The Hunger Games: Mockingjay Part 2 rilis serentak di Indonesia mulai hari Jumat, 20 November 2015 kemarin. Menjadi rangkaian penutup kisah film The Hunger Games yang telah dimulai sejak tahun 2012 lalu. Merupakan adaptasi dari novel terlaris yang mengambil tema/genre dystopia (post apocalypse). Apakah film Mockingjay Part 2 berhasil menjadi penutup yang baik?
Saya memiliki keyakinan bahwa film bagus itu memiliki formula yang simple seperti ini: Dimulai dari pembentukan latar belakang, kemudian dilanjutkan dengan tensi yang membangun sebuah cerita. Setelah memperkenalkan permasalahan, barulah dilampiaskan dengan bagian klimaks (titik puncak ketegangan). Jangan lupa selingi dengan humor dan aspek emosional di dalamnya. Bahkan lebih bagus lagi bila diselipi dengan pesan-pesan kemanusiaan, kehidupan serta filosofi membangun.
Kita tahu bahwa Mockingjay untuk filmnya dibelah menjadi dua bagian. Part 1 dan Part 2. Biasalah, masalah bisnis demi mengeruk banyak duit. Part 1 yang tayang tahun kemarin sudah menampilkan pembangunan cerita yang cukup kuat dan enak disimak. Nah, karena itulah orang-orang cenderung berekspektasi bahwa Part 2-nya nanti bakal hadir gila-gilaan dan hancur-hancuran dengan aksi yang banyak dan spektakuler. Memang begitu sih seharusnya. Tapi ternyata apa, saudara-saudara? Biasa saja. Relatif datar dan miskin aksi.
Mockingjay Part 2 sepertinya begitu kesulitan untuk mengembangkan kisahnya seperti apa lagi. Untung saja sudah tertolong karena konsep yang bagus. Ekspektasi saya langsung kendur saat 60 menit pertama Mockingjay Part 2 masih saja repot dan bertele-tele dengan alurnya. Entah berapa kali saya menguap. Untunglah di pertengahan film kengantukan saya bisa disentak dengan beberapa adegan yang cukup intens dan seru. Salah satunya tengok saja aksi dikejar-kejar mahluk mutasi di terowongan air bawah tanah yang super menegangkan itu. Sayangnya, selepas itu tensi kembali turun walaupun menjelang bagian akhir nanti terdapat peningkatan karena adanya plot twist yang sebenarnya gampang ditebak.
Secara keseluruhan, Mockingjay Part 2 tetap oke lah buat ditonton walaupun sebenarnya saya masih berharap lebih. Saya pikir harusnya Mockingjay ini tak perlu dibuat Part 1 dan Part 2. Cukup jadikan satu film saja. Pasti oke deh. Masa seri film The Hunger Games yang memakan waktu selama 4 tahun dan total durasi waktu 9 jam harus ditutup dengan yang terlalu biasa dan kurang greget?
6/10.
Real or not real? Propaganda!
NB: Jennifer Lawrence cantik banget!
Saturday, November 21, 2015
Saturday, November 07, 2015
SPECTRE
Jujur, Spectre cukup mengecewakan. Jauh dari pakem James Bond itu sendiri, yaitu yang kental dengan aksi spionase (pemata-mataan) nan seru serta menegangkan. Kali ini Spectre tak jauh bedanya ibarat sebuah FTV yang ditampilkan dengan genre action. Tak lebih! Bisa dibilang ini merupakan film James Bond terlemah di eranya Daniel Craig. Mana itu seorang James Bond berdarah dingin yang lagaknya brutal dan sadis ala Casino Royale? Mana juga itu gadget-gadget canggih yang dikenakan Bond yang dapat membuat penonton berdecak kagum? Nyaris tidak ada sama sekali. Spectre, dengan modal dana yang luar biasa besarnya (triliunan rupiah) hanya mampu menampilkan mobil keren dan jam tangan canggih murahan saja. Medioker!
Begitu adegan pembuka sepanjang 15 menit di Meksiko yang lumayan bisa membuat saya menahan nafas itu, saya merasa optimis bahwa filmnya bakal berjalan bagus. Namun apa daya, justru berputar 180 derajat. Yang ada adalah semakin panjang dan lama film berjalan, semakin datar pula alur filmnya. Nyaris tak ada elemen kejutan. Naskah filmnya sepertinya yang bermasalah di sini. Narasinya sudah bagus padahal. Konflik ceritanya juga, di mana Bond nantinya akan menemukan hubungan (masa lalu) yang menakutkan antara dirinya sendiri dan musuh yang ia cari.
Spectre, film ke-24 James Bond, sangat disayangkan sekali kenapa bisa berakhir seperti ini. Film sekelas dan seeksklusif James Bond harus dieksekusi dengan cara yang pasaran. Sebenarnya ini sudah bisa dikenali melalui "gejala-gejala"-nya. Tengok aja mulai dari poster yang mengecewakan. Sampai dengan Daniel Craig yang kesannya setengah-setengah dalam mempromosikan film ini. Bila sudah begini, saya yakin sekali Daniel Craig tidak akan dikontrak lagi untuk film ke-25 James Bond.
Jadi, bila kalian telah memasang ekspektasi tinggi terhadap film ini, segera turunkan. Agar tak berbuah kekecewaan. Sekadar saran.
5/10.
Begitu adegan pembuka sepanjang 15 menit di Meksiko yang lumayan bisa membuat saya menahan nafas itu, saya merasa optimis bahwa filmnya bakal berjalan bagus. Namun apa daya, justru berputar 180 derajat. Yang ada adalah semakin panjang dan lama film berjalan, semakin datar pula alur filmnya. Nyaris tak ada elemen kejutan. Naskah filmnya sepertinya yang bermasalah di sini. Narasinya sudah bagus padahal. Konflik ceritanya juga, di mana Bond nantinya akan menemukan hubungan (masa lalu) yang menakutkan antara dirinya sendiri dan musuh yang ia cari.
Spectre, film ke-24 James Bond, sangat disayangkan sekali kenapa bisa berakhir seperti ini. Film sekelas dan seeksklusif James Bond harus dieksekusi dengan cara yang pasaran. Sebenarnya ini sudah bisa dikenali melalui "gejala-gejala"-nya. Tengok aja mulai dari poster yang mengecewakan. Sampai dengan Daniel Craig yang kesannya setengah-setengah dalam mempromosikan film ini. Bila sudah begini, saya yakin sekali Daniel Craig tidak akan dikontrak lagi untuk film ke-25 James Bond.
Jadi, bila kalian telah memasang ekspektasi tinggi terhadap film ini, segera turunkan. Agar tak berbuah kekecewaan. Sekadar saran.
5/10.
Wednesday, November 04, 2015
Berkunjung ke Titik Panas Tumbang Nusa
Siang tadi di salah satu titik panas wilayah Tumbang Nusa, selain menyalurkan 700 buah masker N95 dan multivitamin serta obat-obatan, saya juga berkesempatan untuk menyaksikan secara langsung bagaimana luar biasanya perjuangan para relawan "Jumpun Pambelom" dan "Sekolah Relawan" yang bahu membahu membuat sumur bor guna menyiram tanah gambut yang terbakar dan mengeluarkan asap. Salut dan hormat saya juga buat prajurit TNI yang bekerja tanpa kenal lelah.
Sempat ngobrol dengan salah satu relawan di situ. Namanya Intan. Asal Bogor. Ia mengatakan api sudah mulai naik lagi. Karena di Tumbang Nusa sendiri baru hujan sebanyak 3 kali saja. Kalau lengah dan tidak diperhatikan, maka kabut asap dapat kembali menyerang. Mesti waspada.
Saya mengerti dan merasakan sekali betapa beratnya pekerjaan mereka. Walaupun begitu, mereka selalu siap untuk melaksanakannya tanpa pamrih. Saya hanya bisa berdoa kiranya Tuhan senantiasa menyertai dan melindungi mereka. Amin.
Sempat ngobrol dengan salah satu relawan di situ. Namanya Intan. Asal Bogor. Ia mengatakan api sudah mulai naik lagi. Karena di Tumbang Nusa sendiri baru hujan sebanyak 3 kali saja. Kalau lengah dan tidak diperhatikan, maka kabut asap dapat kembali menyerang. Mesti waspada.
Saya mengerti dan merasakan sekali betapa beratnya pekerjaan mereka. Walaupun begitu, mereka selalu siap untuk melaksanakannya tanpa pamrih. Saya hanya bisa berdoa kiranya Tuhan senantiasa menyertai dan melindungi mereka. Amin.
Friday, October 30, 2015
Bagi-bagi Masker, Multivitamin & Obat-obatan ke Lokasi Pembuangan Sampah
Pukul 09.00 WIB pagi tadi saya (bersama adik) mendatangi Tempat Pembuangan Sampah Akhir yang terletak di Jl. Cilik Riwut Km 14 guna membagikan masker N95, multivitamin buat anak dan dewasa serta obat-obatan. Memang sih kabut asap sudah berkurang dan relatif kondusif. Namun masker N95 setidaknya masih bermanfaat bagi mereka para pemulung yang tiap harinya selalu kena paparan sampah.
Saya cukup tersentuh dgn pemandangan yang ada di situ. Orang-orang yang mengais sampah bergunung-gunung hanya demi mendapatkan sesuap nasi. Juga anak kecil (kebanyakan tidak sekolah) yang mesti membantu orang tuanya. Sesungguhnya hidup saya masih jauh lebih beruntung ketimbang mereka.
Semoga apa yang saya salurkan tadi (walaupun tidak seberapa) bisa berguna dan bermanfaat bagi mereka.
Saya cukup tersentuh dgn pemandangan yang ada di situ. Orang-orang yang mengais sampah bergunung-gunung hanya demi mendapatkan sesuap nasi. Juga anak kecil (kebanyakan tidak sekolah) yang mesti membantu orang tuanya. Sesungguhnya hidup saya masih jauh lebih beruntung ketimbang mereka.
Semoga apa yang saya salurkan tadi (walaupun tidak seberapa) bisa berguna dan bermanfaat bagi mereka.
Wednesday, October 28, 2015
Aksi Sosial ke Panti Jompo & Panti Asuhan
Hari Sabtu, tanggal 24 Oktober 2015 kemarin, saya yang tergabung dalam Relawan Melawan Asap Palangka Raya bekerja sama dengan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FKIP Universitas Palangka Raya mengadakan
aksi sosial berupa bagi-bagi masker, multivitamin, oksigen, pakaian
layak pakai, dll. Aksi sosial ditujukan pada dua tempat. Yaitu Panti Jompo Sinta Rangkang dan Panti Asuhan Agape. Kedua panti ini berada di Tangkiling (Kecamatan Bukit Batu), sekitar 30 km dari pusat kota Palangka Raya dan memakan waktu 30 menit perjalanan darat.
Rombongan berangkat dari halaman kampus FKIP Universitas Palangka Raya sekitar pukul 08.30 WIB dengan menggunakan 3 bus dan 2 mobil pribadi. Pukul 09.00 WIB rombongan sampai di Panti Jompo Sinta Rangkang yang langsung disambut oleh beberapa orang pengurus panti. Setelah menyerahkan bantuan secara simbolik, dilanjutkan dengan membagi-bagikan masker kepada semua orang tua yang ada di panti. Dibantu dengan mahasiswa FKIP Universitas Palangka Raya, pembagian masker dapat berjalan dengan baik dan lancar. Bahkan tak jarang memunculkan perasaan haru.
