Sebenernya saya tidak memiliki rencana untuk menonton film ini di bioskop. Mending menunggu versi blu-ray hasil downloadan saja. Namun berhubung ada seorang teman yang mengajak dan traktir nonton, ya sudah. Siapa sih yang mau menolak rezeki. Hehe. Dari sini saja sudah ketebak bahwa saya tidak memiliki ekspektasi lebih akan film yang berdurasi hampir 2 jam ini. Setelah menontonnya, wow, menurut saya film ini bagus. Oke banget. Entah ya apakah sama asyik versi film ini dengan versi novelnya (World War Z diadaptasi dari sebuah novel karangan Max Brooks). Yang pasti saya menyukai film ini.
Filmnya sendiri mengisahkan tentang zombie yang berhasil menguasai belahan dunia manapun. Nah di sini sang tokoh utama berkelana ke beberapa tempat untuk mencari tahu dan solusi bagaimana cara mengatasi serbuan zombie-zombie tersebut. World War Z menampilkan porsi yang seimbang antara action dan isi cerita. Jadi kalian tidak akan melihat adegan penuh tembak-tembakan ala Resident Evil. Bobot ceritanya juga tidak berat. Ringan dan gampang dimengerti penonton.
Berbicara soal zombie pasti yang teringat adalah adegan menegangkan dan menakutkan. Well, semuanya bisa didapat dalam film ini dengan cara yang asyik. Selama ini kita terbiasa dengan bayangan dalam pikiran kita bahwa zombie itu adalah sesosok mayat hidup yang memiliki gerakan cepat serta reaksi-reaksi lainnya. Nah, di World War Z semuanya terlihat lebih masuk akal dan natural. Mulai dari cara berjalan, berlari mengejar orang, dan sebagainya.
Walaupun tentang zombie, film ini menurut saya relatif aman untuk ditonton oleh siapa pun. Tidak menampilkan adegan sadis dan jijik secara eksplisit. Namun, ada baiknya tetap didampingi orang tua dan diberikan pengarahan akan adegan-adegan yang kurang dipahami oleh anak-anak.
Setahu saya, novelnya sendiri terdiri dari 3 buku. Nah kita tunggu saja, apakah film ini akan dibuatkan sekuelnya atau tidak.
Semoga berkenan
Tuesday, June 25, 2013
Sunday, June 23, 2013
AMON AMARTH, DEVOURMENT, DEFEATED SANITY & MEGADETH
Quick review aja ya. AMON AMARTH, band asal Swedia beraliran melodic death metal merilis album terbarunya pada tanggal 19 Juni 2013 kemarin. Diberi tajuk Deceiver of the Gods. Sedikit pesimis dengan album baru ini mengingat dua buah album sebelumnya, yaitu Twilight of the Thunder God (2008) dan Surtur Rising (2011), kurang begitu bagus. Setelah menyimak keseluruhan lagu yang ada dalam album Deceiver of the Gods, well, albumnya kali ini oke banget. Direkomendasikan! Beberapa lagu yang menurut saya bisa dijadikan highlight sebuat saja mulai dari track title Deceiver of the Gods (04:19), Father of the Wolf (04:19), Shape Shifter (04:02), Under Siege (06:19) dan Coming of the Tide (04:16). Jangan lewatkan juga sebuah track berjudul Hel (04:09), dimana dibawakan AMON AMARTH bersama Messiah Marcolin (eks vokalis CANDLEMASS). Overall, silakan kalian jajal album ini. All hail Odin!
Berikutnya, album miliknya DEVOURMENT yang rilis tanggal 19 Februari 2013 silam, yakni Conceived in Sewage. Band beraliran brutal death metal asal Texas, Amerika Serikat ini menawarkan sesuatu yang beda dibandingkan album-album sebelumnya. Tidak melulu memainkan break down tempo. Namun menawarkan kebrutalan yang mendominasi pada tiap-tiap lagunya. Siapapun pasti merasa klimaks yang luar biasa saat mendengarkan album ini. Beberapa lagu yang dijadikan highlight antara lain: Fifty Ton War Machine (04:16), Fucked with Rats (04:12), Heaving Acid (03:10) dan Parasitic Eruption (03:37). Lagu yang disebutkan terakhir dibuatkan video klipnya. Bisa dilihat di bawah ini:
Kesimpulan akhir akan album ini adalah: GO AND FUCK IT! RECOMMENDED!!!
