan diri setelah mengalami kecelakaan pada stasiun ruang angkasa. Pertualangan untuk bertahan hidup yang tertuang di dalam film ini mampu membuat penonton untuk turut merasakan ketegangan yang mencekam, bahkan juga ikut menahan nafas begitu ancaman dan rintangan mulai menghampiri. Dengan alur cerita yang sangat intens, penonton tidak sadar bahwa durasi film telah mencapai 93 menit.
Visual effect dan cinematography yang ada pada film Gravity layak untuk diacungi jempol. Saya tidak dapat berkata-kata bagaimana cantiknya pemandangan Bumi, ruang angkasa, dll yang ada dalam film ini. Salah satu bentuk kecantikan tersebut bisa disaksikan pada awal film. Dimana durasi 17 menit tersebut merupakan sebuah single-take shots. Alfonso Cuaron, yang juga sempat menyutradarai Harry Potter and the Prisoner of Azkaban ini, memang doyan dengan teknik yang beginian. Masih ingat dengan film beliau yang berjudul Children of Men (2006)? Di situ ada adegan single-take shots yang sangat memukau sekali. Yakni saat sang tokoh utama memasuki sebuah gedung untuk menyelamatkan seorang bayi dan ibunya. Kembali ke Gravity. Dalam film ini dapat dijumpai beberapa teknologi CGI. Namun itu bukan menjadi masalah yang berarti. Karena film dengan tema seperti ini kadang memerlukan bantuan CGI. Saya menyarankan agar menonton Gravity 3D-nya saja. Efek 3D-nya sangat terasa sekali. Bagi kalian yang membenci 3D, kali ini kalian harus membuang ego kalian. Percayalah.
Akting dari tokoh utama film yang diperankan oleh Sandra Bullock (tampil cantik dengan rambut pendeknya itu) dan George Clooney sangat mumpuni sekali. Malah menurut saya, Sandra Bullock layak untuk memenangi, minimal ajang Golden Globe Awards, dalam perannya sebagai Ryan Stone di film ini. George Clooney (berperan sebagai Matt Kowalski) juga oke untuk dijadikan pemain pembantu terbaik. Di film ini digambarkan seorang Ryan Stone yang merupakan astronaut muda dan masih minim pengalaman. Sedangkan Matt Kowalski adalah astronaut profesional dengan jam terbang yang tinggi.
Secara keseluruhan, Gravity sangat direkomendasikan. Layak tonton. Dan saya yakin Gravity nantinya akan menjadi sebuah masterpiece untuk film-film bertema ruang angkasa. Hal itu mungkin bisa saja terjadi. Sebab James Cameron (Avatar) saja sampai memberikan komentar begini untuk film ini: "I think it's the best space photography ever done, I think it's the best space film ever done, and it's the movie I've been hungry to see for an awful long time". Wow! Jadi jangan heran nantinya bila guru-guru di sekolah menggunakan film ini sebagai bahan atau referensi untuk memperkenalkan dunia ruang angkasa kepada murid-muridnya.
Oh iya, bagi kalian yang claustrophobia, berhati-hatilah untuk menonton film ini.
In space no one can hear you scream!
Tambahan:
- Awalnya Robert Downey Jr. ditawarkan untuk berperan sebagai Matt Kowalski. Namun tidak jadi karena jadwal yang sibuk.
- Beberapa adegan tabrakan di luar angkasa sengaja tidak diberikan sound effect oleh sutradara agar film ini sedikit lebih realistis. Yup, di ruang angkasa tidak ada suara.
- Yang membuat takjub dari segi cinematography dalam film Gravity ini adalah kamera tracking dari luar pelan-pelan, lalu masuk ke helm Bullock, jadi POV, terus keluar lagi.
- Usia boleh 49 tahun, tapi body Sandra Bullock tetap yahud!
Tuesday, October 01, 2013
METALLICA: THROUGH THE NEVER
Syukurlah, untuk Indonesia jadwal rilisnya bersamaan dengan jadwal rilis di Amerika Serikat sono. Yakni pada tanggal 27 September 2013. Entah ada motif apa di balik pemakaian tanggal 27 September sebagai perilisan film Metallica: Through the Never ini. Yang pasti 27 September adalah tanggal dimana Cliff Burton (eks bassis Metallica) meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan bus saat Metallica sedang mengadakan tur di negeri Swedia.
Saya sendiri baru bisa menyaksikan film ini pada hari Minggu tanggal 29 September 2013 kemarin. Maklum, bioskop di kota Palangka Raya mulai menayangkan Metallica: Through the Never pada tanggal 28 September 2013. Dan masa penayangannya hanya 2 hari saja, yaitu 28 s/d 29 September. Betapa beruntungnya saya yang sempat menonton film ini. Sebab, beberapa teman saya mengalami rasa sesal dan kekecewaan yang begitu mendalam saat tahu bioskop sini sudah tidak menayangkannya lagi.
Menonton Metallica: Through the Never ibarat menonton konser mereka saja. Sepanjang 90 menit, seperti yang kita ketahui bersama, diisi dengan pertunjukan Metallica yang memainkan beberapa buah lagu-lagu cadas nan tersohor itu. Baik itu mulai dari Creeping Death, For Whom the Bell Tolls, Ride the Lighting, One, ...And Justice for All, Master of Puppets, Enter Sandman bahkan sampai dengan Hit the Lights (sebuah tembang lawas dari album Kill 'Em All). Kejutannya, pada credit title bisa disaksikan Hetfield cs memainkan lagu Orion, sebuah lagu instrumental milik Metallica (diciptakan oleh Cliff Burton) yang sangat dicintai oleh fans beratnya.
Walaupun didominasi oleh aksi pertunjukan konser, Metallica: Through the Never memiliki jalan ceritanya sendiri. Yaitu seorang roadie bernama Trip, ditugaskan untuk mengambil suatu barang yang ada di dalam sebuah truk. Sepanjang perjalanan untuk menemukan dan membawa pulang barang tersebut, Trip mesti berhadapan dengan berbagai halangan dan rintangan. Yang sampai pada akhirnya mau tidak mau ia harus mempertaruhkan nyawanya sendiri. Kisah yang diramu dengan aksi pertunjukan musik Metallica ini cukup menghibur walaupun terkesan di luar logika.
Dari segi aksi/performa panggung yang ditampilkan oleh Metallica dalam film ini sepertinya tidak perlu disangsikan lagi. Salah satu poin bagus lainnya dari film ini adalah spesial efeknya. Sangat disarankan bagi kalian untuk menonton versi 3D-nya. Sayang banget, di studio saya nonton tidak tersedia 3D. Hanya 2D saja. Visualisasi dari isi lagu ke dalam bentuk lain juga layak diapresiasi. Lihat saja bagaimana saat lagu Creeping Death dimainkan, di panggung seakan-akan terjadi banjir darah. Atau munculnya penampakan nisan salib kuburan saat Master of Puppets mengalun. Atau juga saat lagu ...And Justice for All dikumandangkan, patung Dewi Athena berdiri dengan megahnya dan pada akhirnya roboh berantakan. Great! Untuk kualitas sound dari film ini sudah bisa dikatakan oke banget.
Syarat mutlak menonton Metallica: Through the Never adalah pastikan bahwa anda memang betul seorang penggemar berat dari band yang termasuk dalam "Big Four of Thrash Metal" ini. Jika anda bukanlah penggemarnya, bahkan tidak tahu lagu-lagunya Metallica, saya sarankan untuk tidak usah menonton filmnya. Saya juga menyarankan untuk menonton film ini bersama teman-teman sesama penggemar Metallica. Setidaknya nanti agar dapat ber-sing-along.
Saat saya kemarin menonton film ini, di dalam studio terdapat 8 orang penonton (iya, 'dikit banget!). Saat film tayang, entah kenapa hanya saya sendiri saja yang asyik bernyanyi-ria Penonton yang lain hanya diam saja, layaknya menonton acara wayang kulit. Musik metal layak dinikmati dengan ekspresi yang garang! Oh, seandainya di dalam studio diperbolehkan untuk moshing, mungkin saya sudah gila-gilaan di depan layar bioskop.
Secara keseluruhan, Metallica: Through the Never menurut saya highly recommended! Apalagi buat kalian-kalian yang ngakunya penggemar berat Metallica. Film ini tentunya sebuah keharusan. Jika sudah begini, rasanya berat sekali untuk move-on dari band cadas yang memulai karir sejak tahun 1981 ini.
METAL UP YOUR ASS!!!
Tambahan:
- Through the Never juga merupakan sebuah judul lagunya Metallica yang terdapat dalam album self-titled atau sering disebut dengan Black Album (rilis tahun 1991).
- Di situs Rotten Tomatoes, Metallica: Through the Never sempat mendapat rating 82%. Rating yang sangat bagus.
Saya sendiri baru bisa menyaksikan film ini pada hari Minggu tanggal 29 September 2013 kemarin. Maklum, bioskop di kota Palangka Raya mulai menayangkan Metallica: Through the Never pada tanggal 28 September 2013. Dan masa penayangannya hanya 2 hari saja, yaitu 28 s/d 29 September. Betapa beruntungnya saya yang sempat menonton film ini. Sebab, beberapa teman saya mengalami rasa sesal dan kekecewaan yang begitu mendalam saat tahu bioskop sini sudah tidak menayangkannya lagi.
Menonton Metallica: Through the Never ibarat menonton konser mereka saja. Sepanjang 90 menit, seperti yang kita ketahui bersama, diisi dengan pertunjukan Metallica yang memainkan beberapa buah lagu-lagu cadas nan tersohor itu. Baik itu mulai dari Creeping Death, For Whom the Bell Tolls, Ride the Lighting, One, ...And Justice for All, Master of Puppets, Enter Sandman bahkan sampai dengan Hit the Lights (sebuah tembang lawas dari album Kill 'Em All). Kejutannya, pada credit title bisa disaksikan Hetfield cs memainkan lagu Orion, sebuah lagu instrumental milik Metallica (diciptakan oleh Cliff Burton) yang sangat dicintai oleh fans beratnya.
Walaupun didominasi oleh aksi pertunjukan konser, Metallica: Through the Never memiliki jalan ceritanya sendiri. Yaitu seorang roadie bernama Trip, ditugaskan untuk mengambil suatu barang yang ada di dalam sebuah truk. Sepanjang perjalanan untuk menemukan dan membawa pulang barang tersebut, Trip mesti berhadapan dengan berbagai halangan dan rintangan. Yang sampai pada akhirnya mau tidak mau ia harus mempertaruhkan nyawanya sendiri. Kisah yang diramu dengan aksi pertunjukan musik Metallica ini cukup menghibur walaupun terkesan di luar logika.
Dari segi aksi/performa panggung yang ditampilkan oleh Metallica dalam film ini sepertinya tidak perlu disangsikan lagi. Salah satu poin bagus lainnya dari film ini adalah spesial efeknya. Sangat disarankan bagi kalian untuk menonton versi 3D-nya. Sayang banget, di studio saya nonton tidak tersedia 3D. Hanya 2D saja. Visualisasi dari isi lagu ke dalam bentuk lain juga layak diapresiasi. Lihat saja bagaimana saat lagu Creeping Death dimainkan, di panggung seakan-akan terjadi banjir darah. Atau munculnya penampakan nisan salib kuburan saat Master of Puppets mengalun. Atau juga saat lagu ...And Justice for All dikumandangkan, patung Dewi Athena berdiri dengan megahnya dan pada akhirnya roboh berantakan. Great! Untuk kualitas sound dari film ini sudah bisa dikatakan oke banget.
Syarat mutlak menonton Metallica: Through the Never adalah pastikan bahwa anda memang betul seorang penggemar berat dari band yang termasuk dalam "Big Four of Thrash Metal" ini. Jika anda bukanlah penggemarnya, bahkan tidak tahu lagu-lagunya Metallica, saya sarankan untuk tidak usah menonton filmnya. Saya juga menyarankan untuk menonton film ini bersama teman-teman sesama penggemar Metallica. Setidaknya nanti agar dapat ber-sing-along.
Saat saya kemarin menonton film ini, di dalam studio terdapat 8 orang penonton (iya, 'dikit banget!). Saat film tayang, entah kenapa hanya saya sendiri saja yang asyik bernyanyi-ria Penonton yang lain hanya diam saja, layaknya menonton acara wayang kulit. Musik metal layak dinikmati dengan ekspresi yang garang! Oh, seandainya di dalam studio diperbolehkan untuk moshing, mungkin saya sudah gila-gilaan di depan layar bioskop.