Kurang lebih sejam berada di panti jompo, rombongan melanjutkan aksinya ke Panti Asuhan Agape. Panti asuhan ini berisikan kurang lebih 70-80 anak, mulai dari yang termuda berumur 3 tahun sampai dengan yang tertua (sudah kuliah). Rombongan disambut dengan hangat oleh pengurus panti. Beliau merasa sangat bersyukur dan berterima kasih sekali karena ada sumbangan berupa masker, multivitamin dan oksigen. Beliau mengaku bahwa panti asuhan yang dia bina belum pernah mendapatkan bantuan dari pihak manapun saat kabut asap mulai menjadi bencana di Kalimantan Tengah. Hampir sejam berada di Panti Asuhan Agape, rombongan pun mohon pamit untuk segera balik ke kota Palangka Raya.
Kami sadar bahwa apa yang kami berikan mungkin tidaklah seberapa. Walau begitu semoga bermanfaat bagi mereka dan marilah kita berdoa agar kabut asap ini segera berakhir dan kita bisa kembali menyaksikan betapa indahnya langit yang biru.
Terima kasih kami haturkan kepada donatur yang telah mempercayakan donasinya kepada kita. Tuhanlah yang kiranya membalas segala kebaikan.
Rombongan berangkat dari halaman kampus FKIP Universitas Palangka Raya sekitar pukul 08.30 WIB dengan menggunakan 3 bus dan 2 mobil pribadi. Pukul 09.00 WIB rombongan sampai di Panti Jompo Sinta Rangkang yang langsung disambut oleh beberapa orang pengurus panti. Setelah menyerahkan bantuan secara simbolik, dilanjutkan dengan membagi-bagikan masker kepada semua orang tua yang ada di panti. Dibantu dengan mahasiswa FKIP Universitas Palangka Raya, pembagian masker dapat berjalan dengan baik dan lancar. Bahkan tak jarang memunculkan perasaan haru.
Kurang lebih sejam berada di panti jompo, rombongan melanjutkan aksinya ke Panti Asuhan Agape. Panti asuhan ini berisikan kurang lebih 70-80 anak, mulai dari yang termuda berumur 3 tahun sampai dengan yang tertua (sudah kuliah). Rombongan disambut dengan hangat oleh pengurus panti. Beliau merasa sangat bersyukur dan berterima kasih sekali karena ada sumbangan berupa masker, multivitamin dan oksigen. Beliau mengaku bahwa panti asuhan yang dia bina belum pernah mendapatkan bantuan dari pihak manapun saat kabut asap mulai menjadi bencana di Kalimantan Tengah. Hampir sejam berada di Panti Asuhan Agape, rombongan pun mohon pamit untuk segera balik ke kota Palangka Raya.
Kami sadar bahwa apa yang kami berikan mungkin tidaklah seberapa. Walau begitu semoga bermanfaat bagi mereka dan marilah kita berdoa agar kabut asap ini segera berakhir dan kita bisa kembali menyaksikan betapa indahnya langit yang biru.
Terima kasih kami haturkan kepada donatur yang telah mempercayakan donasinya kepada kita. Tuhanlah yang kiranya membalas segala kebaikan.
Thursday, October 22, 2015
Save Our Children!
Pada hari Minggu, tanggal 18 Oktober 2015 kemarin saya yang tergabung dalam Relawan Melawan Asap Palangka Raya beserta teman-teman dari beberapa komunitas mengadakan aksi bagi-bagi masker dan vitamin di kawasan Mahir Mahar. Kawasan ini bisa dikatakan merupakan wilayah pinggiran kota (sekitar 9 km dari pusat kota).
Aksi bagi-bagi masker dan vitamin berjalan dengan sukses. Ternyata di kawasan tersebut terdapat banyak anak-anak kecil. Syukurlah anak-anak sangat antusias sekali dengan kedatangan kami. Mereka juga dengan senang hati menerima pengarahan agar selalu memakai masker bila beraktivitas di luar. Karena anak-anak sangat rawan dengan dampak buruk kesehatan oleh kabut asap.
Save our children!
Aksi bagi-bagi masker dan vitamin berjalan dengan sukses. Ternyata di kawasan tersebut terdapat banyak anak-anak kecil. Syukurlah anak-anak sangat antusias sekali dengan kedatangan kami. Mereka juga dengan senang hati menerima pengarahan agar selalu memakai masker bila beraktivitas di luar. Karena anak-anak sangat rawan dengan dampak buruk kesehatan oleh kabut asap.
Save our children!
Monday, October 12, 2015
Aksi Bagi-bagi Masker
Hari Sabtu tanggal 10 Oktober 2015 kemarin saya (mewakili @infoPLK) dan Relawan #MelawanAsap Palangka Raya mengadakan aksi bagi-bagi masker N95 di dua lokasi. Yaitu Kereng Bangkirai (pagi) dan Bangaris (sore). Ternyata benar juga dugaan saya. Di sana selain kabut asapnya terasa lebih pekat, juga jarang mendapatkan bantuan. Malah yang di Bangaris ketika saya tanya dengan beberapa warga mereka jawab baru kali ini ada yang datang ke wilayah mereka untuk membagikan masker, terutama masker N95. Dalam aksi bagi-bagi masker ini secara total kami menyebarkan 800 masker N95 dan 2000 masker biasa (yang tipis dan berwarna hijau itu). Oh iya, serta 8 buah respirator.
Oleh karena itu bila ada lagi donasi yang datang maka saya akan concern ke wilayah pinggiran kota saja. Karena mereka lebih membutuhkan. Lagi pula sudah banyak pihak-pihak yang bagi-bagi masker di pusat kota.
Terima kasih banyak buat kawan-kawan yang secara sukarela telah meluangkan waktu dan tenaga untuk aksi bagi-bagi masker. Kiranya apa yang kita lakukan berguna dan bermanfaat bagi yang memerlukan. Dan tentunya terima kasih juga kepada pihak donatur yang telah menyampaikan donasinya. We salute you!
Salam. Melawan Asap!
Oleh karena itu bila ada lagi donasi yang datang maka saya akan concern ke wilayah pinggiran kota saja. Karena mereka lebih membutuhkan. Lagi pula sudah banyak pihak-pihak yang bagi-bagi masker di pusat kota.
Terima kasih banyak buat kawan-kawan yang secara sukarela telah meluangkan waktu dan tenaga untuk aksi bagi-bagi masker. Kiranya apa yang kita lakukan berguna dan bermanfaat bagi yang memerlukan. Dan tentunya terima kasih juga kepada pihak donatur yang telah menyampaikan donasinya. We salute you!
Salam. Melawan Asap!
Wednesday, October 07, 2015
THE MARTIAN
The Martian, sebuah film bertema science-fiction yang lagi-lagi datang dari salah satu sutradara favoritku, Ridley Scott (Alien, Gladiator, Prometheus, dll). Inti ceritanya adalah seorang astronot bernama Mark Watney (diperankan oleh Matt Damon) yang tewas di planet Mars dan ditinggalkan oleh teman-temannya. Namun yang terjadi adalah Watney ternyata masih hidup. Dimulailah misi untuk menyelamatkan Watney dan membawanya kembali ke Bumi. Sementara penyelamatan sedang dilakukan, Watney mau tidak mau mesti berjuang dan bertahan hidup tinggal di planet Mars, sendirian, dengan mengerahkan segala kemampuan, kecerdasan, akal dan tentunya semangat.
Dengan durasi yang mencapai sekitaran 140 menit, The Martian mampu membawa penonton ikut merasakan bagaimana seru, memukau dan menegangkannya petualangan di planet lain serta perjalanan ruang angkasa/antariksa yang menyenangkan. Didukung lagi dengan teknik sinematografi dan special effect yang memukau, penonton pasti akan takjub. Walaupun ini film fiksi yang berisikan teori-teori ilmiah, namun di tangan Scott semuanya itu dapat dijabarkan dengan sederhana sehingga penonton gampang mencerna dan memahami apa saja yang dijelaskan dalam film ini. Sepertinya Scott ingin menyampaikan bahwa film dengan genre science-fiction tidak harus selalu dihadirkan dengan science yang rumit, seperti Interstellar itu. Ups.
Kejeniusan Scott dalam meramu dan mengolah filmnya ini juga didukung dengan berbagai hal. Mulai dari guyonan-guyonan yang segar, beberapa momen atau konflik drama yang emosional, sisi kemanusiaan sampai dengan pemilihan lagu-lagu (soundtrack) yang didengarkan pada film ini. Siapa yang tidak kaget dan tidak ingin ikut bergoyang saat diperdengarkan tembang disko lawas miliknya Gloria Eleanor dan ABBA. Serasa di luar konteks tapi tetap saja nyambung.
The Martian dapat saya bilang merupakan salah satu film terbaik tahun ini. Saya juga yakin film ini setidaknya dapat memboyong minimal satu Piala Oscar, entah itu kategori apa. Lihat saja nanti.
8,5/10.
In your face, Neil Armstrong!
Dengan durasi yang mencapai sekitaran 140 menit, The Martian mampu membawa penonton ikut merasakan bagaimana seru, memukau dan menegangkannya petualangan di planet lain serta perjalanan ruang angkasa/antariksa yang menyenangkan. Didukung lagi dengan teknik sinematografi dan special effect yang memukau, penonton pasti akan takjub. Walaupun ini film fiksi yang berisikan teori-teori ilmiah, namun di tangan Scott semuanya itu dapat dijabarkan dengan sederhana sehingga penonton gampang mencerna dan memahami apa saja yang dijelaskan dalam film ini. Sepertinya Scott ingin menyampaikan bahwa film dengan genre science-fiction tidak harus selalu dihadirkan dengan science yang rumit, seperti Interstellar itu. Ups.
Kejeniusan Scott dalam meramu dan mengolah filmnya ini juga didukung dengan berbagai hal. Mulai dari guyonan-guyonan yang segar, beberapa momen atau konflik drama yang emosional, sisi kemanusiaan sampai dengan pemilihan lagu-lagu (soundtrack) yang didengarkan pada film ini. Siapa yang tidak kaget dan tidak ingin ikut bergoyang saat diperdengarkan tembang disko lawas miliknya Gloria Eleanor dan ABBA. Serasa di luar konteks tapi tetap saja nyambung.
The Martian dapat saya bilang merupakan salah satu film terbaik tahun ini. Saya juga yakin film ini setidaknya dapat memboyong minimal satu Piala Oscar, entah itu kategori apa. Lihat saja nanti.
8,5/10.
In your face, Neil Armstrong!
Tuesday, September 22, 2015
SAVE PALANGKA RAYA
Seorang sahabat yang tinggal di kota Siak, provinsi Riau,
membuat dan mengirimkan saya sebuah tulisan yang sanggup membuat saya
terharu melalui kata-katanya itu. Menyentuh hati yang terdalam. Sebuah
tulisan yang berhubungan dengan kabut asap yang terjadi di kota Palangka
Raya pada hari ini (Selasa, 22 September 2015).
Ia yang tinggal jauh dari Palangka Raya saja begitu perhatian dan peduli dengan apa yang menimpa kota tercinta saya ini. Masa saya (dan juga kami di sini) yang nyata-nyata orang Palangka Raya tega bersikap apatis terhadap daerahnya sendiri?
Berikut tulisannya:
Ditulis oleh Gun, yang bisa disapa melalui akun Twitter @gun2_
Ia yang tinggal jauh dari Palangka Raya saja begitu perhatian dan peduli dengan apa yang menimpa kota tercinta saya ini. Masa saya (dan juga kami di sini) yang nyata-nyata orang Palangka Raya tega bersikap apatis terhadap daerahnya sendiri?