Berikutnya, album miliknya DEVOURMENT yang rilis tanggal 19 Februari 2013 silam, yakni Conceived in Sewage. Band beraliran brutal death metal asal Texas, Amerika Serikat ini menawarkan sesuatu yang beda dibandingkan album-album sebelumnya. Tidak melulu memainkan break down tempo. Namun menawarkan kebrutalan yang mendominasi pada tiap-tiap lagunya. Siapapun pasti merasa klimaks yang luar biasa saat mendengarkan album ini. Beberapa lagu yang dijadikan highlight antara lain: Fifty Ton War Machine (04:16), Fucked with Rats (04:12), Heaving Acid (03:10) dan Parasitic Eruption (03:37). Lagu yang disebutkan terakhir dibuatkan video klipnya. Bisa dilihat di bawah ini:
Beralih ke album terbaru dari DEFEATED SANITY yang berjudul Passages into Deformity. Rilis tanggal 5 Februari 2013 lalu. Banyak yang memberikan review bagus akan album ini. Memang sih secara sekilas terdengar oke lagu-lagu yang ada di dalamnya. Lebih gelap, lebih nge-blast, lebih nge-deep growl dan nge-slam, namun jika mau berbicara jujur, lagu-lagunya terlalu umum. Tidak ada satupun lagu yang memorable alias meninggalkan kesan tersendiri begitu selesai mendengarkan satu album penuh. Dengan gampang akan terlupakan. Di balik itu semuanya, Passages into Deformity layak untuk disimak bagi kalian penggemar berat slam death metal. Silakan dicoba lagu-lagu yang judulnya Initiation (01:15), Naraka (05:06), Verblendung (04:45) dan Perspectives (06:49).
Album terakhir yang saya review pada kesempatan kali ini adalah album terbarunya MEGADETH, band beraliran thrash metal, salah satu dari The Big Four, yang berjudul Super Collider (rilis 4 Juni 2013). Satu komentar saja tentang album ini: Jelek! Super Collider ibarat versi terbaru dari Risk, album yang super gagal itu. Jadi malas deh untuk menyebut lagu-lagu yang bisa dijadikan highlight.
Album terakhir yang saya review pada kesempatan kali ini adalah album terbarunya MEGADETH, band beraliran thrash metal, salah satu dari The Big Four, yang berjudul Super Collider (rilis 4 Juni 2013). Satu komentar saja tentang album ini: Jelek! Super Collider ibarat versi terbaru dari Risk, album yang super gagal itu. Jadi malas deh untuk menyebut lagu-lagu yang bisa dijadikan highlight.
That's all, folks!
Saturday, June 22, 2013
GORE INFAMOUS - Cadaver in Methodical Overture
Walaupun hanya berbentuk EP (mini album), Cadaver in Methodical Overture yang dirilis tahun 2012 kemarin ini luar biasa dahsyatnya. SICK AS FUCK! Hanya dengan mendengarkan sekali saja sudah membuat saya geleng-geleng kepala. Bila diteruskan saya yakin akan menimbulkan kekacauan tersendiri. Terkesan lebay? Silakan dengerin sendiri aja deh.
GORE INFAMOUS adalah band beraliran brutal death metal yang masih relatif baru. Terbentuk sejak tahun 2010 lalu. Berasal dari kota Bandung. Kota yang dikenal karena banyak memiliki band-band death metal. Sebab hampir tiap tahun saja selalu bermunculan band-band baru yang mengusung aliran tersebut. GORE INFAMOUS dihuni oleh tiga orang. Yaitu Rendra pada posisi deep guttural, Egie Devoid yang memainkan gitar dengan efek suara yang menderu-deru itu dan terakhir Asep Necro Grind yang menggawangi posisi drum. Saya kurang begitu tahu dengan posisi bass. Setahu saya GORE INFAMOUS menggunakan additional player. Sepertinya sekarang mereka sudah memiliki pemain bass tetap. Nanti akan saya infokan lagi bila sudah mendapatkan info yang valid.