Secara keseluruhan, Metallica: Through the Never menurut saya highly recommended! Apalagi buat kalian-kalian yang ngakunya penggemar berat Metallica. Film ini tentunya sebuah keharusan. Jika sudah begini, rasanya berat sekali untuk move-on dari band cadas yang memulai karir sejak tahun 1981 ini.
METAL UP YOUR ASS!!!
Tambahan:
- Through the Never juga merupakan sebuah judul lagunya Metallica yang terdapat dalam album self-titled atau sering disebut dengan Black Album (rilis tahun 1991).
- Di situs Rotten Tomatoes, Metallica: Through the Never sempat mendapat rating 82%. Rating yang sangat bagus.
Sunday, August 18, 2013
ELYSIUM
Di Indonesia film ini akan ditayangkan secara reguler mulai tanggal 22 Agustus 2013 mendatang. Namun, film ini sudah bisa dinikmati untuk pertama kalinya via tayangan midnight malam Minggu (17 Agustus 2013) kemarin. Dan kebetulan saya merupakan salah satu diantara yang menonton untuk pertama kalinya. Mengingat jejak rekam sang sutradara asal Afrika Selatan, yaitu Neill Blomkamp, yang sukses sangat luar biasa dalam penyutradaraan film Distric 9 (2009), wajar jika ekspektasi saya sedikit tinggi akan film Elysium ini. Terlebih lagi saya begitu menyukai film-film yang bertemakan sci-fi (science fiction). Sayangnya, selesai menyimak film yang memakan durasi kurang lebih 110 menit ini, meninggalkan sedikit rasa kecewa. Bagi saya, Elysium terlampau biasa dan standar. Tidak jelek sih dan juga tidak terlalu bagus-bagus amat.
Memang tidak adil bila kita membanding-bandingkan Elysium dengan Distric 9, sebuah film yang diakui oleh beberapa penikmat film sebagai film sci-fi terbaik hingga saat ini. Namun sangat jelas terlihat, terdapat penurunan kualitas dari apa yang telah dikerjakan oleh Neill Blomkamp. Naskah sangat dangkal sekali. Kurang tergali dengan baik. Pendalaman dari karakter-karakternya juga kurang mengena. Termasuk bagian sisi emosionalnya. Semenjak awal film hingga pertengahan film berjalan dengan datar-datar saja. Tanpa diintimidasi dengan suatu ketegangan yang berarti. Menimbulkan tanya apakah pada bagian akhirnya juga demikian. Dan jawabannya, bagi saya, adalah iya.
Di luar itu, ada beberapa hal positif yang saya suka dari film ini. Sudah barang tentu itu adalah visual effect-nya. Memanjakan imajinasi para penonton dengan kecanggihan yang ada. Selain itu juga karena tema uniknya yang agak serupa dengan permasalahan serta kondisi keadaan dunia pada saat ini. Yaitu diskriminasi, politisasi, pemberontakan, pembohongan dan masih ada beberapa hal lainnya. Juga menyentuh sisi sosial. Selain itu pula, banyak pesan moral yang disampaikan di sini.
Bila kalian penggemar berat Matt Damon, sudah barang tentu harus menonton film ini. Yah, walaupun penampilannya tidak terlalu keren (malah kebanting oleh aksi Sharlto Copley yang berperan sebagai Kruger). Demikian pula bila ada yang merasa kangen dengan aktris cantik senior, yakni Jodie Foster, film ini bolehlah untuk dilirik.
Semoga berkenan.
Memang tidak adil bila kita membanding-bandingkan Elysium dengan Distric 9, sebuah film yang diakui oleh beberapa penikmat film sebagai film sci-fi terbaik hingga saat ini. Namun sangat jelas terlihat, terdapat penurunan kualitas dari apa yang telah dikerjakan oleh Neill Blomkamp. Naskah sangat dangkal sekali. Kurang tergali dengan baik. Pendalaman dari karakter-karakternya juga kurang mengena. Termasuk bagian sisi emosionalnya. Semenjak awal film hingga pertengahan film berjalan dengan datar-datar saja. Tanpa diintimidasi dengan suatu ketegangan yang berarti. Menimbulkan tanya apakah pada bagian akhirnya juga demikian. Dan jawabannya, bagi saya, adalah iya.
Di luar itu, ada beberapa hal positif yang saya suka dari film ini. Sudah barang tentu itu adalah visual effect-nya. Memanjakan imajinasi para penonton dengan kecanggihan yang ada. Selain itu juga karena tema uniknya yang agak serupa dengan permasalahan serta kondisi keadaan dunia pada saat ini. Yaitu diskriminasi, politisasi, pemberontakan, pembohongan dan masih ada beberapa hal lainnya. Juga menyentuh sisi sosial. Selain itu pula, banyak pesan moral yang disampaikan di sini.
Bila kalian penggemar berat Matt Damon, sudah barang tentu harus menonton film ini. Yah, walaupun penampilannya tidak terlalu keren (malah kebanting oleh aksi Sharlto Copley yang berperan sebagai Kruger). Demikian pula bila ada yang merasa kangen dengan aktris cantik senior, yakni Jodie Foster, film ini bolehlah untuk dilirik.
Semoga berkenan.
Monday, August 05, 2013
THE CONJURING
Begitu melihat rating film ini ada pada angka 85% di situs Rotten Tomatoes, tanpa pikir 2 kali saya berniat untuk menontonnya. Jujur saja, saya paling malas nonton film horor. Sebab urat adrenalin saya terlalu pendek untuk menyaksikan hal-hal yang bisa bikin kaget. Ditambah lagi dengan jantung saya yang akan berdenyut tidak beraturan bila dikasih lihat penampakan mahluk seram. Tapi demi The Conjuring, hal-hal tersebut saya abaikan. Dan apa yang terjadi?
Sial! Ini film ternyata bangsat banget! Saya dibuat takut dan terkaget-kaget minta ampun. Untung saja tidak menyebabkan ngompol. Bahkan pada suatu adegan, dimana tampak sebuah penampakan dari hantu yang mengerikan, bulu kuduk saya langsung berdiri dengan suksesnya. Gila, jarang-jarang saya mengalami hal seperti ini.
The Conjuring disutradarai oleh James Wan, yang notabene adalah sutradara dari film Saw (2004) dan Insidious (2010). Melihat dari film-film yang pernah digarap oleh sutradara berdarah Malaysia itu saja sebenarnya sudah bisa ditebak dan dijadikan patokan akan seberapa ngeri, menyeramkan dan menakutkannya film The Conjuring ini. Kejeniusan James Wan dapat disimak dari kejutan-kejutan yang ia hadirkan sepanjang film. Dengan sabar ia menggiring rasa takut penonton secara perlahan mulai dari yang paling ringan hingga sampai pada eksekusi klimaks yang mampu membuat penonton di studio menjerit histeris bersamaan.
The Conjuring dapat saya katakan sebagai film horor yang sebenar-benarnya. Tidak perlu adegan jijik, berdarah-darah, slash, gore maupun sejenisnya dalam sebuah film horor yang bagus. The Conjuring mampu membuktikan hal tersebut. The Conjuring hanya mengambil satu prinsip, yaitu murni menakut-nakuti penonton. Sudah lama sekali kita tidak menonton film horor yang seperti ini. Mungkin Insidious lah yang bisa menyaingi.
Akhir kata, film ini sangat saya rekomendasikan. Silakan tonton jika masih punya nyali.
Want to play a game of hide and clap?
Tambahan:
- Film ini diambil dari kisah nyata!
- Tahun ini juga akan hadir film terbaru dari James Wan. Judulnya Insidious: Chapter 2. Rilis bulan September mendatang. Siap-siap olahraga jantung lagi nih.
Sial! Ini film ternyata bangsat banget! Saya dibuat takut dan terkaget-kaget minta ampun. Untung saja tidak menyebabkan ngompol. Bahkan pada suatu adegan, dimana tampak sebuah penampakan dari hantu yang mengerikan, bulu kuduk saya langsung berdiri dengan suksesnya. Gila, jarang-jarang saya mengalami hal seperti ini.
The Conjuring disutradarai oleh James Wan, yang notabene adalah sutradara dari film Saw (2004) dan Insidious (2010). Melihat dari film-film yang pernah digarap oleh sutradara berdarah Malaysia itu saja sebenarnya sudah bisa ditebak dan dijadikan patokan akan seberapa ngeri, menyeramkan dan menakutkannya film The Conjuring ini. Kejeniusan James Wan dapat disimak dari kejutan-kejutan yang ia hadirkan sepanjang film. Dengan sabar ia menggiring rasa takut penonton secara perlahan mulai dari yang paling ringan hingga sampai pada eksekusi klimaks yang mampu membuat penonton di studio menjerit histeris bersamaan.
The Conjuring dapat saya katakan sebagai film horor yang sebenar-benarnya. Tidak perlu adegan jijik, berdarah-darah, slash, gore maupun sejenisnya dalam sebuah film horor yang bagus. The Conjuring mampu membuktikan hal tersebut. The Conjuring hanya mengambil satu prinsip, yaitu murni menakut-nakuti penonton. Sudah lama sekali kita tidak menonton film horor yang seperti ini. Mungkin Insidious lah yang bisa menyaingi.
Akhir kata, film ini sangat saya rekomendasikan. Silakan tonton jika masih punya nyali.
Want to play a game of hide and clap?
Tambahan:
- Film ini diambil dari kisah nyata!
- Tahun ini juga akan hadir film terbaru dari James Wan. Judulnya Insidious: Chapter 2. Rilis bulan September mendatang. Siap-siap olahraga jantung lagi nih.
Saturday, July 27, 2013
THE WOLVERINE
Film ini rilis tanggal 24 Juli 2013 kemarin. Merupakan sekuel dari X-Men Origins: Wolverine. Namun mengambil alur setelah cerita X-Men: The Last Stand. Bagi kalian yang mengikuti film-film X-Men, sudah barang tentu tahu apa yang terjadi dalam X-Men: The Last Stand. The Wolverine sendiri menceritakan tentang seorang Logan yang berpetualang ke negeri Jepang dalam rangka mengunjungi teman masa silamnya yang sedang mengalami sakit. Kunjungan ini melibatkan Logan dalam sebuah konflik. Yang pada akhirnya nanti membawa perjuangan batin terhadap keabadiannya sendiri. Rentan dan emosional.
Bagi saya, The Wolverine filmnya biasa saja. Sedikit drama dengan pengisahan cerita yang tidak berat dan enak untuk diikuti (bahkan terkesan datar dan mudah ditebak). Untuk adegan aksinya juga tidak menampilkan sesuatu yang baru atau mungkin luar biasa. Kecuali adegan pemakaman di dalam kuil yang cukup memukau. Sayangnya pengambilan kameranya terlalu "liar" sehingga kurang bisa dinikmati. Terlebih bila menontonnya pada bangku baris ke satu atau dua atau tiga dari depan. Kasihan.
Di film ini ada beberapa cameo yang muncul. Silakan disaksikan sendiri. Termasuk mid-credit scenenya. Dimana di situ sedikit "memberikan" penjelasan tentang film X-Men: Days of Future Past yang akan dirilis pada tahun 2014 mendatang. Dari mid-credit scene tersebut bisa dikatakan bahwa pihak Marvel Comics begitu ambisius untuk membawa ke film-film bertemakan X-Men ke arah yang benar (tidak carut marut). Membuat kita penasaran akan sampai sejauh mana dan bermuara kemana. Sekali lagi Marvel Comics unggul selangkah dibandingkan DC Comics dalam soal film.
Hugh Jackman, memang seorang aktor kawakan. Tidak masalah bagi ia untuk memerankan sosok Logan yang kesepian, konflik batin dan pilihan untuk hidup sebagaimana mestinya atau tidak. Begitu menjiwai. Kredit juga diberikan kepada Tao Okamoto yang dengan sukses berperan sebagai Mariko.
Akhir kata, bila kalian memiliki uang lebih dan waktu luang, tak ada salahnya untuk menonton film The Wolverine ini. Dan nontonnya tidak perlu yang versi 3D. Trust me.
Semoga berkenan.
Tambahan:
- Merupakan hal pertama kali menggunakan judul Wolverine tanpa embel-embel X-Men.
- Stan Lee tidak hadir sebagai cameo dalam film ini. Entah kenapa. Tumben.
Bagi saya, The Wolverine filmnya biasa saja. Sedikit drama dengan pengisahan cerita yang tidak berat dan enak untuk diikuti (bahkan terkesan datar dan mudah ditebak). Untuk adegan aksinya juga tidak menampilkan sesuatu yang baru atau mungkin luar biasa. Kecuali adegan pemakaman di dalam kuil yang cukup memukau. Sayangnya pengambilan kameranya terlalu "liar" sehingga kurang bisa dinikmati. Terlebih bila menontonnya pada bangku baris ke satu atau dua atau tiga dari depan. Kasihan.
