Penampakan CD EP INFEKSI bertajuk Infected Carcass |
Siapakah sajakah orang-orang yang ada di dalam INFEKSI itu? Band yang terbentuk sejak Januari 2011 ini terdiri atas empat orang personil. Diantaranya adalah Beni yang menggawangi posisi drum, Rizka dengan gitarnya, Rony pada bass dan terakhir Hendri yang tentunya pada posisi vokal. Beni dan Hendri sebelumnya tergabung dalam band bernama NECROPHILIA. Sebuah band aliran brutal death metal yang gaung namanya terdengar sampai provinsi tetangga. Saat ini NECROPHILIA memutuskan untuk vakum sampai dengan waktu yang tidak dapat ditentukan. Hal ini disebabkan gitarisnya, Bardot, pergi meninggalkan Indonesia melanglang buana ke negeri kangguru Australia. Sedangkan Rizka pernah bergabung dengan band grindcore asal kota Pangkalan Bun, yaitu BURNING BLOOD. Bagaimana dengan Rony? Pria yang bertubuh ceking ini juga pernah main di beberapa band beraliran keras. Seperti GENOCIDE, BLOOD INHIBITOR, BRUTUFUCK, dll. Bahkan bila tidak salah Rony juga sempat gabung dalam band beraliran black metal KROMO LEYO bareng Beni.
Kembali ke EP ini. Setelah saya mendengarkan EP ini secara berulang-ulang kali, secara sekilas memang sangat terlihat sekali betapa ambisiusnya Beni cs di dalam menggarap EP ini. Mungkin yang menjadi kendala adalah soal kualitas rekaman dan mixing yang belum terbilang sempurna. Bisa dimaklumi karena memang susah menemukan studio yang benar-benar bagus di kota Palangka Raya sini. Dan juga memainkan metal membutuhkan setting khusus demi terciptanya kualitas suara yang diinginkan.
Total EP Infected Carcass ini berisikan 8 buah lagu. Itu sudah termasuk dengan 2 buah lagu versi demo. EP dibuka dengan sebuah track lagu berjudul Festering Flesh (02:08). Sebuah tembang yang cukup brutal dan tanpa basa basi. INFEKSI sedikit memberikan beberapa groove agar terlihat lebih beradrenalin. Berikutnya, sebuah tittle track, Infected Carcass (02:07). Lagu yang menjadi favorit saya. Beni memainkan drumnya dengan cukup aktraktif. Hyper blast dan pedal drum yang cepat yang berkomunikasi baik dengan riff-riff gitar Rizka dan betotan bass Rony. Selesai Infected Carcassm, dilanjutkan dengan Severe Deception (02:08). Riff-riff gitar yang cukup groove setidaknya bisa membuat pendengarnya untuk menggoyangkan kepala naik turun. Next, Lust for Killing (02:20). Sebuah lagu yang pernah dirilis dalam bentuk demo di tahun 2013 lalu. Sebuah lagu yang layak dijadikan highlight dalam EP ini. Berbeda dengan versi demonya, versi EP-nya kali ini terasa lebih bernyawa. Everlasting Torment (02:23), menampilkan riff-riff cepat bagaikan deru angin ribut. Ditambah lagi dengan permainan drum yang kompleks. Aksi Henri cukup mumpuni di sini. Terutama exhalenya itu. Intestinal Excrement (02:37), sebuah lagu yang cukup oke untuk menyudahi EP ini.
Sebenarnya masih ada dua buah lagu lagi, yaitu Lust for Killing (Demo 2013) dan Necro Tortured (Demo 2012). Namun tidak banyak yang bisa saya komentari. Hanya saja saya menyayangkan sekali kenapa Necro Tortured tidak dimasukkan ke dalam penggarapan EP ini. Padahal saya sangat menyukai lagu ini.
Secara keseluruhan EP Infected Carcass yang memakan total durasi waktu 19 menit ini adalah sebuah karya dari pergerakan scene lokal yang sangat layak untuk diapresiasi dan dihargai. Mengingat sampai sekarang, seingat saya, belum ada band beraliran brutal death metal dari kota Palangka Raya yang menelurkan karya-karyanya berupa EP ataupun album. Apa yang dihasilkan oleh INFEKSI melalui perilisan EP-nya kali ini juga merupakan sebuah pesan agar band-band lokal tetap berkarya. Karena hanya dengan karyalah perjuangan sebuah band dapat dihargai, dapat dipelajari dan dijadikan patokan untuk perkembangan musik lokal selanjutnya.
Well done, INFEKSI!
In death we trust, in brutal we blast! Metal nyamah mahutus!
1 comment:
Helllo nice blog
Post a Comment