Berikut tulisannya:
Saya bukan orang Palangka Raya dan seumur hidup belum pernah ke Palangka Raya. Saya orang Indonesia, Palangka Raya adalah bagian dari Indonesia dan khusus hari ini saya akan mengaku sebagai orang Palangka Raya, saya berdiri di pihak Palangka Raya, saya bagian dari Palangka Raya.
Hari ini Palangka Raya dalam kondisi udara terparah dalam sejarah kabut asap di Indonesia. ISPU Palangka Raya hari ini sampai pada angka 1.900. Enam kali lipat dari ambang batas bahaya yang ada di angka 300-an. Saya tidak tahu bagaimana cara kawan-kawan di sana bisa bertahan. Saya tidak tahu bagaimana cara bayi-bayi dan anak-anak di sana bisa bernafas. Jika tidak ada satu tindakan pun yang diambil maka bukan tidak mungkin berita selanjutnya yang kita dengar dari Palangka Raya adalah bayi-bayi yang tidak bernyawa. Anak-anak yang dalam kondisi kritis. Sayang sungguh disayang informasi ini sampai sekarang belum jadi berita utama media nasional. Alhasil orang-orang di luar Palangka Raya menganggap tidak terjadi apa-apa.
Kawan-kawan, kita tidak bisa turun ke jalan mengumpulkan sumbangan untuk Palangka Raya, tidak bisa mengumpulkan pakaian layak pakai, beras, mie instan, popok, pembalut seperti saat kita berteriak: SAVEGAZA, SAVEACEH, SAVEJOGJA, dll. Bencana asap beda dengan bencana lainnya yang korban bisa diungsikan, bisa dilihat lukanya, traumanya, kesedihannya, kematiannya. Tidak, tidak seperti itu. Pada penderitaan karena asap semuanya terjadi pelan-pelan. Di sana tidak ada rumah rusak, jembatan ambruk, sekolah runtuh, masjid atau surau yang roboh. Sehingga kita tidak bisa menyumbang genteng atau paku. Arsitek dan ahli bangunan tak bisa bantu. Ahli sanitasi untuk air bersih atau WC tak berguna.
Satu-satunya cara yang bisa kita lakukan hanya berdoa dan BERTERIAK TERUS MENERUS DI MEDIA SOSIAL, SEBARKAN, SEBARKAN, SEBARKAN! Usaha ini kita lakukan bukan utk menjatuhkan siapapun, bukan untuk menjelekkan siapapun. Kita mengadu dan meminta kepada Presiden karena beliaulah yang bisa memerintahkan siapapun yang punya kemampuan di Indonesia ini untuk bertindak, berbuat dan bekerja dengan cepat dan beliau juga yang punya kuasa utk mengeluarkan berapapun anggaran yg mencukupi utk menyelesaikan masalah ini.
HARI INI INDONESIA ADALAH PALANGKA RAYA.
#SavePalangkaraya
Ditulis oleh Gun, yang bisa disapa melalui akun Twitter @gun2_
Monday, September 07, 2015
NO ESCAPE
No Escape cukup bagus. Ketegangan dan kepanikan yang sangat intens (tiada henti) berbalur nuansa kengerian serta mencekam mampu membuat penonton berdebar-debar dan bahkan mungkin menahan nafas. Memang ada beberapa hal dan adegan yang terkesan dipaksakan. Namun itu semua terbayarkan dengan beberapa momen yang "surprise" dan tak disangka-sangka. Sebuah B-movie yang layak untuk disimak.
Ceritanya sih sederhana. Sebuah keluarga Amerika pada umumnya yang pindah ke sebuah kota di negara Asia Tenggara karena sang kepala keluarga ditempatkan bekerja di sana. Apesnya, keluarga ini tiba-tiba mendapati bahwa mereka terjebak di tengah pergolakan yang penuh kekerasan. Dan mereka pun harus segera mencari jalan keluar bersamaan dengan datangnya para pemberontak yang menyerang tanpa ampun.
Just in case, filmnya sendiri tidak jarang memperlihatkan beberapa adegan yang tergolong sadis (bisa membuat penonton ngilu) dan tak senonoh (nude, adegan kekerasan,dll). Oleh karenanya diperlukan kebijaksanaan dari penonton itu sendiri.
No Escape didukung oleh para pemain yang sudah punya nama. Seperti Owen Wilson, Pierce Brosnan, dll. Nama Owen Wilson mungkin bisa memancing kita untuk menonton film bergenre "mistery & suspense" ini. Bagaimana tidak. Wilson yang acap kali bermain di film-film komedi dan memerankan karakter konyol, kali ini memerankan karakter yang agak serius, penuh tanggung jawab dan emosional. Pokoknya beda dari lazimnya.
Masih belum menemukan film horor yang benar-benar menakutkan di tahun 2015 ini? Coba tonton No Escape. Walaupun bukan film horor saya yakin film ini dapat menjadi mimpi buru atau momok tersendiri bagi kalian.
7/10.
Ceritanya sih sederhana. Sebuah keluarga Amerika pada umumnya yang pindah ke sebuah kota di negara Asia Tenggara karena sang kepala keluarga ditempatkan bekerja di sana. Apesnya, keluarga ini tiba-tiba mendapati bahwa mereka terjebak di tengah pergolakan yang penuh kekerasan. Dan mereka pun harus segera mencari jalan keluar bersamaan dengan datangnya para pemberontak yang menyerang tanpa ampun.
Just in case, filmnya sendiri tidak jarang memperlihatkan beberapa adegan yang tergolong sadis (bisa membuat penonton ngilu) dan tak senonoh (nude, adegan kekerasan,dll). Oleh karenanya diperlukan kebijaksanaan dari penonton itu sendiri.
No Escape didukung oleh para pemain yang sudah punya nama. Seperti Owen Wilson, Pierce Brosnan, dll. Nama Owen Wilson mungkin bisa memancing kita untuk menonton film bergenre "mistery & suspense" ini. Bagaimana tidak. Wilson yang acap kali bermain di film-film komedi dan memerankan karakter konyol, kali ini memerankan karakter yang agak serius, penuh tanggung jawab dan emosional. Pokoknya beda dari lazimnya.
Masih belum menemukan film horor yang benar-benar menakutkan di tahun 2015 ini? Coba tonton No Escape. Walaupun bukan film horor saya yakin film ini dapat menjadi mimpi buru atau momok tersendiri bagi kalian.
7/10.
Monday, August 24, 2015
INSIDE OUT
Setelah menunggu lama akhirnya Pixar kembali ke jalan yang benar. Inside Out sebuah film yang cantik, indah dan penuh emosi yang digarap dengan genius. Sangat berkualitas! Karya terakhir Pixar yang menurut saya benar-benar oke ada pada tahun 2010 lalu. Yakni Toy Story 3. Setelah itu melempem. Dan butuh 5 tahun bagi Pixar untuk kembali ke level tertingginya. Gitu dong, Pixar! Well done!
Film-film animasi karya Pixar selalu memiliki ciri khas dan tema tertentu. Toy Story dengan mainannya. Finding Nemo dengan dunia bawah lautnya. Cars dengan mobil-mobil balapnya. Monster, Inc dengan penampakan mahluk seram yang tugasnya menakuti manusia. Nah untuk Inside Out kali ini mengambil tema tentang 5 pikiran/perasaan yang ada. Joy (senang), Sadness (sedih), Fear (takut), Disgust (jijik) dan Anger (amarah). Premisnya sangat rumit dan kompleks jika disimak secara seksama. Namun di tangan Pixar hal tersebut menjadi mudah dimengeri dan dipahami. Anak-anak dijamin tak akan merasa berat dalam menerjemahkan dan mencerna cerita film ini. Banyak sekali pelajaran dan pesan tentang kehidupan yang bisa dipetik dalam film ini. Tidak hanya bagi anak-anak saja, tapi juga bagi orang tua.
Inside Out, sebuah film yang mampu menyentuh hati paling dalam. Menjelaskan kepada kita secara gampang tentang 5 pikiran/perasaan yang ada pada manusia. Semuanya saling berkaitan. Bersinergi. Saling membutuhkan dan mendukung. Tidak ada yang dominan. Contohnya adalah yang menjadi poin utama dalam film ini: Bahwa kebahagiaan tidak akan bisa kita rasakan dan temukan tanpa pernah mengalami, memahami dan memaknai apa itu kesedihan.
Siapkan tisu saat hendak menonton film ini.
9/10.
Tambahan:
- Inside Out sepertinya bakal sukses untuk mendapatkan penghargaan sebagai film animasi terbaik dalam ajang Piala Oscar 2016 mendatang.
- Jangan lupakan juga bahwa Pixar masih akan melemparkan sebuah karyanya lagi tahun ini. Judulnya The Good Dinosaur. Rilis bulan November nanti.
- Seperti kebiasaan Pixar/Walt Disney, sebelum film mulai akan ada sebuah film pendek. Film pendek yang menjadi pembuka Inside Out berjudul Lava. So cute! Pastikan diri kalian jangan terlambat masuk ke dalam studio.
Film-film animasi karya Pixar selalu memiliki ciri khas dan tema tertentu. Toy Story dengan mainannya. Finding Nemo dengan dunia bawah lautnya. Cars dengan mobil-mobil balapnya. Monster, Inc dengan penampakan mahluk seram yang tugasnya menakuti manusia. Nah untuk Inside Out kali ini mengambil tema tentang 5 pikiran/perasaan yang ada. Joy (senang), Sadness (sedih), Fear (takut), Disgust (jijik) dan Anger (amarah). Premisnya sangat rumit dan kompleks jika disimak secara seksama. Namun di tangan Pixar hal tersebut menjadi mudah dimengeri dan dipahami. Anak-anak dijamin tak akan merasa berat dalam menerjemahkan dan mencerna cerita film ini. Banyak sekali pelajaran dan pesan tentang kehidupan yang bisa dipetik dalam film ini. Tidak hanya bagi anak-anak saja, tapi juga bagi orang tua.
Inside Out, sebuah film yang mampu menyentuh hati paling dalam. Menjelaskan kepada kita secara gampang tentang 5 pikiran/perasaan yang ada pada manusia. Semuanya saling berkaitan. Bersinergi. Saling membutuhkan dan mendukung. Tidak ada yang dominan. Contohnya adalah yang menjadi poin utama dalam film ini: Bahwa kebahagiaan tidak akan bisa kita rasakan dan temukan tanpa pernah mengalami, memahami dan memaknai apa itu kesedihan.
Siapkan tisu saat hendak menonton film ini.
9/10.
Tambahan:
- Inside Out sepertinya bakal sukses untuk mendapatkan penghargaan sebagai film animasi terbaik dalam ajang Piala Oscar 2016 mendatang.
- Jangan lupakan juga bahwa Pixar masih akan melemparkan sebuah karyanya lagi tahun ini. Judulnya The Good Dinosaur. Rilis bulan November nanti.
- Seperti kebiasaan Pixar/Walt Disney, sebelum film mulai akan ada sebuah film pendek. Film pendek yang menjadi pembuka Inside Out berjudul Lava. So cute! Pastikan diri kalian jangan terlambat masuk ke dalam studio.
Sunday, August 23, 2015
THE MAN FROM U.N.C.L.E.
Film bertema mata-mata tahun ini cukup banyak. Dimulai dari Kingsman yang keren brutal itu, juga ada Spy yang jago mengocok perut dan terakhir yang hingga saat ini masih tayang, yaitu Mission: Impossible Rogue Nation. Semuanya bagus. Layak tonton. Nah, kali ini ada lagi sebuah film dengan tema yang sama. Judulnya The Man from U.N.C.L.E. Film ini merupakan adaptasi dari serial TV-nya yang sempat tayang di Amerika saat teknologi televisi masih hitam putih. Terus, bagaimana filmnya sendiri?