Berdasarkan pengakuan ketiga personilnya, nama GORE INFAMOUS diambil dari kata terakhir dua buah band idola mereka. Yaitu BLOODY GORE dan DIRTY INFAMOUS. BLOODY GORE adalah band asal kota Jakarta yang sempat merilis sebuah EP dengan judul Blood Driven Vehemence. BLOODY GORE kini sudah berubah nama menjadi FUNERAL INCEPTION (sejak tahun 2002). Sedangkan DIRTY INFAMOUS berasal dari salah satu kota di Jawa Timur, yaitu Jember. Baik BLOODY GORE maupun DIRTY INFAMOUS memainkan brutal death metal.
Semenjak terbentuk, GORE INFAMOUS mengeluarkan beberapa buah singlenya. Dan single-singlenya selalu menjadi menarik perhatian penikmat musik keras Indonesia. Bahkan juga internasional. Termasuk Daniel Osborn selaku pemilik dari label rekaman bernama New Standard Elite (California, Amerika Serikat). Alhasil, GORE INFAMOUS digaet dan melakukan kontrak dengan pihak New Standart Elite dengan terlebih dahulu merilis sebuah EP (mini album) berjudul Cadaver in Methodical Overture. Tentunya ini menambah kebanggaan bagi dunia musik bawah tanah Indonesia bahwa ada band Indonesia yang bekerja sama dengan pihak label rekaman luar negeri. New Standard Elite sebelumnya pernah bekerja sama dengan band Indonesia lainnya. Diantaranya seperti LUMPUR, ASPHYXIATE dan INJURY DEEPEN.
Kita kembali ke EP (mini album)-nya. Cadaver in Methodical Overture berisikan empat buah lagu yang keempat-empatnya menawarkan suatu keributan tersendiri. Bila kalian penikmat sejati DISGORGE, HUMAN MASTICATION, PUTRIDITY sampai dengan CONDEMNED, dijamin deh kalian akan suka.
Track pertama pembuka EP (mini album) adalah Fury to Desperation (04:54). Brutal sejak detik pertama hingga detik penghabisan. Pada bagian akhir sedikit diciptakan suasana break down atau yang dikenal dengan istilah slam. Track berikutnya yaitu Festering Intestines (03:52). Sama seperti sebelumnya. Tetap brutal, permainan drum yang sangat intens dan diiringi dengan riff-riff gitar yang berbunyi seperti angin topan. Kemudian disusul dengan lagu Visions of Slaughtering (05:14). Merupakan lagu milik GORE INFAMOUS yang sangat digemari oleh para metalhead. Sangat DISGORGE. Namun bukan berarti menjiplak secara mentah-mentah. Tetap terasa sentuhan dari karakter GORE INFAMOUS itu sendiri. Dan lagu terakhir yang juga sekaligus menjadi lagu penutup EP (mini album) ini adalah sebuah track title, Cadaver In Methodical in Overture (03:54). Feel free to headbang your fucking head!
Sebuah rilisan yang sangat layak untuk diapresiasi. Sangat direkomendasikan bagi kalian penikmat sejati brutal death metal. Jika sudah begini, dengan didukung oleh label yang finansialnya bagus, saya yakin GORE INFAMOUS akan kembali hadir menyapa kita dengan rilisan-rilisan super sintingnya lagi. Sebuah full length album, itulah yang dinantikan. Sembari menunggu karya mereka terbarunya, silakan kalian nikmati dulu EP (mini album) Cadaver in Methodical Overture yang sudah dijual dan dapat dibeli di toko-toko online ini.
IN DEATH WE TRUST, IN BRUTAL WE BLAST!