Di film ini ada beberapa cameo yang muncul. Silakan disaksikan sendiri. Termasuk mid-credit scenenya. Dimana di situ sedikit "memberikan" penjelasan tentang film X-Men: Days of Future Past yang akan dirilis pada tahun 2014 mendatang. Dari mid-credit scene tersebut bisa dikatakan bahwa pihak Marvel Comics begitu ambisius untuk membawa ke film-film bertemakan X-Men ke arah yang benar (tidak carut marut). Membuat kita penasaran akan sampai sejauh mana dan bermuara kemana. Sekali lagi Marvel Comics unggul selangkah dibandingkan DC Comics dalam soal film.
Hugh Jackman, memang seorang aktor kawakan. Tidak masalah bagi ia untuk memerankan sosok Logan yang kesepian, konflik batin dan pilihan untuk hidup sebagaimana mestinya atau tidak. Begitu menjiwai. Kredit juga diberikan kepada Tao Okamoto yang dengan sukses berperan sebagai Mariko.
Akhir kata, bila kalian memiliki uang lebih dan waktu luang, tak ada salahnya untuk menonton film The Wolverine ini. Dan nontonnya tidak perlu yang versi 3D. Trust me.
Semoga berkenan.
Tambahan:
- Merupakan hal pertama kali menggunakan judul Wolverine tanpa embel-embel X-Men.
- Stan Lee tidak hadir sebagai cameo dalam film ini. Entah kenapa. Tumben.
Friday, July 26, 2013
PACIFIC RIM
Sebenarnya sudah lama saya menonton film ini. Namun baru sekarang bisa memberikan sedikit reviewnya. Ala kadarnya saja ya. Secara keseluruhan, film Pacific Rim ini layak untuk ditonton. Bagi kalian yang menyukai pertarungan antara jaeger (robot super raksasa) dengan kaiju (dari bahasa Jepang, yang berarti monster aneh berukuran raksasa) dan juga aksi hancur-hancuran di sana sini, well, kalian pasti dengan mudah untuk menikmatinya. Dari segi cerita tidak terlalu berat. Cukup gampang dicerna oleh penonton, termasuk anak remaja.
Pacific Rim merupakan film besutan dari sutradara bernama Guillermo del Toro. Merasa familiar dengan nama tersebut? Yup, dialah yang juga bertanggung jawab atas dua buah film Hellboy yang banyak mendapatkan review positif dari penonton, terutama fanboy (Hellboy merupakan karakter dari komik Amerika). Hellboy II: The Golden Army yang rilis tahun 2008 kemarin merupakan buah karya terakhirnya sebelum Pacific Rim ini. Dan rasa kangen para penikmat film akan karyanya dengan sempurna ia limpahkan melalui Pacific Rim ini.
Secara pendapatan/penjualan tiket di seluruh dunia, Pacific Rim bisa dikatakan sukses. Hasil dari kesuksesan tersebut memberikan sebuah keputusan resmi bahwa Pacific Rim akan segera ada sekuelnya. Tentunya ini merupakan sesuatu hal yang perlu disambut dengan gembira. Kita berharap pada sekuelnya nanti lebih banyak lagi jaeger-jaeger yang tampil. Tentunya akan membawa kita bernostalgia lebih ke dalam lagi saat masih kecil dulu. Ingat Megaloman? Godzilla? Ultraman? Gundam? Patlabor? Wow!
Semoga berkenan.
Tambahan:
- Jaeger diambil dari bahasa Jerman yang berarti pemburu.
- Disarankan untuk menonton versi 3D-nya.
Pacific Rim merupakan film besutan dari sutradara bernama Guillermo del Toro. Merasa familiar dengan nama tersebut? Yup, dialah yang juga bertanggung jawab atas dua buah film Hellboy yang banyak mendapatkan review positif dari penonton, terutama fanboy (Hellboy merupakan karakter dari komik Amerika). Hellboy II: The Golden Army yang rilis tahun 2008 kemarin merupakan buah karya terakhirnya sebelum Pacific Rim ini. Dan rasa kangen para penikmat film akan karyanya dengan sempurna ia limpahkan melalui Pacific Rim ini.
Secara pendapatan/penjualan tiket di seluruh dunia, Pacific Rim bisa dikatakan sukses. Hasil dari kesuksesan tersebut memberikan sebuah keputusan resmi bahwa Pacific Rim akan segera ada sekuelnya. Tentunya ini merupakan sesuatu hal yang perlu disambut dengan gembira. Kita berharap pada sekuelnya nanti lebih banyak lagi jaeger-jaeger yang tampil. Tentunya akan membawa kita bernostalgia lebih ke dalam lagi saat masih kecil dulu. Ingat Megaloman? Godzilla? Ultraman? Gundam? Patlabor? Wow!
Semoga berkenan.
Tambahan:
- Jaeger diambil dari bahasa Jerman yang berarti pemburu.
- Disarankan untuk menonton versi 3D-nya.
Saturday, July 13, 2013
JASAD - Rebirth of Jatisunda
Bagi penikmat musik metal Indonesia, siapa sih yang tidak kenal dengan JASAD? Salah satu band brutal death metal yang namanya serta gaungnya tidak hanya dirasakan di dalam negeri, tetapi juga sampai ke luar negeri. Band asal kota Bandung ini pada akhir bulan Mei 2013 lalu merilis album terbarunya yang diberi tajuk Rebirth of Jatisunda. Ini merupakan full length album mereka yang ketiga. Sebelumnya ada Witness of Perfect Torture (2001) dan Annihilate the Enemy (2005).
Total di dalam album ini terdapat 10 buah lagu. Dimana 5 lagu diantaranya sudah pernah saya dengar sebelumnya. Saya bahas mulai dari lagu-lagu yang pernah didengar sebelumnya aja ya. Fearless (05:03), memainkan tempo yang cepat dengan hyper blasting pada drum seakan-akan mengingatkan kita akan performa klasik JASAD. Mungkin sekitar di awal tahun 1990-an. Lagu ini sendiri sudah saya dengar pada tahun 2010 lalu secara live. Kok bisa? Yup, JASAD pernah perform di kota Palangka Raya dalam sebuah event metal bernama DISTORSI MAXIMUM 4. Dan mereka membawakan lagu ini. Dashyat!
Cengkram Garuda (04:40), dirilis berupa demo single pada tanggal 17 Agustus 2012 lalu. Bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-67 tahun. Sepertinya memang disengaja. Versi demo single dan versi albumnya sedikit berbeda. Yah, mungkin bisa dimaklumi saja. Versi album tentunya sudah mengalami tingkat mixing yang bagus. Lagu Cengkram Garuda ini sendiri liriknya menceritakan betapa orang-orang sudah mulai lupa dengan ideologi dasar negara RI. Yaitu Pancasila. Di sini JASAD, khususnya Man (vokalis sekaligus penulis lirik) mengajak kita untuk kembali memaknai sila-sila yang ada pada Pancasila.
Para penikmat musik JASAD tidak mungkin tidak tahu dengan lagu berjudul Kujang Rompang (05:14). Lagu yang sempat masuk dalam album kompilasi PANCEG DINA GALUR ini menampilkan ciri khas JASAD yang meledak-ledak, yang mampu menciptakan pusaran circle pit pada mosh pit.
Rebirth of Jatisunda (03:48) dan Precious Moment to Die (04:12), dua buah lagu yang muncul dalam versi demo pada bulan Januari tahun 2011 silam, turut disertakan dalam album baru ini. Bahkan salah satu lagunya didaulat menjadi judul album. Antara versi demo dan versi albumnya terdapat perbedaan yang lumayan signifikan. Baik itu dari kualitas sound dan aransemen musik. Precious Moment to Die adalah sebuah lagu yang kencang dengan gravity blast-nya, namun sesekali menghadirkan groove dan down tempo yang asyik. Sekilas mengingatkan saya akan band sadis yang merupakan inspirasi dari JASAD, yaitu SUFFOCATION. Dan itu sama halnya dengan Rebirth of Jatisunda. Kedua lagu ini sangat cocok untuk dijadikan highlight album Rebirth of Jatisunda.
Track berjudul Pasukan Karuhun (03:11) diletakkan pada awal album. Dan lagu ini hanya berupa instrumental saja. Memainkan riff-riff gitar yang berat serta tempo yang lebih pelan daripada biasanya. Bisa membuat pendengar menghentakkan kepalanya naik turun. HEADBANG! Track yang bisa dikatakan sebagai intro ini, begitu selesai, langsung disambut dengan lagu Nagara Ragana Naraga (03:51). Sebuah lagu yang berat, kental dengan sentuhan slam death metal-nya. Layaknya perpaduan antara SUFFOCATION dan DYING FETUS saja. High serta low pitched guttural yang ditampilkan oleh Man cukup oke. Mengimbangi betapa intensnya permainan drum dari Abaz. Salah satu lagu yang menjadi highlight saya dalam album ini.
Re-Diamaton (02:01), sebuah filler-track yang cukup ambisius. Di lagu ini JASAD mengundang Bob Rock yang merupakan vokalis dari band yang juga beraliran brutal death metal asal kota Bandung, yaitu BLEEDING CORPSE. Siliwangi (03:37), adalah lagu yang menceritakan tentang raja Sunda, yaitu Siliwangi (yang memiliki nama asli Sri Baduga Maharaja). Lagu yang juga saya jadikan lagu favorit di album ini. Sunya Ruri (04:51), lagu yang sama dahsyatnya. Memiliki jeda-jeda yang mampu menaikkan adrenalin.
Secara keseluruhan, Rebirth of Jatisunda adalah sebuah album yang sangat layak untuk dijajal ke telinga kalian. Walaupun jujur saja saya masih menyukai album Annihilate the Enemy ketimbang yang satu ini. Salah satu sisi bagusnya dari rilisan ini adalah kualitas soundnya yang mumpuni. Rugi berat jika kalian tidak mengkoleksi barang yang satu ini.
Tak kenal maka tak sayang. JASAD, band yang berdiri sejak tahun 1990 ini terdiri atas 4 orang personil. Mereka adalah Mohamad "Man" Rohman pada posisi guttural vocal (KARINDING ATTACK, eks INJECTED SUFFERAGE), Ferli Suferli (KALUMAN, eks FORGOTTEN) yang mengisi posisi gitar, Yuli Heryanto yang memainkan bass dan terakhir Asep "Abaz" Rosidin (KALUMAN, UNDERGOD) menggawangi posisi drummer.
Semoga berkenan.
IN DEATH WE TRUST, IN BRUTAL WE BLAST!
Tambahan:
- Album Rebirth of Jatisunda juga dirilis oleh Sevared Records, sebuah label yang banyak menaungi band-band metal dari seluruh dunia.
- JASAD berada di bawah naungan label EXTREME SOULS PRODUCTION (yang juga menangani OPIUM, PLASMOPTYSIS, TURBIDITY, BRAIN ASS dan masih ada lagi).
- Dani Papap (eks drummer JASAD) kini memiliki band baru bernama DISMEMBERMENT TORTURE.
Total di dalam album ini terdapat 10 buah lagu. Dimana 5 lagu diantaranya sudah pernah saya dengar sebelumnya. Saya bahas mulai dari lagu-lagu yang pernah didengar sebelumnya aja ya. Fearless (05:03), memainkan tempo yang cepat dengan hyper blasting pada drum seakan-akan mengingatkan kita akan performa klasik JASAD. Mungkin sekitar di awal tahun 1990-an. Lagu ini sendiri sudah saya dengar pada tahun 2010 lalu secara live. Kok bisa? Yup, JASAD pernah perform di kota Palangka Raya dalam sebuah event metal bernama DISTORSI MAXIMUM 4. Dan mereka membawakan lagu ini. Dashyat!
Cengkram Garuda (04:40), dirilis berupa demo single pada tanggal 17 Agustus 2012 lalu. Bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-67 tahun. Sepertinya memang disengaja. Versi demo single dan versi albumnya sedikit berbeda. Yah, mungkin bisa dimaklumi saja. Versi album tentunya sudah mengalami tingkat mixing yang bagus. Lagu Cengkram Garuda ini sendiri liriknya menceritakan betapa orang-orang sudah mulai lupa dengan ideologi dasar negara RI. Yaitu Pancasila. Di sini JASAD, khususnya Man (vokalis sekaligus penulis lirik) mengajak kita untuk kembali memaknai sila-sila yang ada pada Pancasila.