Melihat dari nama para pemainnya sebenarnya sudah cukup menjanjikan kok. Sebut saja mulai dari Henry Cavill (yang menjadi Superman di Man of Steel), Armie Hammes (yang kemarin sempat menjadi jagoan bertopeng The Lone Ranger) sampai dengan Alicia Vikander, si gadis cantik yang mampu mencuri perhatian lewat film Ex Machina. Dan ini ditambah lagi dengan sutradara Guy Ritchie, yang makin beken dengan karya berupa 2 buah film "Sherlock Holmes"-nya itu. Maka tak ada alasan untuk tidak mencoba mencicipi The Man from U.N.C.L.E. ini.
Secara keseluruhan, The Man from U.N.C.L.E. sebuah film yang cukup seru, asyik, lucu serta menghibur. Perpaduan antara aksi dan humornya cukup bagus dan seimbang. Bahkan tak kadang humor segar yang kebanyakan hadir dalam bentuk verbal dan mimik sanggup membuat penonton terpingkal-pingkal. Yang juga membuat film ini oke adalah karena memiliki gaya tersendiri, dengan mengambil suasana era tahun 1960-an. So stylish & elegant! Bisa mengajak kita untuk bernostalgia sejenak dengan film-film James Bond jadul.
Karakter-karakter utamanya kuat. Henry Cavill sebagai mata-mata Amerika. Sedangkan Armie Hammes berperan menjadi mata-mata Rusia. Demi misi khusus, kedua mata-mata ini harus bersatu dan bekerja sama. Padahal antara Amerika Serikat dan Rusia layaknya anjing dan kucing. Di sinilah uniknya. Dua orang mata-mata yang jago juga rupawan ini kerap bertengkar lagaknya anak kecil. Keras kepala dan tak mau mengalah. Selalu ada perselisihan. Namun seiring berjalannya misi, mereka berdua pun akhirnya bahu membahu saling membantu dan malah memiliki ikatan emosional. Sebuah film bernuansa bromance yang sayang untuk dilewatkan.
Sinematografinya bagus. Scoring dan soundtrack juga oke, terutama dalam pemilihan lagu-lagunya. Tak ada lagi yang bisa saya sampaikan. Tonton aja lah pokoknya.
7/10.
Saya kurang tahu kapan akan tayang reguler di bioskop. Rabu ini mungkin?
Melihat dari nama para pemainnya sebenarnya sudah cukup menjanjikan kok. Sebut saja mulai dari Henry Cavill (yang menjadi Superman di Man of Steel), Armie Hammes (yang kemarin sempat menjadi jagoan bertopeng The Lone Ranger) sampai dengan Alicia Vikander, si gadis cantik yang mampu mencuri perhatian lewat film Ex Machina. Dan ini ditambah lagi dengan sutradara Guy Ritchie, yang makin beken dengan karya berupa 2 buah film "Sherlock Holmes"-nya itu. Maka tak ada alasan untuk tidak mencoba mencicipi The Man from U.N.C.L.E. ini.
Secara keseluruhan, The Man from U.N.C.L.E. sebuah film yang cukup seru, asyik, lucu serta menghibur. Perpaduan antara aksi dan humornya cukup bagus dan seimbang. Bahkan tak kadang humor segar yang kebanyakan hadir dalam bentuk verbal dan mimik sanggup membuat penonton terpingkal-pingkal. Yang juga membuat film ini oke adalah karena memiliki gaya tersendiri, dengan mengambil suasana era tahun 1960-an. So stylish & elegant! Bisa mengajak kita untuk bernostalgia sejenak dengan film-film James Bond jadul.
Karakter-karakter utamanya kuat. Henry Cavill sebagai mata-mata Amerika. Sedangkan Armie Hammes berperan menjadi mata-mata Rusia. Demi misi khusus, kedua mata-mata ini harus bersatu dan bekerja sama. Padahal antara Amerika Serikat dan Rusia layaknya anjing dan kucing. Di sinilah uniknya. Dua orang mata-mata yang jago juga rupawan ini kerap bertengkar lagaknya anak kecil. Keras kepala dan tak mau mengalah. Selalu ada perselisihan. Namun seiring berjalannya misi, mereka berdua pun akhirnya bahu membahu saling membantu dan malah memiliki ikatan emosional. Sebuah film bernuansa bromance yang sayang untuk dilewatkan.
Sinematografinya bagus. Scoring dan soundtrack juga oke, terutama dalam pemilihan lagu-lagunya. Tak ada lagi yang bisa saya sampaikan. Tonton aja lah pokoknya.
7/10.
Saya kurang tahu kapan akan tayang reguler di bioskop. Rabu ini mungkin?
Saturday, August 22, 2015
Konser Iwan Fals di Kasongan
Hari ini, Sabtu, tanggal 22 Agustus 2015, Iwan Fals mengadakan pertunjukan musik di kota Kasongan, kabupaten Katingan, provinsi Kalimantan Tengah. Pertunjukan yang dihelat di Lapangan Sport Centre ini merupakan salah rangkaian acara yang diadakan oleh pemerintah daerah (pemda) setempat. Dan mengundang Iwan Fals untuk mengisi acara puncaknya. Saya sendiri yang menggemari lagu-lagu Iwan sudah barang tentu tidak mau melewatkan kesempatan ini begitu saja. Terlebih lagi estimasi waktu dari kota Palangka Raya menuju ke kota Kasongan hanya sekitar 60-90 menit saja. Tergolong dekat. Saya pun berangkat!
Saya berangkat dari Palangka Raya pada pukul 14.00 WIB. Dan sampai di lokasi konser pada pukul 15.20 WIB. Tak perlu menunggu lama, Iwan bersama musisi pendukung (terlihat ada Totok Tewel) akhirnya hadir di atas panggung dan segera memulai aksinya. Masyakarat kota Kasongan terlihat begitu antusias untuk menyaksikan performa dari sang maestro Indonesia yang berkharisma ini.
Membuka konsernya, Iwan membawakan lagu berjudul Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi. Sebuah lagu yang berbicara banyak tentang alam, khususnya hutan. Selesai itu dilanjutkan dengan Balada Orang-orang Pedalaman dan Nelayan. Tensi penonton mulai naik saat Iwan cs menampilkan lagu Serdadu, sebuah lagu tribute untuk para prajurit TNI. Diakhir lagu Iwan dengan lantang mengucapkan terima kasih atas jasa-jasa TNI yang selama ini menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.
Iwan mulai menawarkan lagu-lagu bertemakan cinta. Dimulai dari Antara Aku, Kau dan Bekas Pacarmu. Yang diamini penonton dengan ber-sing-a-long-ria. Berikutnya ada lagu Pesawat Tempur. Lagu yang bertempo cepat. Terlihat tidak nyambung dengan judulnya, namun lagu ini sebenarnya merupakan lagu bertemakan romansa. Pada bagian reff-nya yang berbunyi "Penguasa, penguasa, berilah hambamu uang, beri hamba uang...." secara spontan sebagian penonton yang ada di bawah melemparkan uang koin ke arah panggung di mana Iwan berdiri. Memang sudah menjadi tradisi tiap Iwan mendendangkan lagu ini penonton pasti dan selalu melemparkan uang koin. Saya tentu saja turut serta mengikuti ritual ini dengan melempar koin bernilai seribu rupiah.
Lagu berikutnya adalah Galang Rambu Anarki. Sebuah lagu yang familier sekali di telinga masyarakat. Lagu yang liriknya menceritakan kegundahan orang tua kepada anaknya. Tak mampu beli susu karena BBM naik tinggi. Terdengar menggelitik namun ini sebuah sentilan yang keras. Selesai lagu tersebut, dilanjutkan dengan Mata Indah Bola Pingpong yang liriknya begitu menggoda.
Sisi emosional mulai diperlihatkan Iwan saat mempersembahkan lagu Ibu. Sebuah lagu yang didedikasikan untuk kaum ibu maupun calon ibu di mana saja berada. Penonton turut menyenandungkan lagu dan hanyut dalam buaian lagu balada yang isinya menceritakan bagaimana perjuangan dan pengorbanan ibu kepada anaknya ini. Selesai Ibu, diteruskan dengan Aku Bukan Pilihan, sebuah lagu yang diciptakan oleh Pongki Barata (Jikustik). Di mana pada saat itu lagu ini berhasil menjadi jawara di berbagai program musik baik di TV, radio, dll.
Semangat penonton kembali menanjak saat intro lagu Bongkar mulai dimainkan. Sebuah lagu yang dulunya sering dibawakan oleh mahasiswa dalam aksi demonstrasi pergerakan reformasi pada tahun 1998 silam. Tak cukup sampai di situ. Iwan kembali memanaskan suasana dengan lagu berikutnya, lagu yang sangat terkenal, yaitu Bento. Tak ayal menciptakan crowded tersendiri di lapangan. Masih kurang. Iwan kembali "menghajar" penonton melalui lagu Oemar Bakrie yang sangat nge-beat dan kental dengan aroma country (sebuah genre musik yang aslinya berasal dari Amerika Serikat). Dan 2 buah mobil pemadam kembali menyemburkan air ke arah penonton untuk menurunkan adrenalin.
Yang Terlupakan adalah lagu berikutnya. Lagu yang berhasil mengajak penonton untuk bercooling-down sejenak. Hari pun mulai gelap. Dan Iwan memutuskan bahwa lagu Surat Buat Wakil Rakyat menjadi lagu terakhir dalam pertunjukannya kali ini. Penonton kompak menyanyikan lagu yang sangat populer di masyarakat ini. Khususnya pada bagian "Wakil rakyat seharusnya merakyat, jangan tidur waktu sidang soal rakyat, wakil rakyat bukan paduan suara, hanya tahu nyanyian lagu setuju...."
Tepat pada pukul 17.30 WIB, konser Iwan Fals pun usai. Total selama 2 jam Iwan membawakan 15 buah lagu hits-nya. Iwan mengucapkan terima kasih kepada penonton yang hadir dengan cara bersujud menghadap penonton. Diikuti dengan musisi pendukung lainnya. Cukup unik. Dan akhirnya satu per satu dari mereka mulai meninggalkan panggung.
Saya, bersama teman-teman lainnya, segera bergegas keluar dari lapangan acara. Dan kembali pulang ke kota Palangka Raya dengan perasaan penuh suka cita. Sebab akhirnya kesampaian juga untuk menyaksikan penampilan Iwan Fals secara langsung di depan mata. And now I can die peacefully....
Oiiiii!!!!
Saya berangkat dari Palangka Raya pada pukul 14.00 WIB. Dan sampai di lokasi konser pada pukul 15.20 WIB. Tak perlu menunggu lama, Iwan bersama musisi pendukung (terlihat ada Totok Tewel) akhirnya hadir di atas panggung dan segera memulai aksinya. Masyakarat kota Kasongan terlihat begitu antusias untuk menyaksikan performa dari sang maestro Indonesia yang berkharisma ini.
Membuka konsernya, Iwan membawakan lagu berjudul Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi. Sebuah lagu yang berbicara banyak tentang alam, khususnya hutan. Selesai itu dilanjutkan dengan Balada Orang-orang Pedalaman dan Nelayan. Tensi penonton mulai naik saat Iwan cs menampilkan lagu Serdadu, sebuah lagu tribute untuk para prajurit TNI. Diakhir lagu Iwan dengan lantang mengucapkan terima kasih atas jasa-jasa TNI yang selama ini menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.