GORE INFAMOUS adalah band beraliran brutal death metal yang masih relatif baru. Terbentuk sejak tahun 2010 lalu. Berasal dari kota Bandung. Kota yang dikenal karena banyak memiliki band-band death metal. Sebab hampir tiap tahun saja selalu bermunculan band-band baru yang mengusung aliran tersebut. GORE INFAMOUS dihuni oleh tiga orang. Yaitu Rendra pada posisi deep guttural, Egie Devoid yang memainkan gitar dengan efek suara yang menderu-deru itu dan terakhir Asep Necro Grind yang menggawangi posisi drum. Saya kurang begitu tahu dengan posisi bass. Setahu saya GORE INFAMOUS menggunakan additional player. Sepertinya sekarang mereka sudah memiliki pemain bass tetap. Nanti akan saya infokan lagi bila sudah mendapatkan info yang valid.
Berdasarkan pengakuan ketiga personilnya, nama GORE INFAMOUS diambil dari kata terakhir dua buah band idola mereka. Yaitu BLOODY GORE dan DIRTY INFAMOUS. BLOODY GORE adalah band asal kota Jakarta yang sempat merilis sebuah EP dengan judul Blood Driven Vehemence. BLOODY GORE kini sudah berubah nama menjadi FUNERAL INCEPTION (sejak tahun 2002). Sedangkan DIRTY INFAMOUS berasal dari salah satu kota di Jawa Timur, yaitu Jember. Baik BLOODY GORE maupun DIRTY INFAMOUS memainkan brutal death metal.
Semenjak terbentuk, GORE INFAMOUS mengeluarkan beberapa buah singlenya. Dan single-singlenya selalu menjadi menarik perhatian penikmat musik keras Indonesia. Bahkan juga internasional. Termasuk Daniel Osborn selaku pemilik dari label rekaman bernama New Standard Elite (California, Amerika Serikat). Alhasil, GORE INFAMOUS digaet dan melakukan kontrak dengan pihak New Standart Elite dengan terlebih dahulu merilis sebuah EP (mini album) berjudul Cadaver in Methodical Overture. Tentunya ini menambah kebanggaan bagi dunia musik bawah tanah Indonesia bahwa ada band Indonesia yang bekerja sama dengan pihak label rekaman luar negeri. New Standard Elite sebelumnya pernah bekerja sama dengan band Indonesia lainnya. Diantaranya seperti LUMPUR, ASPHYXIATE dan INJURY DEEPEN.
Kita kembali ke EP (mini album)-nya. Cadaver in Methodical Overture berisikan empat buah lagu yang keempat-empatnya menawarkan suatu keributan tersendiri. Bila kalian penikmat sejati DISGORGE, HUMAN MASTICATION, PUTRIDITY sampai dengan CONDEMNED, dijamin deh kalian akan suka.
Track pertama pembuka EP (mini album) adalah Fury to Desperation (04:54). Brutal sejak detik pertama hingga detik penghabisan. Pada bagian akhir sedikit diciptakan suasana break down atau yang dikenal dengan istilah slam. Track berikutnya yaitu Festering Intestines (03:52). Sama seperti sebelumnya. Tetap brutal, permainan drum yang sangat intens dan diiringi dengan riff-riff gitar yang berbunyi seperti angin topan. Kemudian disusul dengan lagu Visions of Slaughtering (05:14). Merupakan lagu milik GORE INFAMOUS yang sangat digemari oleh para metalhead. Sangat DISGORGE. Namun bukan berarti menjiplak secara mentah-mentah. Tetap terasa sentuhan dari karakter GORE INFAMOUS itu sendiri. Dan lagu terakhir yang juga sekaligus menjadi lagu penutup EP (mini album) ini adalah sebuah track title, Cadaver In Methodical in Overture (03:54). Feel free to headbang your fucking head!
Sebuah rilisan yang sangat layak untuk diapresiasi. Sangat direkomendasikan bagi kalian penikmat sejati brutal death metal. Jika sudah begini, dengan didukung oleh label yang finansialnya bagus, saya yakin GORE INFAMOUS akan kembali hadir menyapa kita dengan rilisan-rilisan super sintingnya lagi. Sebuah full length album, itulah yang dinantikan. Sembari menunggu karya mereka terbarunya, silakan kalian nikmati dulu EP (mini album) Cadaver in Methodical Overture yang sudah dijual dan dapat dibeli di toko-toko online ini.