Para penikmat musik JASAD tidak mungkin tidak tahu dengan lagu berjudul Kujang Rompang (05:14). Lagu yang sempat masuk dalam album kompilasi PANCEG DINA GALUR ini menampilkan ciri khas JASAD yang meledak-ledak, yang mampu menciptakan pusaran circle pit pada mosh pit.
Rebirth of Jatisunda (03:48) dan Precious Moment to Die (04:12), dua buah lagu yang muncul dalam versi demo pada bulan Januari tahun 2011 silam, turut disertakan dalam album baru ini. Bahkan salah satu lagunya didaulat menjadi judul album. Antara versi demo dan versi albumnya terdapat perbedaan yang lumayan signifikan. Baik itu dari kualitas sound dan aransemen musik. Precious Moment to Die adalah sebuah lagu yang kencang dengan gravity blast-nya, namun sesekali menghadirkan groove dan down tempo yang asyik. Sekilas mengingatkan saya akan band sadis yang merupakan inspirasi dari JASAD, yaitu SUFFOCATION. Dan itu sama halnya dengan Rebirth of Jatisunda. Kedua lagu ini sangat cocok untuk dijadikan highlight album Rebirth of Jatisunda.
Track berjudul Pasukan Karuhun (03:11) diletakkan pada awal album. Dan lagu ini hanya berupa instrumental saja. Memainkan riff-riff gitar yang berat serta tempo yang lebih pelan daripada biasanya. Bisa membuat pendengar menghentakkan kepalanya naik turun. HEADBANG! Track yang bisa dikatakan sebagai intro ini, begitu selesai, langsung disambut dengan lagu Nagara Ragana Naraga (03:51). Sebuah lagu yang berat, kental dengan sentuhan slam death metal-nya. Layaknya perpaduan antara SUFFOCATION dan DYING FETUS saja. High serta low pitched guttural yang ditampilkan oleh Man cukup oke. Mengimbangi betapa intensnya permainan drum dari Abaz. Salah satu lagu yang menjadi highlight saya dalam album ini.
Re-Diamaton (02:01), sebuah filler-track yang cukup ambisius. Di lagu ini JASAD mengundang Bob Rock yang merupakan vokalis dari band yang juga beraliran brutal death metal asal kota Bandung, yaitu BLEEDING CORPSE. Siliwangi (03:37), adalah lagu yang menceritakan tentang raja Sunda, yaitu Siliwangi (yang memiliki nama asli Sri Baduga Maharaja). Lagu yang juga saya jadikan lagu favorit di album ini. Sunya Ruri (04:51), lagu yang sama dahsyatnya. Memiliki jeda-jeda yang mampu menaikkan adrenalin.
Secara keseluruhan, Rebirth of Jatisunda adalah sebuah album yang sangat layak untuk dijajal ke telinga kalian. Walaupun jujur saja saya masih menyukai album Annihilate the Enemy ketimbang yang satu ini. Salah satu sisi bagusnya dari rilisan ini adalah kualitas soundnya yang mumpuni. Rugi berat jika kalian tidak mengkoleksi barang yang satu ini.
Tak kenal maka tak sayang. JASAD, band yang berdiri sejak tahun 1990 ini terdiri atas 4 orang personil. Mereka adalah Mohamad "Man" Rohman pada posisi guttural vocal (KARINDING ATTACK, eks INJECTED SUFFERAGE), Ferli Suferli (KALUMAN, eks FORGOTTEN) yang mengisi posisi gitar, Yuli Heryanto yang memainkan bass dan terakhir Asep "Abaz" Rosidin (KALUMAN, UNDERGOD) menggawangi posisi drummer.
Semoga berkenan.
IN DEATH WE TRUST, IN BRUTAL WE BLAST!
Tambahan:
- Album Rebirth of Jatisunda juga dirilis oleh Sevared Records, sebuah label yang banyak menaungi band-band metal dari seluruh dunia.
- JASAD berada di bawah naungan label EXTREME SOULS PRODUCTION (yang juga menangani OPIUM, PLASMOPTYSIS, TURBIDITY, BRAIN ASS dan masih ada lagi).
- Dani Papap (eks drummer JASAD) kini memiliki band baru bernama DISMEMBERMENT TORTURE.
Monday, July 08, 2013
THE LONE RANGER
Saat situs Rotten Tomatoes memberikan rating 22% akan film ini, jujur saya jadi sedikit bimbang untuk menontonnya. Ditambah lagi dengan komentar teman-teman di Twitter yang banyak mengatakan hal serupa. Jadi saya berpikir alangkah lebih baik bila uangnya saya simpan dan dipakai untuk menonton Pasific Rim, sebuah film tentang robot yang dari trailernya sudah gila-gilaan. Sampai pada akhirnya, seorang rekan saya di kantor mengajak dan mentraktir saya untuk menonton film The lone Ranger. So, saat saya melangkah ke dalam studio, ekspektasi saya akan film ini tidak ada sama sekali.
Ternyata apa? The Lone Ranger ternyata seru juga tuh! Oke lah kalo soal cerita terasa biasa saja. Tapi banyak yang menutupi kekurangan itu. Adegan kocak yang diperagakan oleh Tonto (seorang Indian yang menjadi sahabat John Reid aka The Lone Ranger), adegan aksinya (terutama kejar-kejaran di atas kereta api) dan masih ada beberapa lainnya. Intinya, The Lone Ranger layak kok untuk disimak. Lupakan saja kata orang-orang di luar sana yang mengatakan lawakan serta adegan kocaknya Tonto yang diperankan oleh Johnny Depp itu sesuatu hal yang basi. Basi bagi orang sana belum tentu basi bagi orang sini. Apa yang ditampilkan melalui karakter Tonto cukup fresh dan renyah. Semua penonton di studio tertawa terpingkal-pingkal dibuat oleh tingkah lakunya.
Tidak melulu nge-banyol, film The Lone Ranger juga menampilkan sisi lain yang bisa membuat kita tersentuh. Simak saja bagaimana kesedihan yang dirasakan Tonto akibat kesalahannya semasa kecil yang membuat sukunya musnah dan akhirnya dirinya dibenci oleh suku Indian lainnya. Atau betapa sulitnya pilihan yang dihadapi oleh John Reid di dalam menegakkan keadilan. Apakah harus sesuai aturan dan hukum yang berlaku? Atau dihabisi dengan hukum rimba?
Film ini juga setidaknya mampu membuat saya bernostalgia saat masih kecil dulu. Yup, The Lone Ranger dulu serial TV-nya pernah ditayangkan oleh TVRI. Dulu saya rutin menontonnya, walaupun sudah terlalu susah untuk mengingatnya kembali. Salah satu hal yang paling memorable akan serial TV The Lone Ranger adalah theme song klasiknya itu. Dan pada film The Lone Ranger ini theme song klasik tersebut kembali diperdengarkan. Tepatnya pada bagian klimaks film tersebut. Yaitu adegan kejar-kejaran kereta yang seru dan menegangkan. Sempat membuat saya merinding. Theme song klasik versi The Lone Ranger ini diigubah oleh Hans Zimmer, yang juga menggarap theme song/score dari trilogi Batman-nya Christopher Nolan.
Akhir kata, tonton saja filmnya di bioskop. Tidak separah yang dikatakan orang-orang kok. Pada hakikatnya, selera orang itu beda-beda. Alangkah lebih baiknya untuk menonton dulu sebelum memutuskan apakah sebuah film itu bagus atau tidak.
Semoga berkenan. Hi-yo, Silver! Awaaay!
Tambahan:
- Tonto dalam bahasa Spanyol berarti "bodoh".
- Johnny Depp ternyata memiliki darah Indian dari nenek buyutnya. Salah satu alasan kenapa dia terpilih untuk berperan sebagai Tonto?
Ternyata apa? The Lone Ranger ternyata seru juga tuh! Oke lah kalo soal cerita terasa biasa saja. Tapi banyak yang menutupi kekurangan itu. Adegan kocak yang diperagakan oleh Tonto (seorang Indian yang menjadi sahabat John Reid aka The Lone Ranger), adegan aksinya (terutama kejar-kejaran di atas kereta api) dan masih ada beberapa lainnya. Intinya, The Lone Ranger layak kok untuk disimak. Lupakan saja kata orang-orang di luar sana yang mengatakan lawakan serta adegan kocaknya Tonto yang diperankan oleh Johnny Depp itu sesuatu hal yang basi. Basi bagi orang sana belum tentu basi bagi orang sini. Apa yang ditampilkan melalui karakter Tonto cukup fresh dan renyah. Semua penonton di studio tertawa terpingkal-pingkal dibuat oleh tingkah lakunya.
Tidak melulu nge-banyol, film The Lone Ranger juga menampilkan sisi lain yang bisa membuat kita tersentuh. Simak saja bagaimana kesedihan yang dirasakan Tonto akibat kesalahannya semasa kecil yang membuat sukunya musnah dan akhirnya dirinya dibenci oleh suku Indian lainnya. Atau betapa sulitnya pilihan yang dihadapi oleh John Reid di dalam menegakkan keadilan. Apakah harus sesuai aturan dan hukum yang berlaku? Atau dihabisi dengan hukum rimba?
Film ini juga setidaknya mampu membuat saya bernostalgia saat masih kecil dulu. Yup, The Lone Ranger dulu serial TV-nya pernah ditayangkan oleh TVRI. Dulu saya rutin menontonnya, walaupun sudah terlalu susah untuk mengingatnya kembali. Salah satu hal yang paling memorable akan serial TV The Lone Ranger adalah theme song klasiknya itu. Dan pada film The Lone Ranger ini theme song klasik tersebut kembali diperdengarkan. Tepatnya pada bagian klimaks film tersebut. Yaitu adegan kejar-kejaran kereta yang seru dan menegangkan. Sempat membuat saya merinding. Theme song klasik versi The Lone Ranger ini diigubah oleh Hans Zimmer, yang juga menggarap theme song/score dari trilogi Batman-nya Christopher Nolan.
Akhir kata, tonton saja filmnya di bioskop. Tidak separah yang dikatakan orang-orang kok. Pada hakikatnya, selera orang itu beda-beda. Alangkah lebih baiknya untuk menonton dulu sebelum memutuskan apakah sebuah film itu bagus atau tidak.
Semoga berkenan. Hi-yo, Silver! Awaaay!
Tambahan:
- Tonto dalam bahasa Spanyol berarti "bodoh".
- Johnny Depp ternyata memiliki darah Indian dari nenek buyutnya. Salah satu alasan kenapa dia terpilih untuk berperan sebagai Tonto?
Saturday, July 06, 2013
PALANGKA BERISIK 2
Aksi dari INFEKSI yang sungguh menyentak! |
Acara PALANGKA BERISIK 2 dimulai pukul 16.00 WIB. Dan berakhir pada pukul 22.30 WIB. Secara keseluruhan acara berjalan dengan lancar. Bahkan bisa dikatakan sukses. Mengingat persiapan yang begitu minim dari panitia. Penonton pun luar biasa antusiasnya. Salah satu faktor kenapa PALANGKA BERISIK 2 kali ini menyita antusias penonton adalah karena konsepnya yang memakai 2 buah panggung. Yaitu Moshing Stage dan Headbanger Stage. Semoga konsep seperti ini bisa diadakan lagi pada event PALANGKA BERISIK berikutnya.
Misi berikutnya dari PMC adalah DISTORSI MAXIMUM 9 (diadakan setelah Lebaran). Sebuah misi yang tentunya tidak mudah. Sebab DISTORSI MAXIMUM memiliki greget tersendiri. Yang artinya secara moral dan tanggung jawab semakin berat untuk dipikul dan dilaksanakan. Bersiaplah, wahai para pejuang metal Palangka Raya. Mari kita pikul dan laksanakan bersama-sama!
Metal nyamah mahutus!
Sumber gambar: @CakraLM
Friday, July 05, 2013
KENJI
Kenji, komik bestseller yang pernah diterbitkan oleh Elex Media sekitar tahun 1993 hingga 1995 (dalam format ukuran B4), kini hadir kembali dalam kemasan yang berbeda. Lebih tebal. Jika edisi terdahulu tamat sampai pada nomor 21, versi kali ini akan selesai hingga nomor 12 saja. Ini merupakan salah satu komik yang layak untuk dikoleksi. Dulu saya tidak sempat untuk memilikinya. Terima kasih kepada Elex Media, yang akhirnya merilis kembali komik ini dalam varian yang berbeda. Dan diberi judul Premium Kenji. Berikut saya berikan sinopsisnya sebentar.