Iwan mulai menawarkan lagu-lagu bertemakan cinta. Dimulai dari Antara Aku, Kau dan Bekas Pacarmu. Yang diamini penonton dengan ber-sing-a-long-ria. Berikutnya ada lagu Pesawat Tempur. Lagu yang bertempo cepat. Terlihat tidak nyambung dengan judulnya, namun lagu ini sebenarnya merupakan lagu bertemakan romansa. Pada bagian reff-nya yang berbunyi "Penguasa, penguasa, berilah hambamu uang, beri hamba uang...." secara spontan sebagian penonton yang ada di bawah melemparkan uang koin ke arah panggung di mana Iwan berdiri. Memang sudah menjadi tradisi tiap Iwan mendendangkan lagu ini penonton pasti dan selalu melemparkan uang koin. Saya tentu saja turut serta mengikuti ritual ini dengan melempar koin bernilai seribu rupiah.
Lagu berikutnya adalah Galang Rambu Anarki. Sebuah lagu yang familier sekali di telinga masyarakat. Lagu yang liriknya menceritakan kegundahan orang tua kepada anaknya. Tak mampu beli susu karena BBM naik tinggi. Terdengar menggelitik namun ini sebuah sentilan yang keras. Selesai lagu tersebut, dilanjutkan dengan Mata Indah Bola Pingpong yang liriknya begitu menggoda.
Sisi emosional mulai diperlihatkan Iwan saat mempersembahkan lagu Ibu. Sebuah lagu yang didedikasikan untuk kaum ibu maupun calon ibu di mana saja berada. Penonton turut menyenandungkan lagu dan hanyut dalam buaian lagu balada yang isinya menceritakan bagaimana perjuangan dan pengorbanan ibu kepada anaknya ini. Selesai Ibu, diteruskan dengan Aku Bukan Pilihan, sebuah lagu yang diciptakan oleh Pongki Barata (Jikustik). Di mana pada saat itu lagu ini berhasil menjadi jawara di berbagai program musik baik di TV, radio, dll.
Semangat penonton kembali menanjak saat intro lagu Bongkar mulai dimainkan. Sebuah lagu yang dulunya sering dibawakan oleh mahasiswa dalam aksi demonstrasi pergerakan reformasi pada tahun 1998 silam. Tak cukup sampai di situ. Iwan kembali memanaskan suasana dengan lagu berikutnya, lagu yang sangat terkenal, yaitu Bento. Tak ayal menciptakan crowded tersendiri di lapangan. Masih kurang. Iwan kembali "menghajar" penonton melalui lagu Oemar Bakrie yang sangat nge-beat dan kental dengan aroma country (sebuah genre musik yang aslinya berasal dari Amerika Serikat). Dan 2 buah mobil pemadam kembali menyemburkan air ke arah penonton untuk menurunkan adrenalin.
Yang Terlupakan adalah lagu berikutnya. Lagu yang berhasil mengajak penonton untuk bercooling-down sejenak. Hari pun mulai gelap. Dan Iwan memutuskan bahwa lagu Surat Buat Wakil Rakyat menjadi lagu terakhir dalam pertunjukannya kali ini. Penonton kompak menyanyikan lagu yang sangat populer di masyarakat ini. Khususnya pada bagian "Wakil rakyat seharusnya merakyat, jangan tidur waktu sidang soal rakyat, wakil rakyat bukan paduan suara, hanya tahu nyanyian lagu setuju...."
Tepat pada pukul 17.30 WIB, konser Iwan Fals pun usai. Total selama 2 jam Iwan membawakan 15 buah lagu hits-nya. Iwan mengucapkan terima kasih kepada penonton yang hadir dengan cara bersujud menghadap penonton. Diikuti dengan musisi pendukung lainnya. Cukup unik. Dan akhirnya satu per satu dari mereka mulai meninggalkan panggung.
Saya, bersama teman-teman lainnya, segera bergegas keluar dari lapangan acara. Dan kembali pulang ke kota Palangka Raya dengan perasaan penuh suka cita. Sebab akhirnya kesampaian juga untuk menyaksikan penampilan Iwan Fals secara langsung di depan mata. And now I can die peacefully....
Oiiiii!!!!
Thursday, August 13, 2015
FANTASTIC FOUR
Berbagai situs film (IMDb, Rotten Tomatoes, Metacritic, dll) sepakat untuk memberikan nilai atau rating kurang bagus untuk film Fantastic Four ini. Dengan bekal itulah saya mencoba berekspektasi rendah saja terhadap film yang secara durasi memakan waktu kurang lebih 90-100 menit ini. Selain berekspektasi rendah, menonton Fantastic Four bukan lagi untuk mencari tahu seberapa bagus filmnya. Melainkan seberapa dan segimana kurang bagusnya film ini. Juga di mana letak kegagalannya? Dan selepas menyaksikan filmnya, well, ternyata memang kurang bagus sih. Saat masih belum beranjak dari kursi studio, saya cuma bisa bergumam dalam hati: "Lah, cuman segini doang?!"
Untuk storynya, agak berantakan sedikit karena kurang fokus. Padahal di bagian awal saya sudah merasa nyaman dengan sentuhan drama dari para tokoh-tokoh utamanya, lengkap dengan sisi emosinya. Plotnya terlampau biasa bila tak mau dikatakan bertele-tele. Kurang lebih mirip dengan FTV-FTV yang ditayangkan oleh TV-TV swasta Indonesia. Selama 1 jam lebih durasi film dihabiskan hanya untuk membangun plot yang ada. Sang sutradara, Josh Trank, rupanya mencoba untuk membuat Fantastic Four ini menjadi seperti Batman Begins-nya Christopher Nolan. Namun apa daya. Keasyikan membangun plot dengan nuansa yang serius serta gelap, ia lupa kalau film ini adalah film superhero yang memerlukan adegan aksi yang cukup banyak. Akhirnya apa saudara-saudara? Adegan aksi cuman hadir sekitar 15-20 menit saja. Dan itu ada menjelang film usai.
Yang perlu disayangkan juga adalah visual effect-nya yang juga biasa-biasa saja. Apa karena masalah budget sehingga tidak bisa menghasilkan kualitas visual yang top notch atau ada faktor lain? Mengherankan sekali.
Untung saja semuanya itu masih dapat tertolong oleh penokohan karakter yang menurut saya cukup apik. Thanks to Miles Teller, Michael B. Jordan, Kata Mara & Jamie Bell. Seandainya saja film ini dimainkan oleh aktor/aktris yang berbeda, sepertinya saya bakal menonton film ini dengan mata tertutup. Oh iya, hal lain yang saya suka dari film ini adalah filmnya yang fiksi-ilmiah banget! Sempat lupa kalau ternyata ini adalah film superhero.
20th Century Fox, selaku pihak pemegang lisensi Fantastic Four harus lebih berhati-hati ke depannya nanti. Salah satu hal yang juga menyebabkan film ini "flop" adalah dikarenakan tidak mau mengikuti pakem aslinya, yakni versi komik Fantastic Four itu sendiri. Bagaimana bisa Johnny Storm dibuat berkulit hitam seperti itu? Dan Susan Storm merupakan anak adopsi? Penampilan Dr. Doom yang jauh dari seharusnya. Dan lain-lain. Bagi penonton awam mungkin tidak terlalu mempermasalahkan. Beda halnya dengan kaum fanboy (sebutan untuk penggemar komik sejati). Ini ibarat sebuah ajakan perang. Terlebih lagi Fantastic Four adalah grup/tim superhero pertama miliknya Marvel Comics (sejak tahun 1961). Lebih dulu ada dari The Avengers (1963). So, jangan main-main dan diutak-atik sembarangan! Stick to the original!
Fantastic Four kali ini bisa dikatakan sebagai film adaptasi komik Marvel terlemah dari yang pernah ada. Fantastic Four (2005) dan Fantastic Four: Rise of the Silver Surfer (2007) besutan Tim Story justru masih lebih unggul. Saya kurang yakin apakah jadi dibuat sekuelnya atau tidak. Namun info resmi yang didapat mengatakan bahwa Fox akan merilis sekuelnya tahun 2017 mendatang. So, dilihat saja nanti. Dan saya percaya sekuelnya bisa berbicara lebih.
Akhir kata, Fantastic Four bukanlah sebuah film yang bagus. Jauh dari yang diharapkan. Namun tak separah itu. Tak ada salahnya untuk mencoba menonton film ini terlebih dulu. Sebab yang namanya selera itu relatif. Dan jangan lupa untuk menurunkan kadar ekspektasi anda. Biar bahagia.
5/10.
Tambahan:
- No after credit end scene. Begitu film selesai, langsung pulang saja.
- Tidak ada cameo Stan Lee di sini. Dikabarkan beliau merasa kurang sreg dengan film ini. Ntah di mananya. Padahal Stan Lee ini co-creator (pencipta) dari Fantastic Four.
Untuk storynya, agak berantakan sedikit karena kurang fokus. Padahal di bagian awal saya sudah merasa nyaman dengan sentuhan drama dari para tokoh-tokoh utamanya, lengkap dengan sisi emosinya. Plotnya terlampau biasa bila tak mau dikatakan bertele-tele. Kurang lebih mirip dengan FTV-FTV yang ditayangkan oleh TV-TV swasta Indonesia. Selama 1 jam lebih durasi film dihabiskan hanya untuk membangun plot yang ada. Sang sutradara, Josh Trank, rupanya mencoba untuk membuat Fantastic Four ini menjadi seperti Batman Begins-nya Christopher Nolan. Namun apa daya. Keasyikan membangun plot dengan nuansa yang serius serta gelap, ia lupa kalau film ini adalah film superhero yang memerlukan adegan aksi yang cukup banyak. Akhirnya apa saudara-saudara? Adegan aksi cuman hadir sekitar 15-20 menit saja. Dan itu ada menjelang film usai.
Yang perlu disayangkan juga adalah visual effect-nya yang juga biasa-biasa saja. Apa karena masalah budget sehingga tidak bisa menghasilkan kualitas visual yang top notch atau ada faktor lain? Mengherankan sekali.
Untung saja semuanya itu masih dapat tertolong oleh penokohan karakter yang menurut saya cukup apik. Thanks to Miles Teller, Michael B. Jordan, Kata Mara & Jamie Bell. Seandainya saja film ini dimainkan oleh aktor/aktris yang berbeda, sepertinya saya bakal menonton film ini dengan mata tertutup. Oh iya, hal lain yang saya suka dari film ini adalah filmnya yang fiksi-ilmiah banget! Sempat lupa kalau ternyata ini adalah film superhero.
20th Century Fox, selaku pihak pemegang lisensi Fantastic Four harus lebih berhati-hati ke depannya nanti. Salah satu hal yang juga menyebabkan film ini "flop" adalah dikarenakan tidak mau mengikuti pakem aslinya, yakni versi komik Fantastic Four itu sendiri. Bagaimana bisa Johnny Storm dibuat berkulit hitam seperti itu? Dan Susan Storm merupakan anak adopsi? Penampilan Dr. Doom yang jauh dari seharusnya. Dan lain-lain. Bagi penonton awam mungkin tidak terlalu mempermasalahkan. Beda halnya dengan kaum fanboy (sebutan untuk penggemar komik sejati). Ini ibarat sebuah ajakan perang. Terlebih lagi Fantastic Four adalah grup/tim superhero pertama miliknya Marvel Comics (sejak tahun 1961). Lebih dulu ada dari The Avengers (1963). So, jangan main-main dan diutak-atik sembarangan! Stick to the original!