IN DEATH WE TRUST, IN BRUTAL WE BLAST!
Friday, June 14, 2013
MAN OF STEEL
Awalnya direncanakan rilis di Indonesia pada tangal 14 Juni 2013. Namun, mungkin dikarenakan antusias yang sudah tidak terbendung lagi dari penggemar Superman, akhirnya Man of Steel dimajukan sehari perilisannya menjadi tanggal 13 Juni 2013. Dan kebetulan saya menonton film ini tepat saat di hari pertama tayang di seluruh Indonesia dan negara-negara lainnya. Persis seperti dugaan, saat siang hari datang ke bioskop 21 untuk membeli tiket, antrian panjang sudah terlihat. Sepertinya bioskop 21 di kota manapun akan mengeruk keuntungan yang banyak dari film ini.
Okeh, sekarang fokus kepada filmnya. Film yang disutradarai oleh Zack Snyder (300, Watchmen) serta diproduseri Christopher Nolan (sutradara dari trilogi Batman) ini menawarkan sesuatu yang beda dibandingkan dengan film-film Superman yang sudah pernah ada sebelumnya. Zack Snyder tidak perlu mengisahkan bagaimana kisah Superman mulai dari kecil hingga beranjak dewasa. Tapi cukup memasukkan kisah masa kecil Superman dalam beberapa flashback yang dikemas sungguh baik. Walaupun tidak banyak, flashback yang dihadirkan pasti bisa ditangkap oleh penonton. Yaitu bagaimana sosok seorang Clark Kent kecil harus menerima kenyataan kalau dia "berbeda" dengan orang pada umumnya. Dengan kekuatan yang dimiliki, diperlihatkan juga Clark kecil yang harus mampu bersikap mengalah, menahan diri dan bersabar walaupun amarah sudah di ubun-ubun.
Berbicara soal cerita, Man of Steel ternyata tidak seberat Batman Begins, The Dark Knight maupun The Dark Knight Rises. Padahal sebelum menonton, saya berpraduga bahwa Man of Steel akan menampilan cerita yang berat. Mengingat ada campur tangan Christopher Nolan dalam film ini. Ternyata saya salah. Cukup ringan. Anak-anak remaja pasti bisa mengikuti ceritanya dengan mudahnya. Alur film cukup cepat. Tidak perlu bertele-tele yang kadang bisa membuat penonton merasa jenuh. Sangat pas dikombinasikan dengan adegan-adegan laga dalam film ini dimana menampilkan penghancuran yang luar biasa di sana-sini. Suatu hal yang sudah ditunggu-tunggu oleh penggemar berat Superman sejak dulu. Bahasa kasarnya sih, jangan tanggung-tanggung bikin aksi laga.
Film Man of Steel ini nuansanya sedikit gelap. Zack Snyder sepertinya ingin menggambarkan keseriusan yang ada dalam filmnya. Dan menurut saya berhasil. Saya yakin film-film superhero DC Comics di bawah Warner Bros lainnya akan menerapkan konsep yang sama. Kemarin Batman. Sekarang Superman. Tidak menutup kemungkinan seperti Wonder Woman, Aquaman dan lain-lainnya.
Lantas, bagaimana dengan Henry Cavill, orang Inggris pertama yang berperan sebagai Superman? Menurut saya cukup oke lah. Jangan membandingkan Henry Cavill dengan Christopher Reeves. Sebab Reeves selalu menjadi pemenangnya. Beberapa adegan yang ditampilkan oleh Henry Cavill cukup sampai dan terasa ke penonton. Simak saja bagaimana jeritan kesedihan dari Clark Kent begitu Jonathan Kent (ayahnya) diterjang angin topan. Dan juga bagaimana perasaan kehilangan sesama mahluk planet Krypton saat harus memutuskan untuk mengakhiri hidup Zod (ups, spoiler). Terus, Amy Adams sebagai Lois Lane? Cukup cocok. Amy Adams sanggup memerankan seorang Lois Lane, yaitu sosok wanita berpendirian, kritis dan pintar yang mampu memberikan semangat dan harapan pada Superman. Pemeran pembantu hampir sebagian besar memerankan perannya dengan bagus. Kredit layak diberikan kepada Russell Crowe yang berperan sebagai Jor El dan Kevin Costner sebagai Jonathan Kent.