Komik Kenji menceritakan seorang anak yang bernama Goh Kenji yang menyukai seni ilmu bela diri. Ilmu bela diri itu diajarkan oleh kakeknya yang bernama Goh Kyotaro. Ilmu bela diri yang dikuasai Kyotaro adalah kungfu Delapan Mata Angin yang dibesarkan oleh Lie Syo Bun. Kedua orang tua Kenji (terutama ibunya) sebetulnya menentang Kenji mempelajari bela diri dari kakeknya. Mereka berpikir bahwa kakeknya mengajarinya untuk berkelahi. Bahkan, karena suatu kejadian yang menyebabkan Kenji terluka, kakek Kenji "diusir" pulang oleh ibunya.
Seperti halnya kebanyakan anak, sifat Kenji selalu saja nakal, jahil, konyol, dan lucu. Namun, disisi lain Kenji merupakan anak yang pandai, setia kawan, cepat tanggap, suka berusaha, dan pemberani. Hal ini menyebabkan ia disukai teman-temannya. Salah satu temannya bernama Ichimura Taichi. Taichi ini pada dasarnya lemah dan penakut sehingga selalu saja diganggu oleh anak-anak nakal. Sering kali, Kenji turun tangan untuk membantunya. Selain Taichi, Kenji juga berteman dengan Kazama Akira, seorang gadis dari keluarga pedagang yang diselamatkannya dari beberapa pembuat onar. Diam-diam Akira menaruh hati pada Kenji.
Suatu waktu, Kyotaro berpamitan kepada Kenji dan kedua orang tuanya untuk pergi ke daratan Cina. Hal ini dilakukannya untuk menepati janjinya untuk bertemu kembali kepada para teman-temannya yang dulu pernah menyelamatkan nyawanya. Di daratan Cina sanalah Kyotaro pertama kali belajar kungfu Delapan Mata Angin. Tahun demi tahun berlalu semenjak kepergian Kyotaro. Kenji mengasah dan melatih ilmu bela dirinya sendiri sampai ia bertemu seorang tetua bernama Cho Jin Chu. Selain itu Kenji juga berteman dengan banyak orang dan bertemu dengan seorang rival terberatnya bernama Tony Tan.
Suatu ketika, terjadi keributan di sekolah Kenji yang melibatkan dirinya dan Tony Tan. Akibatnya, Kenji diskors dengan batas waktu yang tidak ditentukan. Oleh tetua Cho, Kenji disarankan pergi ke daratan Cina untuk mencari kakeknya yang dikabarkan hilang untuk memanfaatkan waktu yang kosong itu. Dengan berat hati, kedua orang tua Kenji akhirnya menyetujui kepergian anak mereka satu-satunya. Hari keberangkatan pun tiba. Di pelabuhan, Kenji dilepas oleh orang tua, Akira, Taichi dan teman-temannya yang lain. Dan pertualangan pun dimulai.
Menurut saya, komik yang dikarang oleh Ryuchi Matsuda dan digambar oleh Yoshide Fujiwara ini sangat bagus ditinjau dari isi ceritanya. Berbagai jenis ilmu bela diri yang ada di dalam komik ini bukanlah fiksi belaka. Begitu juga dengan tempat-tempat/daerah-daerah yang ada pada cerita komik ini. Semuanya benar-benar ada. Entah bagaimana Ryuchi Matsuda mendapatkan informasi yang mendetail seperti itu. Yang jelas ia benar-benar layak mendapatkan pujian.
Tambahan: Kenji diterbitkan pertama kali di Jepang pada tahun 1988. Tamat pada tahun 1992. Berada di bawah naungan penerbit Shogakukan.
Komik Kenji menceritakan seorang anak yang bernama Goh Kenji yang menyukai seni ilmu bela diri. Ilmu bela diri itu diajarkan oleh kakeknya yang bernama Goh Kyotaro. Ilmu bela diri yang dikuasai Kyotaro adalah kungfu Delapan Mata Angin yang dibesarkan oleh Lie Syo Bun. Kedua orang tua Kenji (terutama ibunya) sebetulnya menentang Kenji mempelajari bela diri dari kakeknya. Mereka berpikir bahwa kakeknya mengajarinya untuk berkelahi. Bahkan, karena suatu kejadian yang menyebabkan Kenji terluka, kakek Kenji "diusir" pulang oleh ibunya.
Seperti halnya kebanyakan anak, sifat Kenji selalu saja nakal, jahil, konyol, dan lucu. Namun, disisi lain Kenji merupakan anak yang pandai, setia kawan, cepat tanggap, suka berusaha, dan pemberani. Hal ini menyebabkan ia disukai teman-temannya. Salah satu temannya bernama Ichimura Taichi. Taichi ini pada dasarnya lemah dan penakut sehingga selalu saja diganggu oleh anak-anak nakal. Sering kali, Kenji turun tangan untuk membantunya. Selain Taichi, Kenji juga berteman dengan Kazama Akira, seorang gadis dari keluarga pedagang yang diselamatkannya dari beberapa pembuat onar. Diam-diam Akira menaruh hati pada Kenji.
Suatu waktu, Kyotaro berpamitan kepada Kenji dan kedua orang tuanya untuk pergi ke daratan Cina. Hal ini dilakukannya untuk menepati janjinya untuk bertemu kembali kepada para teman-temannya yang dulu pernah menyelamatkan nyawanya. Di daratan Cina sanalah Kyotaro pertama kali belajar kungfu Delapan Mata Angin. Tahun demi tahun berlalu semenjak kepergian Kyotaro. Kenji mengasah dan melatih ilmu bela dirinya sendiri sampai ia bertemu seorang tetua bernama Cho Jin Chu. Selain itu Kenji juga berteman dengan banyak orang dan bertemu dengan seorang rival terberatnya bernama Tony Tan.
Suatu ketika, terjadi keributan di sekolah Kenji yang melibatkan dirinya dan Tony Tan. Akibatnya, Kenji diskors dengan batas waktu yang tidak ditentukan. Oleh tetua Cho, Kenji disarankan pergi ke daratan Cina untuk mencari kakeknya yang dikabarkan hilang untuk memanfaatkan waktu yang kosong itu. Dengan berat hati, kedua orang tua Kenji akhirnya menyetujui kepergian anak mereka satu-satunya. Hari keberangkatan pun tiba. Di pelabuhan, Kenji dilepas oleh orang tua, Akira, Taichi dan teman-temannya yang lain. Dan pertualangan pun dimulai.
Menurut saya, komik yang dikarang oleh Ryuchi Matsuda dan digambar oleh Yoshide Fujiwara ini sangat bagus ditinjau dari isi ceritanya. Berbagai jenis ilmu bela diri yang ada di dalam komik ini bukanlah fiksi belaka. Begitu juga dengan tempat-tempat/daerah-daerah yang ada pada cerita komik ini. Semuanya benar-benar ada. Entah bagaimana Ryuchi Matsuda mendapatkan informasi yang mendetail seperti itu. Yang jelas ia benar-benar layak mendapatkan pujian.
Tambahan: Kenji diterbitkan pertama kali di Jepang pada tahun 1988. Tamat pada tahun 1992. Berada di bawah naungan penerbit Shogakukan.
Tuesday, June 25, 2013
WORLD WAR Z
Sebenernya saya tidak memiliki rencana untuk menonton film ini di bioskop. Mending menunggu versi blu-ray hasil downloadan saja. Namun berhubung ada seorang teman yang mengajak dan traktir nonton, ya sudah. Siapa sih yang mau menolak rezeki. Hehe. Dari sini saja sudah ketebak bahwa saya tidak memiliki ekspektasi lebih akan film yang berdurasi hampir 2 jam ini. Setelah menontonnya, wow, menurut saya film ini bagus. Oke banget. Entah ya apakah sama asyik versi film ini dengan versi novelnya (World War Z diadaptasi dari sebuah novel karangan Max Brooks). Yang pasti saya menyukai film ini.
Filmnya sendiri mengisahkan tentang zombie yang berhasil menguasai belahan dunia manapun. Nah di sini sang tokoh utama berkelana ke beberapa tempat untuk mencari tahu dan solusi bagaimana cara mengatasi serbuan zombie-zombie tersebut. World War Z menampilkan porsi yang seimbang antara action dan isi cerita. Jadi kalian tidak akan melihat adegan penuh tembak-tembakan ala Resident Evil. Bobot ceritanya juga tidak berat. Ringan dan gampang dimengerti penonton.
Berbicara soal zombie pasti yang teringat adalah adegan menegangkan dan menakutkan. Well, semuanya bisa didapat dalam film ini dengan cara yang asyik. Selama ini kita terbiasa dengan bayangan dalam pikiran kita bahwa zombie itu adalah sesosok mayat hidup yang memiliki gerakan cepat serta reaksi-reaksi lainnya. Nah, di World War Z semuanya terlihat lebih masuk akal dan natural. Mulai dari cara berjalan, berlari mengejar orang, dan sebagainya.
Walaupun tentang zombie, film ini menurut saya relatif aman untuk ditonton oleh siapa pun. Tidak menampilkan adegan sadis dan jijik secara eksplisit. Namun, ada baiknya tetap didampingi orang tua dan diberikan pengarahan akan adegan-adegan yang kurang dipahami oleh anak-anak.
Setahu saya, novelnya sendiri terdiri dari 3 buku. Nah kita tunggu saja, apakah film ini akan dibuatkan sekuelnya atau tidak.
Semoga berkenan
Filmnya sendiri mengisahkan tentang zombie yang berhasil menguasai belahan dunia manapun. Nah di sini sang tokoh utama berkelana ke beberapa tempat untuk mencari tahu dan solusi bagaimana cara mengatasi serbuan zombie-zombie tersebut. World War Z menampilkan porsi yang seimbang antara action dan isi cerita. Jadi kalian tidak akan melihat adegan penuh tembak-tembakan ala Resident Evil. Bobot ceritanya juga tidak berat. Ringan dan gampang dimengerti penonton.
Berbicara soal zombie pasti yang teringat adalah adegan menegangkan dan menakutkan. Well, semuanya bisa didapat dalam film ini dengan cara yang asyik. Selama ini kita terbiasa dengan bayangan dalam pikiran kita bahwa zombie itu adalah sesosok mayat hidup yang memiliki gerakan cepat serta reaksi-reaksi lainnya. Nah, di World War Z semuanya terlihat lebih masuk akal dan natural. Mulai dari cara berjalan, berlari mengejar orang, dan sebagainya.
Walaupun tentang zombie, film ini menurut saya relatif aman untuk ditonton oleh siapa pun. Tidak menampilkan adegan sadis dan jijik secara eksplisit. Namun, ada baiknya tetap didampingi orang tua dan diberikan pengarahan akan adegan-adegan yang kurang dipahami oleh anak-anak.
Setahu saya, novelnya sendiri terdiri dari 3 buku. Nah kita tunggu saja, apakah film ini akan dibuatkan sekuelnya atau tidak.
Semoga berkenan
Sunday, June 23, 2013
AMON AMARTH, DEVOURMENT, DEFEATED SANITY & MEGADETH
Quick review aja ya. AMON AMARTH, band asal Swedia beraliran melodic death metal merilis album terbarunya pada tanggal 19 Juni 2013 kemarin. Diberi tajuk Deceiver of the Gods. Sedikit pesimis dengan album baru ini mengingat dua buah album sebelumnya, yaitu Twilight of the Thunder God (2008) dan Surtur Rising (2011), kurang begitu bagus. Setelah menyimak keseluruhan lagu yang ada dalam album Deceiver of the Gods, well, albumnya kali ini oke banget. Direkomendasikan! Beberapa lagu yang menurut saya bisa dijadikan highlight sebuat saja mulai dari track title Deceiver of the Gods (04:19), Father of the Wolf (04:19), Shape Shifter (04:02), Under Siege (06:19) dan Coming of the Tide (04:16). Jangan lewatkan juga sebuah track berjudul Hel (04:09), dimana dibawakan AMON AMARTH bersama Messiah Marcolin (eks vokalis CANDLEMASS). Overall, silakan kalian jajal album ini. All hail Odin!
Berikutnya, album miliknya DEVOURMENT yang rilis tanggal 19 Februari 2013 silam, yakni Conceived in Sewage. Band beraliran brutal death metal asal Texas, Amerika Serikat ini menawarkan sesuatu yang beda dibandingkan album-album sebelumnya. Tidak melulu memainkan break down tempo. Namun menawarkan kebrutalan yang mendominasi pada tiap-tiap lagunya. Siapapun pasti merasa klimaks yang luar biasa saat mendengarkan album ini. Beberapa lagu yang dijadikan highlight antara lain: Fifty Ton War Machine (04:16), Fucked with Rats (04:12), Heaving Acid (03:10) dan Parasitic Eruption (03:37). Lagu yang disebutkan terakhir dibuatkan video klipnya. Bisa dilihat di bawah ini:
Kesimpulan akhir akan album ini adalah: GO AND FUCK IT! RECOMMENDED!!!