Fantastic Four kali ini bisa dikatakan sebagai film adaptasi komik Marvel terlemah dari yang pernah ada. Fantastic Four (2005) dan Fantastic Four: Rise of the Silver Surfer (2007) besutan Tim Story justru masih lebih unggul. Saya kurang yakin apakah jadi dibuat sekuelnya atau tidak. Namun info resmi yang didapat mengatakan bahwa Fox akan merilis sekuelnya tahun 2017 mendatang. So, dilihat saja nanti. Dan saya percaya sekuelnya bisa berbicara lebih.
Akhir kata, Fantastic Four bukanlah sebuah film yang bagus. Jauh dari yang diharapkan. Namun tak separah itu. Tak ada salahnya untuk mencoba menonton film ini terlebih dulu. Sebab yang namanya selera itu relatif. Dan jangan lupa untuk menurunkan kadar ekspektasi anda. Biar bahagia.
5/10.
Tambahan:
- No after credit end scene. Begitu film selesai, langsung pulang saja.
- Tidak ada cameo Stan Lee di sini. Dikabarkan beliau merasa kurang sreg dengan film ini. Ntah di mananya. Padahal Stan Lee ini co-creator (pencipta) dari Fantastic Four.
Monday, August 03, 2015
MISSION: IMPOSSIBLE ROGUE NATION
Bagi
saya, ini bukan seri terbaik. Bukan juga berarti jelek. Mission: Impossible Rogue
Nation yang memakan durasi kurang lebih 2 jam ini cukup seru dan bisa
menghibur penonton dengan beberapa adegan aksi yang mendebarkan (tercatat ada 3
buah adegan aksi yang saya suka di film ini). Ditambah lagi dengan
penampakan beberapa gadget serta senjata yang canggih dan keren.
Mengingatkan kita dengan serial-serial film James Bond. Adegan awal film
langsung disuguhkan dengan aksi intens yang dapat membuat penonton
menahan nafas. Yaitu adegan Ethan Hunt (diperankan oleh Tom Cruise) yang berjalan dan bergelantungan
di pesawat. Adegan ini bukanlah sebuah trik kamera belaka.
Benar-benar dilakukan oleh Tom Cruise dengan risiko kehilangan nyawa!
Salut buat Tom Cruise yang berani "gila" demi adegan ini.
Ceritanya sih cukup
sederhana. Mengisahkan tentang bagaimana seorang Ethan Hunt yang mesti
berjuang untuk mengusut organisasi teroris rahasia bernama The Syndicate
dan juga membuktikan bahwa organisasi tersebut benar-benar eksis. Plot
serta beberapa lapis twist akan menghiasi kisah film ini. Walaupun
terkesan serius, beberapa joke atau komedi dalam bentuk verbal relatif
sering ditampilkan di sini. Itu sudah lebih dari cukup untuk mencairkan
suasana. Lazimnya film-film Mission Impossible sebelumnya, penonton akan
diajak untuk turut berpetualang ke beberapa negara. Mulai dari
Perancis, Austria, Inggris, Maroko, dll.
Tom Cruise, yang
umurnya sudah menginjak 53 tahun, masih terlihat pantas untuk memerankan
karakter utama dalam film ini. Dari segi fisik, sama sekali tidak
melambangkan usianya tersebut. Ini tentunya hasil olah tubuh yang
telaten dan disiplin. Bila dibandingkan dengan film Mission Impossible
sebelumnya, kali ini karakter Ethan Hunt yang ia perankan menurut saya
kurang tergali lebih dalam. Entah kenapa. Acungan jempol justru layak
diberikan kepada sang aktris utama Rebecca Ferguson yang selain tampil
sebagai agen/mata-mata berparas cantik, juga perannya sebagai perempuan
yang tangguh, berani dan berbahaya.
Secara keseluruhan,
dengan hadirnya sedikit kejutan yang asyik dan ending yang memuaskan
(menurut saya sih), Mission: Impossible Rogue Nation ini setidaknya
masih tetap layak untuk disimak.
7/10.
Mission: Impossible Rogue Nation sendiri akan segera tayang secara reguler mulai hari Rabu, tanggal 5 Agustus 2015 mendatang.
Sunday, July 19, 2015
New Horizons Mencapai Pluto!
Wahana antariksa (tanpa awak) milik NASA yang bernama New Horizons diluncurkan sejak 19 Januari 2006 lalu. Dengan tujuan ke planet katai/kerdil (dwarf planet) Pluto. Dan beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 13 Juli 2015, setelah menempuh perjalanan selama kurun waktu 9 tahun, New Horizons berhasil mencapai titik terdekat dengan Pluto. Foto di samping merupakan hasil pemotretannya. Selama ini ilmuwan menganggap bahwa Pluto adalah sebuah planet yang gelap. Ternyata justru berwarna kuning kemerahan menyala.
Perlu diketahui bahwa New Horizons merupakan wahana antariksa yang hanya sekedar flyby (melintas). Jadi New Horizons tidak mendarat di permukaan planet Pluto. Sekedar informasi, ada 3 jenis wahana antariksa. Yang pertama adalah flyby, cuma melintas atau lewat setelah melakukan pengamatan pada titik terdekat. Yang kedua yaitu orbiter, adalah sebuah wahana yang setelah sampai pada planet tujuan hanya mengorbit di planet tersebut. Sedangkan yang terakhir adalah lander, wahana yang memang disiapkan untuk mendarat di tempat yang telah ditentukan. Contohnya: Curiosity di planet Mars.
New Horizons sendiri dikabarkan akan meneruskan perjalanannya menuju Sabuk Kuiper. Wow!
Go science!
Perlu diketahui bahwa New Horizons merupakan wahana antariksa yang hanya sekedar flyby (melintas). Jadi New Horizons tidak mendarat di permukaan planet Pluto. Sekedar informasi, ada 3 jenis wahana antariksa. Yang pertama adalah flyby, cuma melintas atau lewat setelah melakukan pengamatan pada titik terdekat. Yang kedua yaitu orbiter, adalah sebuah wahana yang setelah sampai pada planet tujuan hanya mengorbit di planet tersebut. Sedangkan yang terakhir adalah lander, wahana yang memang disiapkan untuk mendarat di tempat yang telah ditentukan. Contohnya: Curiosity di planet Mars.
New Horizons sendiri dikabarkan akan meneruskan perjalanannya menuju Sabuk Kuiper. Wow!
Go science!
Friday, July 17, 2015
ANT-MAN
Ant-Man, sebuah penutup yang manis bagi Marvel Cinematic Universe (MCU) fase dua. Mengambil timeline setelah peristiwa dalam film Avengers: Age of Ultron. Sedangkan MCU fase tiga akan dibuka melalui Captain America: Civil War yang rencananya rilis pada bulan Mei 2016. Kembali ke Ant-Man. Filmnya menawarkan aksi dan petualangan yang sangat menghibur, asyik serta seru untuk diikuti dari detik ke detiknya. Selain berbagai keceriaan dan kesenangan, lewat film ini juga penonton dipuaskan dengan gelitikan komedi-komedi yang segar dan cerdas. Tak ayal membuat penonton tersenyum, tertawa keras nan renyah sampai dengan terpingkal-pingkal memegang perut.
Dari segi cerita, Ant-Man tidak seserius itu. Ceritanya mengalir begitu saja tanpa memaksa penonton untuk berpikir keras menelaah inti ceritanya yang straight-forward. Jadi, sangat oke buat ditonton oleh anak-anak sekalipun. Tema cerita juga cukup memberikan edukasi tersendiri. Bagaimana seorang ayah mencoba menjadi seorang "hero" di mata anaknya. Wajar saja bila saya berpendapat bahwa Ant-Man merupakan sebuah film keluarga yang cocok ditonton dalam nuansa liburan Lebaran kali ini.
Well, berbeda dengan karakter superhero lainnya, Ant-Man merupakan superhero yang relatif "baru", kurang terkenal dan tentunya kecil. Akan tetapi justru hal-hal tersebut menawarkan dunia yang berbeda dan unik. Sebuah dunia di mana segala sesuatunya menjadi terlihat "besar". Di saat saya mulai bosan dengan film superhero yang begitu-begitu saja, Ant-Man memberikan definisi yang berbeda. Adegan pertarungan dari seorang Ant-Man yang berpostur normal, menyusut, normal, eh tiba-tiba menyusut lagi memberikan tingkat keseruan dan keasyikan tersendiri. Salut buat Marvel. Marvel telah berhasil mengangkat karakter "kelas rendahan" dan tak populer ini menjadi selevel dan setaraf dengan karakter-karakter Marvel utama lainnya, bahkan member The Avengers sekalipun.
Banyak cameo yang hadir dalam film Ant-Man ini. Tak perlu saya beberkan, yang pasti kalian bakal menyukainya. Silakan diamati secara jeli. Karena banyak sekali petunjuk-petunjuk untuk film-film Marvel selanjutnya. Bahkan juga ada referensi dari karakter idola kita Spider.... Ups!
Akhir kata, Ant-Man merupakan perpaduan yang luar biasa memukau antara aksi dan komedi serta menyajikan keseruan dengan level di atas rata-rata. Recommended. Go for it!
8/10.
Tambahan:
Akan ada dua buah ending tambahan (mid-credit scene dan post-credit scene). Cuplikan mid-credit scene-nya memberikan kebahagiaan tersendiri bagi penonton serta membuat penasaran akan sekuelnya. Sedangkan post-credit scene, tidak sempat saya saksikan karena keburu dipelototin oleh petugas bioskopnya.
Dari segi cerita, Ant-Man tidak seserius itu. Ceritanya mengalir begitu saja tanpa memaksa penonton untuk berpikir keras menelaah inti ceritanya yang straight-forward. Jadi, sangat oke buat ditonton oleh anak-anak sekalipun. Tema cerita juga cukup memberikan edukasi tersendiri. Bagaimana seorang ayah mencoba menjadi seorang "hero" di mata anaknya. Wajar saja bila saya berpendapat bahwa Ant-Man merupakan sebuah film keluarga yang cocok ditonton dalam nuansa liburan Lebaran kali ini.
Well, berbeda dengan karakter superhero lainnya, Ant-Man merupakan superhero yang relatif "baru", kurang terkenal dan tentunya kecil. Akan tetapi justru hal-hal tersebut menawarkan dunia yang berbeda dan unik. Sebuah dunia di mana segala sesuatunya menjadi terlihat "besar". Di saat saya mulai bosan dengan film superhero yang begitu-begitu saja, Ant-Man memberikan definisi yang berbeda. Adegan pertarungan dari seorang Ant-Man yang berpostur normal, menyusut, normal, eh tiba-tiba menyusut lagi memberikan tingkat keseruan dan keasyikan tersendiri. Salut buat Marvel. Marvel telah berhasil mengangkat karakter "kelas rendahan" dan tak populer ini menjadi selevel dan setaraf dengan karakter-karakter Marvel utama lainnya, bahkan member The Avengers sekalipun.
Banyak cameo yang hadir dalam film Ant-Man ini. Tak perlu saya beberkan, yang pasti kalian bakal menyukainya. Silakan diamati secara jeli. Karena banyak sekali petunjuk-petunjuk untuk film-film Marvel selanjutnya. Bahkan juga ada referensi dari karakter idola kita Spider.... Ups!
Akhir kata, Ant-Man merupakan perpaduan yang luar biasa memukau antara aksi dan komedi serta menyajikan keseruan dengan level di atas rata-rata. Recommended. Go for it!
8/10.
Tambahan:
Akan ada dua buah ending tambahan (mid-credit scene dan post-credit scene). Cuplikan mid-credit scene-nya memberikan kebahagiaan tersendiri bagi penonton serta membuat penasaran akan sekuelnya. Sedangkan post-credit scene, tidak sempat saya saksikan karena keburu dipelototin oleh petugas bioskopnya.