Secara keseluruhan, menurut saya Man of Steel layak untuk ditonton. Memang sih ada beberapa kekurangannya. Tapi tak apalah dicoba dulu. Saya aja berniat untuk menonton yang kedua kalinya. Sedikit heran bagaimana kritikus di situs Rotten Tomatoes memberikan rating yang kurang bagus akan film Man of Steel ini.
Semoga berkenan.
"Every person can be a force for good, free to forge his own destiny." - Jor El
Okeh, sekarang fokus kepada filmnya. Film yang disutradarai oleh Zack Snyder (300, Watchmen) serta diproduseri Christopher Nolan (sutradara dari trilogi Batman) ini menawarkan sesuatu yang beda dibandingkan dengan film-film Superman yang sudah pernah ada sebelumnya. Zack Snyder tidak perlu mengisahkan bagaimana kisah Superman mulai dari kecil hingga beranjak dewasa. Tapi cukup memasukkan kisah masa kecil Superman dalam beberapa flashback yang dikemas sungguh baik. Walaupun tidak banyak, flashback yang dihadirkan pasti bisa ditangkap oleh penonton. Yaitu bagaimana sosok seorang Clark Kent kecil harus menerima kenyataan kalau dia "berbeda" dengan orang pada umumnya. Dengan kekuatan yang dimiliki, diperlihatkan juga Clark kecil yang harus mampu bersikap mengalah, menahan diri dan bersabar walaupun amarah sudah di ubun-ubun.
Berbicara soal cerita, Man of Steel ternyata tidak seberat Batman Begins, The Dark Knight maupun The Dark Knight Rises. Padahal sebelum menonton, saya berpraduga bahwa Man of Steel akan menampilan cerita yang berat. Mengingat ada campur tangan Christopher Nolan dalam film ini. Ternyata saya salah. Cukup ringan. Anak-anak remaja pasti bisa mengikuti ceritanya dengan mudahnya. Alur film cukup cepat. Tidak perlu bertele-tele yang kadang bisa membuat penonton merasa jenuh. Sangat pas dikombinasikan dengan adegan-adegan laga dalam film ini dimana menampilkan penghancuran yang luar biasa di sana-sini. Suatu hal yang sudah ditunggu-tunggu oleh penggemar berat Superman sejak dulu. Bahasa kasarnya sih, jangan tanggung-tanggung bikin aksi laga.
Film Man of Steel ini nuansanya sedikit gelap. Zack Snyder sepertinya ingin menggambarkan keseriusan yang ada dalam filmnya. Dan menurut saya berhasil. Saya yakin film-film superhero DC Comics di bawah Warner Bros lainnya akan menerapkan konsep yang sama. Kemarin Batman. Sekarang Superman. Tidak menutup kemungkinan seperti Wonder Woman, Aquaman dan lain-lainnya.
Lantas, bagaimana dengan Henry Cavill, orang Inggris pertama yang berperan sebagai Superman? Menurut saya cukup oke lah. Jangan membandingkan Henry Cavill dengan Christopher Reeves. Sebab Reeves selalu menjadi pemenangnya. Beberapa adegan yang ditampilkan oleh Henry Cavill cukup sampai dan terasa ke penonton. Simak saja bagaimana jeritan kesedihan dari Clark Kent begitu Jonathan Kent (ayahnya) diterjang angin topan. Dan juga bagaimana perasaan kehilangan sesama mahluk planet Krypton saat harus memutuskan untuk mengakhiri hidup Zod (ups, spoiler). Terus, Amy Adams sebagai Lois Lane? Cukup cocok. Amy Adams sanggup memerankan seorang Lois Lane, yaitu sosok wanita berpendirian, kritis dan pintar yang mampu memberikan semangat dan harapan pada Superman. Pemeran pembantu hampir sebagian besar memerankan perannya dengan bagus. Kredit layak diberikan kepada Russell Crowe yang berperan sebagai Jor El dan Kevin Costner sebagai Jonathan Kent.