Berikutnya, album miliknya DEVOURMENT yang rilis tanggal 19 Februari 2013 silam, yakni Conceived in Sewage. Band beraliran brutal death metal asal Texas, Amerika Serikat ini menawarkan sesuatu yang beda dibandingkan album-album sebelumnya. Tidak melulu memainkan break down tempo. Namun menawarkan kebrutalan yang mendominasi pada tiap-tiap lagunya. Siapapun pasti merasa klimaks yang luar biasa saat mendengarkan album ini. Beberapa lagu yang dijadikan highlight antara lain: Fifty Ton War Machine (04:16), Fucked with Rats (04:12), Heaving Acid (03:10) dan Parasitic Eruption (03:37). Lagu yang disebutkan terakhir dibuatkan video klipnya. Bisa dilihat di bawah ini:
Beralih ke album terbaru dari DEFEATED SANITY yang berjudul Passages into Deformity. Rilis tanggal 5 Februari 2013 lalu. Banyak yang memberikan review bagus akan album ini. Memang sih secara sekilas terdengar oke lagu-lagu yang ada di dalamnya. Lebih gelap, lebih nge-blast, lebih nge-deep growl dan nge-slam, namun jika mau berbicara jujur, lagu-lagunya terlalu umum. Tidak ada satupun lagu yang memorable alias meninggalkan kesan tersendiri begitu selesai mendengarkan satu album penuh. Dengan gampang akan terlupakan. Di balik itu semuanya, Passages into Deformity layak untuk disimak bagi kalian penggemar berat slam death metal. Silakan dicoba lagu-lagu yang judulnya Initiation (01:15), Naraka (05:06), Verblendung (04:45) dan Perspectives (06:49).
Album terakhir yang saya review pada kesempatan kali ini adalah album terbarunya MEGADETH, band beraliran thrash metal, salah satu dari The Big Four, yang berjudul Super Collider (rilis 4 Juni 2013). Satu komentar saja tentang album ini: Jelek! Super Collider ibarat versi terbaru dari Risk, album yang super gagal itu. Jadi malas deh untuk menyebut lagu-lagu yang bisa dijadikan highlight.
Album terakhir yang saya review pada kesempatan kali ini adalah album terbarunya MEGADETH, band beraliran thrash metal, salah satu dari The Big Four, yang berjudul Super Collider (rilis 4 Juni 2013). Satu komentar saja tentang album ini: Jelek! Super Collider ibarat versi terbaru dari Risk, album yang super gagal itu. Jadi malas deh untuk menyebut lagu-lagu yang bisa dijadikan highlight.
That's all, folks!
Saturday, June 22, 2013
GORE INFAMOUS - Cadaver in Methodical Overture
Walaupun hanya berbentuk EP (mini album), Cadaver in Methodical Overture yang dirilis tahun 2012 kemarin ini luar biasa dahsyatnya. SICK AS FUCK! Hanya dengan mendengarkan sekali saja sudah membuat saya geleng-geleng kepala. Bila diteruskan saya yakin akan menimbulkan kekacauan tersendiri. Terkesan lebay? Silakan dengerin sendiri aja deh.
GORE INFAMOUS adalah band beraliran brutal death metal yang masih relatif baru. Terbentuk sejak tahun 2010 lalu. Berasal dari kota Bandung. Kota yang dikenal karena banyak memiliki band-band death metal. Sebab hampir tiap tahun saja selalu bermunculan band-band baru yang mengusung aliran tersebut. GORE INFAMOUS dihuni oleh tiga orang. Yaitu Rendra pada posisi deep guttural, Egie Devoid yang memainkan gitar dengan efek suara yang menderu-deru itu dan terakhir Asep Necro Grind yang menggawangi posisi drum. Saya kurang begitu tahu dengan posisi bass. Setahu saya GORE INFAMOUS menggunakan additional player. Sepertinya sekarang mereka sudah memiliki pemain bass tetap. Nanti akan saya infokan lagi bila sudah mendapatkan info yang valid.
Berdasarkan pengakuan ketiga personilnya, nama GORE INFAMOUS diambil dari kata terakhir dua buah band idola mereka. Yaitu BLOODY GORE dan DIRTY INFAMOUS. BLOODY GORE adalah band asal kota Jakarta yang sempat merilis sebuah EP dengan judul Blood Driven Vehemence. BLOODY GORE kini sudah berubah nama menjadi FUNERAL INCEPTION (sejak tahun 2002). Sedangkan DIRTY INFAMOUS berasal dari salah satu kota di Jawa Timur, yaitu Jember. Baik BLOODY GORE maupun DIRTY INFAMOUS memainkan brutal death metal.
Semenjak terbentuk, GORE INFAMOUS mengeluarkan beberapa buah singlenya. Dan single-singlenya selalu menjadi menarik perhatian penikmat musik keras Indonesia. Bahkan juga internasional. Termasuk Daniel Osborn selaku pemilik dari label rekaman bernama New Standard Elite (California, Amerika Serikat). Alhasil, GORE INFAMOUS digaet dan melakukan kontrak dengan pihak New Standart Elite dengan terlebih dahulu merilis sebuah EP (mini album) berjudul Cadaver in Methodical Overture. Tentunya ini menambah kebanggaan bagi dunia musik bawah tanah Indonesia bahwa ada band Indonesia yang bekerja sama dengan pihak label rekaman luar negeri. New Standard Elite sebelumnya pernah bekerja sama dengan band Indonesia lainnya. Diantaranya seperti LUMPUR, ASPHYXIATE dan INJURY DEEPEN.
Kita kembali ke EP (mini album)-nya. Cadaver in Methodical Overture berisikan empat buah lagu yang keempat-empatnya menawarkan suatu keributan tersendiri. Bila kalian penikmat sejati DISGORGE, HUMAN MASTICATION, PUTRIDITY sampai dengan CONDEMNED, dijamin deh kalian akan suka.
Track pertama pembuka EP (mini album) adalah Fury to Desperation (04:54). Brutal sejak detik pertama hingga detik penghabisan. Pada bagian akhir sedikit diciptakan suasana break down atau yang dikenal dengan istilah slam. Track berikutnya yaitu Festering Intestines (03:52). Sama seperti sebelumnya. Tetap brutal, permainan drum yang sangat intens dan diiringi dengan riff-riff gitar yang berbunyi seperti angin topan. Kemudian disusul dengan lagu Visions of Slaughtering (05:14). Merupakan lagu milik GORE INFAMOUS yang sangat digemari oleh para metalhead. Sangat DISGORGE. Namun bukan berarti menjiplak secara mentah-mentah. Tetap terasa sentuhan dari karakter GORE INFAMOUS itu sendiri. Dan lagu terakhir yang juga sekaligus menjadi lagu penutup EP (mini album) ini adalah sebuah track title, Cadaver In Methodical in Overture (03:54). Feel free to headbang your fucking head!
Sebuah rilisan yang sangat layak untuk diapresiasi. Sangat direkomendasikan bagi kalian penikmat sejati brutal death metal. Jika sudah begini, dengan didukung oleh label yang finansialnya bagus, saya yakin GORE INFAMOUS akan kembali hadir menyapa kita dengan rilisan-rilisan super sintingnya lagi. Sebuah full length album, itulah yang dinantikan. Sembari menunggu karya mereka terbarunya, silakan kalian nikmati dulu EP (mini album) Cadaver in Methodical Overture yang sudah dijual dan dapat dibeli di toko-toko online ini.
IN DEATH WE TRUST, IN BRUTAL WE BLAST!
GORE INFAMOUS adalah band beraliran brutal death metal yang masih relatif baru. Terbentuk sejak tahun 2010 lalu. Berasal dari kota Bandung. Kota yang dikenal karena banyak memiliki band-band death metal. Sebab hampir tiap tahun saja selalu bermunculan band-band baru yang mengusung aliran tersebut. GORE INFAMOUS dihuni oleh tiga orang. Yaitu Rendra pada posisi deep guttural, Egie Devoid yang memainkan gitar dengan efek suara yang menderu-deru itu dan terakhir Asep Necro Grind yang menggawangi posisi drum. Saya kurang begitu tahu dengan posisi bass. Setahu saya GORE INFAMOUS menggunakan additional player. Sepertinya sekarang mereka sudah memiliki pemain bass tetap. Nanti akan saya infokan lagi bila sudah mendapatkan info yang valid.
Berdasarkan pengakuan ketiga personilnya, nama GORE INFAMOUS diambil dari kata terakhir dua buah band idola mereka. Yaitu BLOODY GORE dan DIRTY INFAMOUS. BLOODY GORE adalah band asal kota Jakarta yang sempat merilis sebuah EP dengan judul Blood Driven Vehemence. BLOODY GORE kini sudah berubah nama menjadi FUNERAL INCEPTION (sejak tahun 2002). Sedangkan DIRTY INFAMOUS berasal dari salah satu kota di Jawa Timur, yaitu Jember. Baik BLOODY GORE maupun DIRTY INFAMOUS memainkan brutal death metal.
Semenjak terbentuk, GORE INFAMOUS mengeluarkan beberapa buah singlenya. Dan single-singlenya selalu menjadi menarik perhatian penikmat musik keras Indonesia. Bahkan juga internasional. Termasuk Daniel Osborn selaku pemilik dari label rekaman bernama New Standard Elite (California, Amerika Serikat). Alhasil, GORE INFAMOUS digaet dan melakukan kontrak dengan pihak New Standart Elite dengan terlebih dahulu merilis sebuah EP (mini album) berjudul Cadaver in Methodical Overture. Tentunya ini menambah kebanggaan bagi dunia musik bawah tanah Indonesia bahwa ada band Indonesia yang bekerja sama dengan pihak label rekaman luar negeri. New Standard Elite sebelumnya pernah bekerja sama dengan band Indonesia lainnya. Diantaranya seperti LUMPUR, ASPHYXIATE dan INJURY DEEPEN.
Kita kembali ke EP (mini album)-nya. Cadaver in Methodical Overture berisikan empat buah lagu yang keempat-empatnya menawarkan suatu keributan tersendiri. Bila kalian penikmat sejati DISGORGE, HUMAN MASTICATION, PUTRIDITY sampai dengan CONDEMNED, dijamin deh kalian akan suka.
Track pertama pembuka EP (mini album) adalah Fury to Desperation (04:54). Brutal sejak detik pertama hingga detik penghabisan. Pada bagian akhir sedikit diciptakan suasana break down atau yang dikenal dengan istilah slam. Track berikutnya yaitu Festering Intestines (03:52). Sama seperti sebelumnya. Tetap brutal, permainan drum yang sangat intens dan diiringi dengan riff-riff gitar yang berbunyi seperti angin topan. Kemudian disusul dengan lagu Visions of Slaughtering (05:14). Merupakan lagu milik GORE INFAMOUS yang sangat digemari oleh para metalhead. Sangat DISGORGE. Namun bukan berarti menjiplak secara mentah-mentah. Tetap terasa sentuhan dari karakter GORE INFAMOUS itu sendiri. Dan lagu terakhir yang juga sekaligus menjadi lagu penutup EP (mini album) ini adalah sebuah track title, Cadaver In Methodical in Overture (03:54). Feel free to headbang your fucking head!
Sebuah rilisan yang sangat layak untuk diapresiasi. Sangat direkomendasikan bagi kalian penikmat sejati brutal death metal. Jika sudah begini, dengan didukung oleh label yang finansialnya bagus, saya yakin GORE INFAMOUS akan kembali hadir menyapa kita dengan rilisan-rilisan super sintingnya lagi. Sebuah full length album, itulah yang dinantikan. Sembari menunggu karya mereka terbarunya, silakan kalian nikmati dulu EP (mini album) Cadaver in Methodical Overture yang sudah dijual dan dapat dibeli di toko-toko online ini.
IN DEATH WE TRUST, IN BRUTAL WE BLAST!
Friday, June 14, 2013
MAN OF STEEL
Awalnya direncanakan rilis di Indonesia pada tangal 14 Juni 2013. Namun, mungkin dikarenakan antusias yang sudah tidak terbendung lagi dari penggemar Superman, akhirnya Man of Steel dimajukan sehari perilisannya menjadi tanggal 13 Juni 2013. Dan kebetulan saya menonton film ini tepat saat di hari pertama tayang di seluruh Indonesia dan negara-negara lainnya. Persis seperti dugaan, saat siang hari datang ke bioskop 21 untuk membeli tiket, antrian panjang sudah terlihat. Sepertinya bioskop 21 di kota manapun akan mengeruk keuntungan yang banyak dari film ini.