Saturday, July 04, 2015
Kaskus Regional Kalimantan Tengah Bagi-bagi Cendol Gratis!
Kaskus Regional Kalimantan Tengah (disingkat KRKT) tentu turut serta dalam kegiatan ini. Kebetulan juga saya adalah seorang kaskuser (sebutan untuk pengguna Kaskus) yang cukup sepuh dan memiliki nomor user ID yang unik, yakni 150. Khusus untuk KRKT, kegiatan bagi-bagi cendol dilaksanakan di sekitaran Jl. Yos Sudarso kota Palangka Raya. Kenapa kami memilih tempat tersebut? Karena Jl. Yos Sudarso merupakan salah satu tempat keramaian kota. Selain karena di situ banyak tempat nongkrong, cafe tenda, rumah makan tenda serta taman, juga letaknya yang strategis dan dekat dengan Bundaran Besar, salah satu landmark kebanggaan kota Palangka Raya. Target yang diberikan oleh pihak Kaskus pusat kepada KRKT adalah membagikan cendol sebanyak 200 gelas. Siapa takut!
Tepat pada pukul 16.00 WIB sore, seluruh anggota KRKT sudah berkumpul di lokasi pembagian cendol yang berada persis di depan kantor Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah. Setelah mempersiapkan segalanya, mulai dari pasang spanduk, mengemas cendol sampai dengan briefing, akhirnya tepat pukul 5 sore pembagian cendol gratis pun dimulai. Mengingat juga untuk kawasan wilayah Palangka Raya berbuka puasa dimulai pada pukul 17.31 WIB. IGO (sebutan anggota KRKT untuk yang berjenis kelamin perempuan) dari tepi jalan raya dengan militannya menawarkan cendol kepada siapapun yang lewat. Tidak ketinggalan anggota lainnya turut membantu dalam hal mengemas cendol yang akan dibagikan selanjutnya. Team work jelas sekali terlihat. Sehingga segala sesuatunya dapat berjalan mudah tanpa menemukan hambatan yang berarti.
Pembagian cendol berjalan dengan baik dan lancar. Hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit, cendol telah ludes. Warga sangat antusias dengan kegiatan ini, walaupun ada sebagian warga yang awalnya tidak percaya kalau cendol yang dibagi-bagikan adalah gratis.
Secara keseluruhan acara bagi-bagi cendol gratis yang diadakan oleh KRKT bisa dikatakan sukses. Target untuk membagikan cendol sebanyak 200 gelas tercapai. Cuaca cerah sangat mendukung kegiatan. Warga masyarakat turut senang dan bahagia dengan kegiatan ini serta memberikan testimoni yang positif. Tentunya memberikan kebahagiaan tersendiri kepada seluruh anggota KRKT. Semoga kegiatan seperti ini dapat diadakan lagi tahun depan.
Lantas, bagaimana dengan upaya masuk MURI tadi? Pada malam harinya diperoleh informasi dari Kaskus pusat yang berada di Jakarta bahwa total cendol yang berhasil dibagi-bagikan adalah sebanyak 19.590 gelas. Dan mencatatkan nama Kaskus di Musium Rekor Indonesia untuk penghargaan "Pembagian Cendol Terbanyak se-Indonesia". Bisa dilihat di sini juga untuk beritanya.
Bravo!
Kaskus Regional Kalimantan Tengah: http://www.kaskus.co.id/forum/385/kalimantan-tengah
Foto-foto hasil kegiatan: http://postimg.org/gallery/1d5dsc6j0/
Foto-foto hasil kegiatan: http://on.fb.me/1C88wD6
Foto-foto hasil kegiatan: http://on.fb.me/1GW5DRH
Thursday, June 25, 2015
TERMINATOR GENISYS
Bagi saya pribadi, Terminator Genisys filmnya bolehlah buat disimak. Kisahnya berhubungan erat dengan The Terminator (1984) dan Terminator 2: Judgement Day (1991). Sebelum menonton, ada baiknya diingat-ingat kembali kedua film tersebut. Untuk Terminator 3: Rise of the Machines dan Terminator Salvation, abaikan saja.
Pergerakan cerita cukup cepat tanpa basa-basi, namun harus fokus dan konsentrasi penuh. Apalagi juga banyak terdapat alur maju dan mundur. Lepas dari perhatian sedikit ya siap-siap aja mumet. Kalau saya lihat sih, Terminator Genisys ini mencoba untuk merapikan timeline franchise Terminator yang sudah cukup ribet. Layaknya film X-Men: Days of Future Past yang berhasil menyatukan semua seri X-Men itu. Niat untuk merapikan timeline-nya sudah bagus. Walau ada beberapa kebolongan pada plot-nya. Filmnya akan ada sedikit drama dan twist.
Untung saja cerita Genisys yang bisa membuat otak penonton lelah ini dapat diimbangi dengan adegan aksi yang cukup seru. Pertarungan klasik antar robot yang berat dan hancur-hancuran. Ditambah lagi dengan villain yang super cool. Selain itu juga, sedikit bumbu komedi mampu memberikan tawa renyah serta penyegaran pada penonton.
Terminator Genisys sendiri tayang sejak hari Rabu, 24 Juni 2015 kemarin. Dan Indonesia untuk kesekian kalinya menjadi negara pertama yang menayangkannya. Genisys sudah resmi dipastikan akan ada dua buah sekuelnya. Entah bakalan seperti apa lagi pengembangan ceritanya.
He'll be back!
6,5/10.
Tambahan: Ada ending tambahan pada mid-credit.
Pergerakan cerita cukup cepat tanpa basa-basi, namun harus fokus dan konsentrasi penuh. Apalagi juga banyak terdapat alur maju dan mundur. Lepas dari perhatian sedikit ya siap-siap aja mumet. Kalau saya lihat sih, Terminator Genisys ini mencoba untuk merapikan timeline franchise Terminator yang sudah cukup ribet. Layaknya film X-Men: Days of Future Past yang berhasil menyatukan semua seri X-Men itu. Niat untuk merapikan timeline-nya sudah bagus. Walau ada beberapa kebolongan pada plot-nya. Filmnya akan ada sedikit drama dan twist.
Untung saja cerita Genisys yang bisa membuat otak penonton lelah ini dapat diimbangi dengan adegan aksi yang cukup seru. Pertarungan klasik antar robot yang berat dan hancur-hancuran. Ditambah lagi dengan villain yang super cool. Selain itu juga, sedikit bumbu komedi mampu memberikan tawa renyah serta penyegaran pada penonton.
Terminator Genisys sendiri tayang sejak hari Rabu, 24 Juni 2015 kemarin. Dan Indonesia untuk kesekian kalinya menjadi negara pertama yang menayangkannya. Genisys sudah resmi dipastikan akan ada dua buah sekuelnya. Entah bakalan seperti apa lagi pengembangan ceritanya.
He'll be back!
6,5/10.
Tambahan: Ada ending tambahan pada mid-credit.
Friday, June 19, 2015
MINIONS
Minions, sebuah spinoff sekaligus prekuel dari dwilogi Despicable Me, tayang sejak hari Rabu tanggal 17 Juni 2015 kemarin di bioskop-bioskop Indonesia. Dan Indonesia merupakan negara pertama yang menayangkan film ini. Selain itu pula, film ini dirilis bertepatan dengan libur awal puasa anak sekolah. Sudah bisa dibayangkan berapa pendapatan yang akan diperoleh oleh masing-masing studio. Strategi pemasaran yang bagus dari Cinema 21, Blitzmegaplex, dll.
Untuk filmnya, well, Minions bisa saya katakan tidak seseru dua buah Despicable Me sebelumnya, namun masih mampu memberikan beberapa gelak tawa renyah kepada penonton melalui tingkah pola mahluk kuning kecil yang lucu, konyol dan menggemaskan itu. Seperti sebelum-sebelumnya, filmnya juga masih setia dengan menghadirkan adegan slapstick ringan demi memberikan variasi dalam berkomedi.
Banyak cameo dari tokoh dunia yang hadir di sini. Mulai dari Napoleon Bonaparte sampai dengan The Beatles yang sedang berjalan di Abbey Road. Cameo-cameo ini yang memberikan keasyikan tersendiri bagi penonton (berlomba-lomba nyebutin satu persatu).
Dan cameo paling brilian tentu saja hadirnya Bahasa Indonesia yang bisa didengar pada film ini. Salut buat sang co-director Pierre Coffin (saya baru tahu kalau beliau ternyata anaknya NH Dini) yang memasukkan beberapa kata dalam Bahasa Indonesia di sini. Beliau tidak lupa dengan bahasa asal orang tuanya.
Overall, biarpun tidak sesuai ekspektasi, Minions merupakan sebuah film yang fun dan cukup menghibur. Khususnya anak-anak, mereka pasti akan menyukainya. Karena memang itu targetnya. Walau ceritanya begitu sederhana, beberapa kelucuan yang ditawarkan boleh lah untuk sekedar pelepas penat dan pereda ketegangan sebentar.
6,5/10.
Hello papagena! Tu le pera con la papaya....
Untuk filmnya, well, Minions bisa saya katakan tidak seseru dua buah Despicable Me sebelumnya, namun masih mampu memberikan beberapa gelak tawa renyah kepada penonton melalui tingkah pola mahluk kuning kecil yang lucu, konyol dan menggemaskan itu. Seperti sebelum-sebelumnya, filmnya juga masih setia dengan menghadirkan adegan slapstick ringan demi memberikan variasi dalam berkomedi.
Banyak cameo dari tokoh dunia yang hadir di sini. Mulai dari Napoleon Bonaparte sampai dengan The Beatles yang sedang berjalan di Abbey Road. Cameo-cameo ini yang memberikan keasyikan tersendiri bagi penonton (berlomba-lomba nyebutin satu persatu).
Dan cameo paling brilian tentu saja hadirnya Bahasa Indonesia yang bisa didengar pada film ini. Salut buat sang co-director Pierre Coffin (saya baru tahu kalau beliau ternyata anaknya NH Dini) yang memasukkan beberapa kata dalam Bahasa Indonesia di sini. Beliau tidak lupa dengan bahasa asal orang tuanya.
Overall, biarpun tidak sesuai ekspektasi, Minions merupakan sebuah film yang fun dan cukup menghibur. Khususnya anak-anak, mereka pasti akan menyukainya. Karena memang itu targetnya. Walau ceritanya begitu sederhana, beberapa kelucuan yang ditawarkan boleh lah untuk sekedar pelepas penat dan pereda ketegangan sebentar.
6,5/10.
Hello papagena! Tu le pera con la papaya....
Tuesday, June 16, 2015
SAHABAT ADALAH....
Klik gambar untuk memperbesar |
Nah, pada kesempatan kali ini saya mencoba untuk membuat kronologis bagaimana asal mula munculnya banner/spanduk dan ide aneh kami tersebut dalam rangka ngerjain atau sekedar ngisengin sahabat terbaik kami di hari pernikahannya.
Itu semua bermula pada 4 hari sebelum hari H. Bobby dan Sari menikah pada tanggal 15 Mei 2015 lalu. Bobby ini bisa dikatakan orang yang paling jago ngisengin kami, sahabat-sahabatnya. Tidak satupun sahabatnya yang pernah luput dari keisengannya. Nah, saat itulah kami memiliki ide untuk ngerjain Bobby di hari pernikahannya. Itung-itung momen pembalasan yang tepat sekali serta memberi kejutan/surprise yang bakal dikenang Bobby sampai akhir hayatnya. Misi ini kami rahasiakan rapat-rapat, jangan sampai bocor. Kami pun berkumpul di sebuah grup BBM untuk menyusun rencana. Di grup BBM itu ada saya sendiri, Indra, Ogi, Dode, Charly dan Andy. Kami saling melemparkan ide, seperti apa bentuk ngerjain yang pas buat Bobby. Akhirnya disetujui bahwa kami akan membuat banner/spanduk berisikan tulisan nyeleneh yang akan kami bentangkan saat resepsi penikahannya.