Secara keseluruhan, menurut saya Man of Steel layak untuk ditonton. Memang sih ada beberapa kekurangannya. Tapi tak apalah dicoba dulu. Saya aja berniat untuk menonton yang kedua kalinya. Sedikit heran bagaimana kritikus di situs Rotten Tomatoes memberikan rating yang kurang bagus akan film Man of Steel ini.
Semoga berkenan.
"Every person can be a force for good, free to forge his own destiny." - Jor El
Sunday, June 02, 2013
OBLIVION, IRON MAN 3 & STAR TREK INTO DARKNESS
Wow, lama banget saya tidak meng-update blog ini. Seperti biasa. Perpaduan antara rasa malas dan tidak memiliki waktu. Haha. Alasan tipis. Padahal kalo ngetwit (main Twitter) sering banget. Okeh, sekedar mengasah kemampuan jari untuk mengetik di papan ketik alias keyboard, kali ini saya akan mereview secara singkat ketiga buah film yang telah saya tonton beberapa waktu kemarin. Yaitu Oblivion, Iron Man 3 dan Star Trek Into Darkness.
Yang pertama, Oblivion. Sebuah film science fiction (saya suka dengan genre film seperti ini) yang dibintangi oleh aktor tampan dan kenamaan, yakni Tom Cruise. Ceritanya memang simple, namun sedikit rumit dan membutuhkan konsentrasi. Terlebih lagi didominasi dengan suasana sepi dan hening. Namun memberikan hasrat yang menggebu-gebu dari menit ke menitnya. Dan klimaks bisa didapat saat ending film. Twist film benar-benar mengejutkan penonton. Film dengan jenis seperti ini tidak bisa dilihat dari story-nya. Melainkan dari segi story development. Special effect yang memukau turut membantu penonton terhibur. Ditambah lagi dengan music scoring-nya yang juga bagus. Alhasil, film ini oke lah untuk ditonton.
Yang kedua, Iron Man 3. Dikatakan sebagai serial terakhir dari trilogi yang direncanakan. Beberapa teman saya, baik itu yang offline maupun online, banyak yang mengatakan bahwa film Iron Man 3 ini sangatlah bagus. Hmm, sedikit berbeda dari saya. Menurutku filmnya biasa saja. Alurnya di agak sedikit lambat di awal film. Menjelang pertengahan barulah alur mulai sedikit ngebut. Dari ceritanya, Iron Man 3 menggambarkan seorang Tony Stark yang sebenarnya juga adalah manusia biasa. Memiliki kelemahan dan juga kekurangan. Namun dengan kelemahan dan kekuranganya itulah bisa memberikan yang terbaik bagi kehidupan manusia. Memberikan kita sebuah pandangan bahwa menjadi superhero itu tidaklah enak. Tidak mudah. Justru memiliki beban dan tanggung-jawab yang harus dihadapi. Dari segi action, Iron Man 3 menawarkan sesuatu yang lebih dibandingkan prekuelnya. Banyak aksi hancur-hancuran. Terlebih lagi, penonton akan dimanjakan dengan banyaknya kehadiran armor Iron Man yang diciptakan oleh Tony Stark. Itu bisa disaksikan saat adegan pamungkas film. Sayang, adegan-adegan yang membutuhkan bantuan CGI justru dihadirkan dalam setting malam hari. Mungkin maksudnya untuk menutup kekurangan CGI, mungkin? Begitu juga dengan karakter villain bernama Mandarin. Tidak sesuai dengan versi komiknya (yang diidam-idamkan oleh fan boy). Yah, apapun itu, Iron Man 3 tetap oke kok untuk dijajal.