Okeh, sekarang fokus kepada filmnya. Film yang disutradarai oleh Zack Snyder (300, Watchmen) serta diproduseri Christopher Nolan (sutradara dari trilogi Batman) ini menawarkan sesuatu yang beda dibandingkan dengan film-film Superman yang sudah pernah ada sebelumnya. Zack Snyder tidak perlu mengisahkan bagaimana kisah Superman mulai dari kecil hingga beranjak dewasa. Tapi cukup memasukkan kisah masa kecil Superman dalam beberapa flashback yang dikemas sungguh baik. Walaupun tidak banyak, flashback yang dihadirkan pasti bisa ditangkap oleh penonton. Yaitu bagaimana sosok seorang Clark Kent kecil harus menerima kenyataan kalau dia "berbeda" dengan orang pada umumnya. Dengan kekuatan yang dimiliki, diperlihatkan juga Clark kecil yang harus mampu bersikap mengalah, menahan diri dan bersabar walaupun amarah sudah di ubun-ubun.
Berbicara soal cerita, Man of Steel ternyata tidak seberat Batman Begins, The Dark Knight maupun The Dark Knight Rises. Padahal sebelum menonton, saya berpraduga bahwa Man of Steel akan menampilan cerita yang berat. Mengingat ada campur tangan Christopher Nolan dalam film ini. Ternyata saya salah. Cukup ringan. Anak-anak remaja pasti bisa mengikuti ceritanya dengan mudahnya. Alur film cukup cepat. Tidak perlu bertele-tele yang kadang bisa membuat penonton merasa jenuh. Sangat pas dikombinasikan dengan adegan-adegan laga dalam film ini dimana menampilkan penghancuran yang luar biasa di sana-sini. Suatu hal yang sudah ditunggu-tunggu oleh penggemar berat Superman sejak dulu. Bahasa kasarnya sih, jangan tanggung-tanggung bikin aksi laga.
Film Man of Steel ini nuansanya sedikit gelap. Zack Snyder sepertinya ingin menggambarkan keseriusan yang ada dalam filmnya. Dan menurut saya berhasil. Saya yakin film-film superhero DC Comics di bawah Warner Bros lainnya akan menerapkan konsep yang sama. Kemarin Batman. Sekarang Superman. Tidak menutup kemungkinan seperti Wonder Woman, Aquaman dan lain-lainnya.
Lantas, bagaimana dengan Henry Cavill, orang Inggris pertama yang berperan sebagai Superman? Menurut saya cukup oke lah. Jangan membandingkan Henry Cavill dengan Christopher Reeves. Sebab Reeves selalu menjadi pemenangnya. Beberapa adegan yang ditampilkan oleh Henry Cavill cukup sampai dan terasa ke penonton. Simak saja bagaimana jeritan kesedihan dari Clark Kent begitu Jonathan Kent (ayahnya) diterjang angin topan. Dan juga bagaimana perasaan kehilangan sesama mahluk planet Krypton saat harus memutuskan untuk mengakhiri hidup Zod (ups, spoiler). Terus, Amy Adams sebagai Lois Lane? Cukup cocok. Amy Adams sanggup memerankan seorang Lois Lane, yaitu sosok wanita berpendirian, kritis dan pintar yang mampu memberikan semangat dan harapan pada Superman. Pemeran pembantu hampir sebagian besar memerankan perannya dengan bagus. Kredit layak diberikan kepada Russell Crowe yang berperan sebagai Jor El dan Kevin Costner sebagai Jonathan Kent.
Secara keseluruhan, menurut saya Man of Steel layak untuk ditonton. Memang sih ada beberapa kekurangannya. Tapi tak apalah dicoba dulu. Saya aja berniat untuk menonton yang kedua kalinya. Sedikit heran bagaimana kritikus di situs Rotten Tomatoes memberikan rating yang kurang bagus akan film Man of Steel ini.
Semoga berkenan.
"Every person can be a force for good, free to forge his own destiny." - Jor El
Okeh, sekarang fokus kepada filmnya. Film yang disutradarai oleh Zack Snyder (300, Watchmen) serta diproduseri Christopher Nolan (sutradara dari trilogi Batman) ini menawarkan sesuatu yang beda dibandingkan dengan film-film Superman yang sudah pernah ada sebelumnya. Zack Snyder tidak perlu mengisahkan bagaimana kisah Superman mulai dari kecil hingga beranjak dewasa. Tapi cukup memasukkan kisah masa kecil Superman dalam beberapa flashback yang dikemas sungguh baik. Walaupun tidak banyak, flashback yang dihadirkan pasti bisa ditangkap oleh penonton. Yaitu bagaimana sosok seorang Clark Kent kecil harus menerima kenyataan kalau dia "berbeda" dengan orang pada umumnya. Dengan kekuatan yang dimiliki, diperlihatkan juga Clark kecil yang harus mampu bersikap mengalah, menahan diri dan bersabar walaupun amarah sudah di ubun-ubun.
Berbicara soal cerita, Man of Steel ternyata tidak seberat Batman Begins, The Dark Knight maupun The Dark Knight Rises. Padahal sebelum menonton, saya berpraduga bahwa Man of Steel akan menampilan cerita yang berat. Mengingat ada campur tangan Christopher Nolan dalam film ini. Ternyata saya salah. Cukup ringan. Anak-anak remaja pasti bisa mengikuti ceritanya dengan mudahnya. Alur film cukup cepat. Tidak perlu bertele-tele yang kadang bisa membuat penonton merasa jenuh. Sangat pas dikombinasikan dengan adegan-adegan laga dalam film ini dimana menampilkan penghancuran yang luar biasa di sana-sini. Suatu hal yang sudah ditunggu-tunggu oleh penggemar berat Superman sejak dulu. Bahasa kasarnya sih, jangan tanggung-tanggung bikin aksi laga.
Film Man of Steel ini nuansanya sedikit gelap. Zack Snyder sepertinya ingin menggambarkan keseriusan yang ada dalam filmnya. Dan menurut saya berhasil. Saya yakin film-film superhero DC Comics di bawah Warner Bros lainnya akan menerapkan konsep yang sama. Kemarin Batman. Sekarang Superman. Tidak menutup kemungkinan seperti Wonder Woman, Aquaman dan lain-lainnya.
Lantas, bagaimana dengan Henry Cavill, orang Inggris pertama yang berperan sebagai Superman? Menurut saya cukup oke lah. Jangan membandingkan Henry Cavill dengan Christopher Reeves. Sebab Reeves selalu menjadi pemenangnya. Beberapa adegan yang ditampilkan oleh Henry Cavill cukup sampai dan terasa ke penonton. Simak saja bagaimana jeritan kesedihan dari Clark Kent begitu Jonathan Kent (ayahnya) diterjang angin topan. Dan juga bagaimana perasaan kehilangan sesama mahluk planet Krypton saat harus memutuskan untuk mengakhiri hidup Zod (ups, spoiler). Terus, Amy Adams sebagai Lois Lane? Cukup cocok. Amy Adams sanggup memerankan seorang Lois Lane, yaitu sosok wanita berpendirian, kritis dan pintar yang mampu memberikan semangat dan harapan pada Superman. Pemeran pembantu hampir sebagian besar memerankan perannya dengan bagus. Kredit layak diberikan kepada Russell Crowe yang berperan sebagai Jor El dan Kevin Costner sebagai Jonathan Kent.
Secara keseluruhan, menurut saya Man of Steel layak untuk ditonton. Memang sih ada beberapa kekurangannya. Tapi tak apalah dicoba dulu. Saya aja berniat untuk menonton yang kedua kalinya. Sedikit heran bagaimana kritikus di situs Rotten Tomatoes memberikan rating yang kurang bagus akan film Man of Steel ini.
Semoga berkenan.
"Every person can be a force for good, free to forge his own destiny." - Jor El
Sunday, June 02, 2013
OBLIVION, IRON MAN 3 & STAR TREK INTO DARKNESS
Wow, lama banget saya tidak meng-update blog ini. Seperti biasa. Perpaduan antara rasa malas dan tidak memiliki waktu. Haha. Alasan tipis. Padahal kalo ngetwit (main Twitter) sering banget. Okeh, sekedar mengasah kemampuan jari untuk mengetik di papan ketik alias keyboard, kali ini saya akan mereview secara singkat ketiga buah film yang telah saya tonton beberapa waktu kemarin. Yaitu Oblivion, Iron Man 3 dan Star Trek Into Darkness.
Yang pertama, Oblivion. Sebuah film science fiction (saya suka dengan genre film seperti ini) yang dibintangi oleh aktor tampan dan kenamaan, yakni Tom Cruise. Ceritanya memang simple, namun sedikit rumit dan membutuhkan konsentrasi. Terlebih lagi didominasi dengan suasana sepi dan hening. Namun memberikan hasrat yang menggebu-gebu dari menit ke menitnya. Dan klimaks bisa didapat saat ending film. Twist film benar-benar mengejutkan penonton. Film dengan jenis seperti ini tidak bisa dilihat dari story-nya. Melainkan dari segi story development. Special effect yang memukau turut membantu penonton terhibur. Ditambah lagi dengan music scoring-nya yang juga bagus. Alhasil, film ini oke lah untuk ditonton.
Yang kedua, Iron Man 3. Dikatakan sebagai serial terakhir dari trilogi yang direncanakan. Beberapa teman saya, baik itu yang offline maupun online, banyak yang mengatakan bahwa film Iron Man 3 ini sangatlah bagus. Hmm, sedikit berbeda dari saya. Menurutku filmnya biasa saja. Alurnya di agak sedikit lambat di awal film. Menjelang pertengahan barulah alur mulai sedikit ngebut. Dari ceritanya, Iron Man 3 menggambarkan seorang Tony Stark yang sebenarnya juga adalah manusia biasa. Memiliki kelemahan dan juga kekurangan. Namun dengan kelemahan dan kekuranganya itulah bisa memberikan yang terbaik bagi kehidupan manusia. Memberikan kita sebuah pandangan bahwa menjadi superhero itu tidaklah enak. Tidak mudah. Justru memiliki beban dan tanggung-jawab yang harus dihadapi. Dari segi action, Iron Man 3 menawarkan sesuatu yang lebih dibandingkan prekuelnya. Banyak aksi hancur-hancuran. Terlebih lagi, penonton akan dimanjakan dengan banyaknya kehadiran armor Iron Man yang diciptakan oleh Tony Stark. Itu bisa disaksikan saat adegan pamungkas film. Sayang, adegan-adegan yang membutuhkan bantuan CGI justru dihadirkan dalam setting malam hari. Mungkin maksudnya untuk menutup kekurangan CGI, mungkin? Begitu juga dengan karakter villain bernama Mandarin. Tidak sesuai dengan versi komiknya (yang diidam-idamkan oleh fan boy). Yah, apapun itu, Iron Man 3 tetap oke kok untuk dijajal.
Terakhir adalah Star Trek Into Darkness. Jujur, saya bukan seorang penggemar berat Star Trek. Walaupun dulu saya mengikuti serial TV-nya yang pernah ditayangkan oleh salah satu stasiun swasta Indonesia, saya agak buta Star Trek. Karakter-karakternya juga kurang begitu saya kenal. Namun itu tidak menyurutkan saya untuk menonton filmnya. Secara keseluruhan, bisa saya katakan bahwa Star Trek Into Darkness merupakan film yang bagus sekali. Bagi yang buta Star Trek tidak perlu merasa khawatir. Silakan ditonton. Cuma di sini penonton diminta untuk fokus pada dialognya. Sebab bila tidak, akan menghasilkan tanda tanya besar mengapa bisa begini, dan kenapa bisa begitu. Btw, tidak ada yang ingin kursus bahasa Klingon nih?
Yang pertama, Oblivion. Sebuah film science fiction (saya suka dengan genre film seperti ini) yang dibintangi oleh aktor tampan dan kenamaan, yakni Tom Cruise. Ceritanya memang simple, namun sedikit rumit dan membutuhkan konsentrasi. Terlebih lagi didominasi dengan suasana sepi dan hening. Namun memberikan hasrat yang menggebu-gebu dari menit ke menitnya. Dan klimaks bisa didapat saat ending film. Twist film benar-benar mengejutkan penonton. Film dengan jenis seperti ini tidak bisa dilihat dari story-nya. Melainkan dari segi story development. Special effect yang memukau turut membantu penonton terhibur. Ditambah lagi dengan music scoring-nya yang juga bagus. Alhasil, film ini oke lah untuk ditonton.
