Sayang sekali bila film sebagus ini tidak mendapatkan tempat di blog saya. Kebetulan juga blog lama tidak diupdate, jadi kali ini saya mencoba mereview film ini walaupun secara singkat saja. Dawn of the Planet of the Apes adalah sekuel dari Rise of the Planet of the Apes yang rilis pada tahun 2011 silam. Tayang di Indonesia mulai tanggal 11 Juli kemarin. Jika masih ingat, Rise of the Planet of the Apes diakhiri dengan sebuah pertempuran yang sengit antara primata dengan manusia di Golden Gate Bridge. Dan di saat bersamaan, virus mematikan yaitu virus Siaman, mulai merebak dan menulari semua manusia.
Plot dari Dawn of the Planet of the Apes mengambil cerita satu dekade setelah film pertamanya. Gegara virus mematikan, populasi manusia di Bumi menjadi sedikit. Hanya yang kebal akan virus mengerikan tersebutlah yang masih bertahan hidup. Setelah virus mulai mereda, manusia yang ada mulai dihadapkan dengan masalah baru. Yaitu berkurangnya pasokan bahan bakar untuk sumber daya listrik. Sehingga memaksa sekelompok peneliti dan ilmuwan yang dikomandani oleh Malcolm (Jason Clarke) kembali ke sebuah bendungan lama karena diyakini bendungan tersebut dapat dipergunakan sebagai pembangkit listrik tenaga air. Untuk sampai ke bendungan tersebut harus melewati hutan-hutan dimana di situ tinggal komunitas kera yang dipimpin oleh Caesar (diperankan dengan apik oleh Andy Serkis). Dari sinilah benih-benih konflik antara manusia dan kera bersinggungan kembali. Yang nantinya membuat Caesar harus menentukan, mempercayai manusia atau komunitasnya.
Dawn of the Planet of the Apes tidak lagi disutradarai oleh Rupert Wyatt. Kali ini diserahtugaskan kepada Matt Reeves, yang sempat menukangi film Cloverfield dan Let Me In. Menjadi tantangan tersendiri bagi Reeves untuk mendandani film ini hingga akan terlihat seperti apa. Sebab Wyatt telah memberikan pondasi serta patokan yang tinggi melalui Rise of the Planet of the Apes-nya. Untunglah segala kekhawatiran itu hilang dan diganti dengan sebuah kekaguman yang maha dahsyat. Benar sekali! Dawn of the Planet of the Apes adalah sebuah film yang sangat indah dan memukau!
Isi cerita sangat bagus dan kuat sekali. Walaupun terkesan kompleks, namun mengalir dengan enaknya tanpa membuat penonton harus berpikir lebih keras lagi. Dialognya pun oke. Memang sih hampir didominasi dengan bahasa tubuh kera. Tapi sungguh terlihat manusiawi. Penuh intrik. Juga terdapat adegan-adegan emosional yang mampu mengharukan penonton. Masing-masing tokoh memiliki gaya karakternya tersendiri. Menambah warna dalam film ini. Sebut saja Koba, sang kera yang memiliki pengalaman hidup pahit (selalu disiksa) membuat kebenciannya kepada manusia semakin besar, sampai dengan Maurice yang bijak dan mengayomi.
Banyak sekali pesan positif yang terselip di dalam film ini. Mengajarkan kepada kita betapa pentingnya sebuah kehidupan itu. Bahwa hidup tidak untuk ditertawakan, tidak untuk ditangisi, tidak untuk disesali, tetapi untuk diperjuangkan. Diperjuangkan dalam artian tidak untuk saling menyakiti dan membinasakan. Tapi saling menyayangi dan mengasihi antara yang satu dengan yang lainnya, antara mahluk yang satu dengan mahluk lainnya.
Film ini sangat direkomendasikan. Dengan total durasi waktu sekitar 130 menit, Dawn of the Planet of the Apes aman untuk ditonton oleh siapa saja, termasuk anak-anak. Sebuah film yang sepertinya oke untuk ditonton bersama keluarga sembari mengisi hari libur sekolah. Semoga akan ada lagi kelanjutan film ini. Biar pas disebut sebagai trilogy.
Semoga berkenan.
Tambahan:
Jangan pernah mengatakan bahwa ini film tentang monyet. Sebab monyet tidak sama dengan kera (walaupun sama-sama primata).