Terakhir adalah Star Trek Into Darkness. Jujur, saya bukan seorang penggemar berat Star Trek. Walaupun dulu saya mengikuti serial TV-nya yang pernah ditayangkan oleh salah satu stasiun swasta Indonesia, saya agak buta Star Trek. Karakter-karakternya juga kurang begitu saya kenal. Namun itu tidak menyurutkan saya untuk menonton filmnya. Secara keseluruhan, bisa saya katakan bahwa Star Trek Into Darkness merupakan film yang bagus sekali. Bagi yang buta Star Trek tidak perlu merasa khawatir. Silakan ditonton. Cuma di sini penonton diminta untuk fokus pada dialognya. Sebab bila tidak, akan menghasilkan tanda tanya besar mengapa bisa begini, dan kenapa bisa begitu. Btw, tidak ada yang ingin kursus bahasa Klingon nih?
Yang pertama, Oblivion. Sebuah film science fiction (saya suka dengan genre film seperti ini) yang dibintangi oleh aktor tampan dan kenamaan, yakni Tom Cruise. Ceritanya memang simple, namun sedikit rumit dan membutuhkan konsentrasi. Terlebih lagi didominasi dengan suasana sepi dan hening. Namun memberikan hasrat yang menggebu-gebu dari menit ke menitnya. Dan klimaks bisa didapat saat ending film. Twist film benar-benar mengejutkan penonton. Film dengan jenis seperti ini tidak bisa dilihat dari story-nya. Melainkan dari segi story development. Special effect yang memukau turut membantu penonton terhibur. Ditambah lagi dengan music scoring-nya yang juga bagus. Alhasil, film ini oke lah untuk ditonton.
Yang kedua, Iron Man 3. Dikatakan sebagai serial terakhir dari trilogi yang direncanakan. Beberapa teman saya, baik itu yang offline maupun online, banyak yang mengatakan bahwa film Iron Man 3 ini sangatlah bagus. Hmm, sedikit berbeda dari saya. Menurutku filmnya biasa saja. Alurnya di agak sedikit lambat di awal film. Menjelang pertengahan barulah alur mulai sedikit ngebut. Dari ceritanya, Iron Man 3 menggambarkan seorang Tony Stark yang sebenarnya juga adalah manusia biasa. Memiliki kelemahan dan juga kekurangan. Namun dengan kelemahan dan kekuranganya itulah bisa memberikan yang terbaik bagi kehidupan manusia. Memberikan kita sebuah pandangan bahwa menjadi superhero itu tidaklah enak. Tidak mudah. Justru memiliki beban dan tanggung-jawab yang harus dihadapi. Dari segi action, Iron Man 3 menawarkan sesuatu yang lebih dibandingkan prekuelnya. Banyak aksi hancur-hancuran. Terlebih lagi, penonton akan dimanjakan dengan banyaknya kehadiran armor Iron Man yang diciptakan oleh Tony Stark. Itu bisa disaksikan saat adegan pamungkas film. Sayang, adegan-adegan yang membutuhkan bantuan CGI justru dihadirkan dalam setting malam hari. Mungkin maksudnya untuk menutup kekurangan CGI, mungkin? Begitu juga dengan karakter villain bernama Mandarin. Tidak sesuai dengan versi komiknya (yang diidam-idamkan oleh fan boy). Yah, apapun itu, Iron Man 3 tetap oke kok untuk dijajal.
Terakhir adalah Star Trek Into Darkness. Jujur, saya bukan seorang penggemar berat Star Trek. Walaupun dulu saya mengikuti serial TV-nya yang pernah ditayangkan oleh salah satu stasiun swasta Indonesia, saya agak buta Star Trek. Karakter-karakternya juga kurang begitu saya kenal. Namun itu tidak menyurutkan saya untuk menonton filmnya. Secara keseluruhan, bisa saya katakan bahwa Star Trek Into Darkness merupakan film yang bagus sekali. Bagi yang buta Star Trek tidak perlu merasa khawatir. Silakan ditonton. Cuma di sini penonton diminta untuk fokus pada dialognya. Sebab bila tidak, akan menghasilkan tanda tanya besar mengapa bisa begini, dan kenapa bisa begitu. Btw, tidak ada yang ingin kursus bahasa Klingon nih?
Subscribe to:
Posts (Atom)