Yang kedua, Iron Man 3. Dikatakan sebagai serial terakhir dari trilogi yang direncanakan. Beberapa teman saya, baik itu yang offline maupun online, banyak yang mengatakan bahwa film Iron Man 3 ini sangatlah bagus. Hmm, sedikit berbeda dari saya. Menurutku filmnya biasa saja. Alurnya di agak sedikit lambat di awal film. Menjelang pertengahan barulah alur mulai sedikit ngebut. Dari ceritanya, Iron Man 3 menggambarkan seorang Tony Stark yang sebenarnya juga adalah manusia biasa. Memiliki kelemahan dan juga kekurangan. Namun dengan kelemahan dan kekuranganya itulah bisa memberikan yang terbaik bagi kehidupan manusia. Memberikan kita sebuah pandangan bahwa menjadi superhero itu tidaklah enak. Tidak mudah. Justru memiliki beban dan tanggung-jawab yang harus dihadapi. Dari segi action, Iron Man 3 menawarkan sesuatu yang lebih dibandingkan prekuelnya. Banyak aksi hancur-hancuran. Terlebih lagi, penonton akan dimanjakan dengan banyaknya kehadiran armor Iron Man yang diciptakan oleh Tony Stark. Itu bisa disaksikan saat adegan pamungkas film. Sayang, adegan-adegan yang membutuhkan bantuan CGI justru dihadirkan dalam setting malam hari. Mungkin maksudnya untuk menutup kekurangan CGI, mungkin? Begitu juga dengan karakter villain bernama Mandarin. Tidak sesuai dengan versi komiknya (yang diidam-idamkan oleh fan boy). Yah, apapun itu, Iron Man 3 tetap oke kok untuk dijajal.
Terakhir adalah Star Trek Into Darkness. Jujur, saya bukan seorang penggemar berat Star Trek. Walaupun dulu saya mengikuti serial TV-nya yang pernah ditayangkan oleh salah satu stasiun swasta Indonesia, saya agak buta Star Trek. Karakter-karakternya juga kurang begitu saya kenal. Namun itu tidak menyurutkan saya untuk menonton filmnya. Secara keseluruhan, bisa saya katakan bahwa Star Trek Into Darkness merupakan film yang bagus sekali. Bagi yang buta Star Trek tidak perlu merasa khawatir. Silakan ditonton. Cuma di sini penonton diminta untuk fokus pada dialognya. Sebab bila tidak, akan menghasilkan tanda tanya besar mengapa bisa begini, dan kenapa bisa begitu. Btw, tidak ada yang ingin kursus bahasa Klingon nih?
Saturday, March 02, 2013
Karbitan?
Gak ada salahnya numpang narsis sebentar. Hihihi. |
Emang, karbitan itu apa sih maksudnya? Menyukai klub bola lebih dari satu? Apakah suka gonta ganti tim? Atau masih newbie di dalam mengenal olahraga sepak bola? Atau mungkin masih cupu di dalam menjadi suporter atau pendukung setia (bahkan fanatik) terhadap tim yang dipujanya? Menurutku sih sebenarnya tidak ada yang namanya karbitan. Kalau pun ada, bukankah kita semua adalah karbitan di hari pertama kita mengenal sepak bola? Dan juga karbitan di hari pertama kita mulai mendukung sebuah klub bola dgn loyalitas tinggi?
Saya mengenal Liverpool sudah lama. Pertama kali nonton Liverpool adalah pada saat final Piala FA melawan Crystal Palace yang ditayangkan oleh TVRI. Lupa tahun berapa. Kalau tidak salah sekitar awal 90-an gitu deh. Waktu itu Liverpool menyerah dari Crystal Palace dengan skor 1-0. Walaupun kalah, The Reds menampilkan permainan yang menawan. Ketika pertandingan selesai, mereka kalah dengan bangga. Tidak berbalut kesedihan. Dari situlah saya mulai jatuh cinta kepada tim yang memiliki stadion bernama Anfield ini.
Saya dulu sempat tergabung dengan Big Reds Indonesia. Menjadi anggotanya pada tahun 2000. Kartu anggotanya sampai sekarang masih ada di dalam dompet saya. Pada kartu tertera nama saya, yaitu Anthony K. T. Sinaga dan nomor register 0200. MLG.000090. Kantor sekretariatnya saat itu masih di kota Bandung, Jawa Barat. Dan pada tahun 2004 Big Reds Indonesia menjadi suporter bola resmi dengan lisensi dari Liverpool-nya sana langsung. Bahkan, Big Reds Indonesia merupakan suporter klub bola resmi pertama di negara Indonesia. Setelah itu bermunculan lah suporter bola resmi lainnya. Seperti United Indonesia, dll.
Bagaimana dengan Inter Milan? Saya mulai mengenal tim asal kota Milan ini sejak tahun 1997. Kurang tahu persisnya gimana perkenalan saya untuk pertama kalinya dengan tim ini. Yang pasti ini secara tidak langsung dikarenakan Liga Italia Serie A ditayangkan oleh RCTI. Dan saat ini saya adalah satu dari sekian ribu orang yang terdaftar dalam suporter bola resmi Inter Milan untuk negara Indonesia, yaitu ICI Moratti.
Setelah sedikit penjabaran di atas, apakah saya masih bisa dikatakan karbitan? Kalo engga, ya syukur. Kalo iya, it's okay. Semua berhak menilai atas nama pribadinya. Asalkan penilaian tersebut jangan dijadikan bahan untuk mengolok-olok.
Peace out.
Monday, February 18, 2013
PSY & MC HAMMER
Saat beraksi di American Music Awards 2012. Lihat aja tamu, undangan dan penontonnya sampai ikutan joget gitu saking antusiasnya.
Perayaan malam tahun baru di New York City. Psy bersama MC Hammer beraksi dengan koreografi yang sama saat tampil di American Music Awards 2012.
Sekedar informasi, lagu To Legit Too Quit dirilis tahun 1991 silam. Saat dirilis langsung meledak di pasaran. Menjadikan MC Hammer seorang rapper yang terkenal waktu itu di jamannya.
SUFFOCATION - Pinnacle of Bedlam
Tanggal 15 Februari 2013 kemarin, SUFFOCATION, band maha dahsyat yang beraliran brutal death metal asal New York, Amerika Serikat merilis album terbarunya yang berjudul Pinnacle of Bedlam. Sebuah kado Valentine yang cukup manis dari band yang sudah ada sejak tahun 1988 silam ini. Secara diskografi, Pinnacle of Bedlam merupakan album ketujuh SUFFOCATION. Terakhir kali mereka merilis album adalah pada tahun 2009 silam, yaitu Blood Oath. Dengan dipayungi oleh label rekaman spesialisasi aliran-aliran ekstrim metal, yakni Nuclear Blast Records, dan juga diproduseri oleh Joe Cincotta (bassist of CATASTROPHIC), dapat saya katakan bahwa album ini luar biasa sakitnya! SICK AS FUCK!!! Rugi banget jika kalian sampai ketinggalan barang yang satu ini.
Tidak perlu ragu dengan penampilan sang drummer baru, Dave Culross (eks MALEVOLENT CREATION), dalam album ini. Dave mampu bermain apik tanpa harus merasa cupu di bawah bayang-bayang kebesaran Mike Smith (drummer SUFFOCATION sebelumnya). Permainan gitar Terrance Hobbs dan Guy Marchais (eks INTERNAL BLEEDING) cukup brutal dengan riff-riffnya yang membuat pendengar bergeleng-geleng kepala. Tidak jarang keduanya bahkan memainkan solo-solo dalam beberapa lagu. Di luar sebuah kepakeman dari SUFFOCATION itu sendiri. Terrance dan Guy seakan-akan menggurui kepada kita bahwa seperti inilah cara menciptakan lagu death metal yang bagus. Sang lead vocalist, Frank Mullen, juga luar biasa sekali penampilannya. Selama 20 tahun mampu konsisten mempertahankan kebrutalan vokalnya itu.
Kembali ke albumnya. Album ini berisikan 10 buah lagu. Dengan durasi total memakan waktu sekitar 38 menitan. Saya sudah mendengarkan kesemuanya. 4 buah lagu yang layak dijadikan highlight adalah Purgatorial Punishment, As Grace Descends (lagu ini ada video klipnya), Pinnacle of Bedlam dan Rapture of Revocation. Sedikit kaget dengan lagu berjudul Sullen Days, dimana pembuka lagu diisi dengan permainan akustik yang kelam dan gelap, tapi ujung-ujungnya kembali kepada kebrutalan. Dalam album ini juga SUFFOCATION memasukkan lagu lama mereka yang berjudul Beginning of Sorrow (bisa dijumpai dalam album Breeding the Spawn, yang dirilis tahun 1993). Tentunya sudah mengalami proses rekam ulang. Jadinya terdengar lebih kemasa-kinian dan fresh.
Secara keseluruhan, Pinnacle of Bedlam adalah sebuah album yang sangat solid. Bahkan dengan berani saya katakan bawa album ini adalah album terbaik yang pernah diciptakan oleh SUFFOCATION. Termasuk itu dilihat dari materi lagu-lagunya dan kualitas soundnya. Jangan mendengarkan album ini dengan volume yang sedang bahkan kecil. Volume maksimal adalah jawabannya. Karena tiap lagu yang ada berhasil menghantam telinga kita dengan garangnya.
Jadi, apalagi yang kalian tunggu? Segera mainkan albumnya! And now this is what I call metal.
Horns up!
Tambahan: Secara resmi SUFFOCATION mengatakan bahwa Pinnacle of Bedlam bukanlah sebuah album dengan konsep penuh. Akan tetapi terinspirasi oleh sebuah kitab Tibet, yang menceritakan siklus kehidupan dan kematian. Wuih!
Tidak perlu ragu dengan penampilan sang drummer baru, Dave Culross (eks MALEVOLENT CREATION), dalam album ini. Dave mampu bermain apik tanpa harus merasa cupu di bawah bayang-bayang kebesaran Mike Smith (drummer SUFFOCATION sebelumnya). Permainan gitar Terrance Hobbs dan Guy Marchais (eks INTERNAL BLEEDING) cukup brutal dengan riff-riffnya yang membuat pendengar bergeleng-geleng kepala. Tidak jarang keduanya bahkan memainkan solo-solo dalam beberapa lagu. Di luar sebuah kepakeman dari SUFFOCATION itu sendiri. Terrance dan Guy seakan-akan menggurui kepada kita bahwa seperti inilah cara menciptakan lagu death metal yang bagus. Sang lead vocalist, Frank Mullen, juga luar biasa sekali penampilannya. Selama 20 tahun mampu konsisten mempertahankan kebrutalan vokalnya itu.
Kembali ke albumnya. Album ini berisikan 10 buah lagu. Dengan durasi total memakan waktu sekitar 38 menitan. Saya sudah mendengarkan kesemuanya. 4 buah lagu yang layak dijadikan highlight adalah Purgatorial Punishment, As Grace Descends (lagu ini ada video klipnya), Pinnacle of Bedlam dan Rapture of Revocation. Sedikit kaget dengan lagu berjudul Sullen Days, dimana pembuka lagu diisi dengan permainan akustik yang kelam dan gelap, tapi ujung-ujungnya kembali kepada kebrutalan. Dalam album ini juga SUFFOCATION memasukkan lagu lama mereka yang berjudul Beginning of Sorrow (bisa dijumpai dalam album Breeding the Spawn, yang dirilis tahun 1993). Tentunya sudah mengalami proses rekam ulang. Jadinya terdengar lebih kemasa-kinian dan fresh.
Secara keseluruhan, Pinnacle of Bedlam adalah sebuah album yang sangat solid. Bahkan dengan berani saya katakan bawa album ini adalah album terbaik yang pernah diciptakan oleh SUFFOCATION. Termasuk itu dilihat dari materi lagu-lagunya dan kualitas soundnya. Jangan mendengarkan album ini dengan volume yang sedang bahkan kecil. Volume maksimal adalah jawabannya. Karena tiap lagu yang ada berhasil menghantam telinga kita dengan garangnya.
Jadi, apalagi yang kalian tunggu? Segera mainkan albumnya! And now this is what I call metal.
Horns up!
Tambahan: Secara resmi SUFFOCATION mengatakan bahwa Pinnacle of Bedlam bukanlah sebuah album dengan konsep penuh. Akan tetapi terinspirasi oleh sebuah kitab Tibet, yang menceritakan siklus kehidupan dan kematian. Wuih!
Subscribe to:
Posts (Atom)