Dan sekarang, bagian yang lumayan menguras otak kami, akan diisi dengan kata-kata dan kalimat seperti apa banner/spanduk itu? Banyak dari kami yang memberikan usul isi kalimat. Namun banyak juga yang pada akhirnya kami batalkan karena bunyinya terlalu sadis dan kurang ajar. Hehe. Setelah nemu kalimat yang pas serta beberapa kali merevisinya, akhirnya kami sepakat untuk menggunakan kalimat "SETELAH SEKIAN LAMA TERSESAT, AKHIRNYA SAHABAT KAMI MENIKAH DENGAN SEORANG WANITA".
Untuk urusan banner/spanduk, diserahkan kepada saya. Dengan dukungan donatur Indra (berupa duit), pada keesokan harinya saya langsung mendatangi percetakan digital printing untuk memesan banner/spanduk. Begitu saya kasih isi kalimat banner/spanduk, kesan pertama dari orang percetakannya adalah justru tertawa ngakak. Dia pun mengatakan apakah ini serius. Saya balas iya. Kami hendak ngerjain sahabat kami. Jadi tolong desain yang simple aja, namun tulisannya tegas dan jelas terlihat. Tak perlu lama, desain banner/spanduk telah jadi dan segera dicetak. Saya pun disuruh untuk mengambilnya pada sore hari.
Selama 3 hari banner/spanduk tersebut nongkrong di kamar saya. Menunggu hari eksekusi. Dan akhirnya, pada tanggal 15 Mei, Bobby dan Sari melangsungkan pernikahan. Saya datang bersama Indra. Kawan-kawan yang lain sudah menunggu di gedung resepsi. Banner/spanduk kami simpan dulu di mobil. Jadi kami masuk ke dalam gedung dulu untuk mengikuti semua rangkaian acara resepsi. Begitu waktu telah menunjukkan hampir pukul 9 malam, tibalah waktunya utk mengeksekusi. Banner/spanduk diambil dari dalam mobil yang terparkir di luar. Yang mengambil adalah si Indra. Padahal di luar hari sedang hujan. Luar biasa pengorbanan beliau hanya untuk sebuah banner/spanduk. Banner/spanduk udah ready di tangan, kami para sahabat-sahabatnya naik ke atas panggung tempat sang pengantin duduk. Setelah berfoto-foto sewajarnya sebentar, banner langsung kami bentang dan kibarkan segagah-gagahnya. Saat itu Bobby terkejut dan hendak membaca isi tulisan pada spanduk/banner. Namun kami cegah dia untuk membacanya. Difoto dulu, baru setelah itu dia boleh membaca. Isi spanduk/banner yang nyeleneh itu tak ayal membuat pengunjung serta tamu yang ada di dalam gedung menjadi heboh dan mengundang gelak tawa. Dan misi kami untuk mengerjai sahabat kami bisa dikatakan SUKSES besar. Banner/spanduk tersebut kami serahkan kepada Bobby sebagai hadiah pernikahan. Saya yakin banner tersebut sudah menjadi abu di suatu tempat. Haha.
Foto-foto dari aksi kami tersebut kami upload ke Path dan juga Instagram. Awalnya adem ayem. Hanya sebatas teman yang tahu. Hingga akhirnya menjadi heboh seperti saat ini karena dishare juga oleh akun-akun meme/parodi yang memiliki jumlah follower yang luar biasa banyaknya. Wajah-wajah ganteng kami pun menjadi konsumsi massa. LOL.
Begitulah kronologis yang bisa saya sampaikan kali ini. Perlu diingat, aksi kami tersebut bukanlah aksi untuk menjelek-jelekkan sahabat kami Bobby. Ini murni sekedar keisengan kami yang bisa dikatakan sudah masuk dalam kategori akut. Ini adalah bukti bahwa kami mencintai dia.
Terima kasih sekali bila ada yang mengatakan aksi kami ini merupakan aksi yang brilian, kreatif dan gokil. Bahkan ada juga yang mengatakan bahwa begini inilah yang namanya sahabat sejati. Mungkin apa yang kami lakukan ini bisa kalian coba juga ke sahabat-sahabat kalian. Namun tentu saja kami tidak bertanggungjawab bila terjadi apa-apa.
Salam....
NB: Ada salah satu komen terbaik tentang foto kami. Lupa dari siapa namanya. Bunyinya demikian: "Sahabat yang baik adalah sahabat yang jelek-jelekin langsung di depan kita tapi tetap support. Bukan baik di depan namun di belakang justru menjatuhkan".
Monday, June 15, 2015
JURASSIC WORLD
Jurassic World, sebuah sekuel dari franchise besar yang cukup seru, menghibur & menegangkan serta memanjakan penonton dengan tampilan visual graphic yang apik (terlebih saat adegan Mosasaurus yang luar biasa epik itu). Alur cerita relatif ringan dengan mengambil timeline 22 tahun setelah kejadian Jurassic Park. Walau menawarkan kengerian dan ketakutan yang memaksa kita untuk menahan nafas, filmnya sendiri sesekali diselingi dengan petualangan yang riang, fun dan komedi verbal yang menggoda penonton untuk tertawa.
Di dalam film ini banyak dijumpai hal-hal sebagai bentuk penghormatan akan film sebelumnya, yakni Jurassic Park (besutan sutradara Steven Spielberg tentunya), yang rilis pada tahun 1993 silam. Lumayan untuk bernostalgia sejenak.
Oh iya, suka sekali dengan adegan klimaksnya yang epik itu. Ada pada sekitaran 25-30 menit menjelang film berakhir. Di situ hadir sebuah cameo yang sempat membuat saya merinding dan terperangah. Cameo super legendaris! Silakan dilihat sendiri.
7/10.
Di dalam film ini banyak dijumpai hal-hal sebagai bentuk penghormatan akan film sebelumnya, yakni Jurassic Park (besutan sutradara Steven Spielberg tentunya), yang rilis pada tahun 1993 silam. Lumayan untuk bernostalgia sejenak.
Oh iya, suka sekali dengan adegan klimaksnya yang epik itu. Ada pada sekitaran 25-30 menit menjelang film berakhir. Di situ hadir sebuah cameo yang sempat membuat saya merinding dan terperangah. Cameo super legendaris! Silakan dilihat sendiri.
7/10.
Wednesday, June 03, 2015
INSIDIOUS: CHAPTER 3
Insidious: Chapter 3 bukanlah sebuah sekuel dari Insidious: Chapter 2. Melainkan adalah prekuel dari Insidious (yang pertama). Di sini dikisahkan awal mula Elise Rainier, cenayang/paranormal berbakat yang sempat berhenti dengan profesinya itu, memutuskan untuk kembali beraksi serta menolong seorang gadis remaka yang diincar oleh sesosok entitas supernatural berbahaya. Melalui prekuel ini juga nantinya akan diketahui bagaimana awal mulanya pertemanan dan kerja sama antara Elise dengan 2 orang asisten selama melakukan misinya.
Berhubung ini prekuel, bagi kalian yang belum sempat menonton Insidious dan Insidious: Chapter 2, hal tersebut tidak menjadi masalah besar. Sebab ceritanya tidak memiliki sangkut paut yang terlalu signifikan. Namun resiko dari prekuel ini adalah hadirnya tokoh-tokoh baru, yang ternyata kurang maksimal diperankan oleh para pemain baru. Sayang sekali. Padahal pengembangan kisah sudah lumayan oke.
Lantas, bagaimana dengan film Insidious: Chapter 3 ini sendiri? Well, menurut saya pribadi, mengutip kata Mad Dog (karakter gokil pada film The Raid), filmnya kurang greget! Bila berbicara seram (spooky), Insidious: Chapter 3 masih kalah jauh dibandingkan kengerian Insidious (pertama) yang memang langsung ditangani oleh James Wan, sutradara spesialis film horor yang juga beken melalui karyanya, yakni The Conjuring. Atmosfir mencekam dan suram pada Insidious: Chapter 3 sebenarnya sudah dapat dengan didukung oleh background sound yang heboh. Hanya bagian "jump scare"-nya saja yang kurang mantap bahkan terkesan basi dan malas. Dan juga penampakan hantunya tidak seangker yang dibayangkan. Yang ada malah mirip seperti suster ngesot, kuntilanak bahkan zombie. Apa boleh buat, Insidious: Chapter 3 menjadi seri terlemah dari franchise-nya.
Yang menjadi poin plus dari film ini adalah filmnya lebih memiliki "hati" dan menawarkan sedikit komedi pengocok perut serta aksi. Tentunya dapat memberikan kesenangan tersendiri bagi penonton. Namun akan menjadi kontra bagi penonton yang merupakan penggemar dan penikmat horor sejati, yang menginginkan kengerian dan ketakutan semata. Dan pada akhirnya, selera dari masing-masing individulah yang menentukan.
Akhir kata, Insidious: Chapter 3 tidak seseram dan semerinding yang diharapkan. Namun masih oke buat dijajal sambil jejeritan bareng teman sepuasnya.
6/10.
Tips sebelum menonton film ini: Turunkan ekspektasi anda!
Berhubung ini prekuel, bagi kalian yang belum sempat menonton Insidious dan Insidious: Chapter 2, hal tersebut tidak menjadi masalah besar. Sebab ceritanya tidak memiliki sangkut paut yang terlalu signifikan. Namun resiko dari prekuel ini adalah hadirnya tokoh-tokoh baru, yang ternyata kurang maksimal diperankan oleh para pemain baru. Sayang sekali. Padahal pengembangan kisah sudah lumayan oke.
Lantas, bagaimana dengan film Insidious: Chapter 3 ini sendiri? Well, menurut saya pribadi, mengutip kata Mad Dog (karakter gokil pada film The Raid), filmnya kurang greget! Bila berbicara seram (spooky), Insidious: Chapter 3 masih kalah jauh dibandingkan kengerian Insidious (pertama) yang memang langsung ditangani oleh James Wan, sutradara spesialis film horor yang juga beken melalui karyanya, yakni The Conjuring. Atmosfir mencekam dan suram pada Insidious: Chapter 3 sebenarnya sudah dapat dengan didukung oleh background sound yang heboh. Hanya bagian "jump scare"-nya saja yang kurang mantap bahkan terkesan basi dan malas. Dan juga penampakan hantunya tidak seangker yang dibayangkan. Yang ada malah mirip seperti suster ngesot, kuntilanak bahkan zombie. Apa boleh buat, Insidious: Chapter 3 menjadi seri terlemah dari franchise-nya.
Yang menjadi poin plus dari film ini adalah filmnya lebih memiliki "hati" dan menawarkan sedikit komedi pengocok perut serta aksi. Tentunya dapat memberikan kesenangan tersendiri bagi penonton. Namun akan menjadi kontra bagi penonton yang merupakan penggemar dan penikmat horor sejati, yang menginginkan kengerian dan ketakutan semata. Dan pada akhirnya, selera dari masing-masing individulah yang menentukan.
Akhir kata, Insidious: Chapter 3 tidak seseram dan semerinding yang diharapkan. Namun masih oke buat dijajal sambil jejeritan bareng teman sepuasnya.
6/10.
Tips sebelum menonton film ini: Turunkan ekspektasi anda!
Tuesday, June 02, 2015
SAN ANDREAS
San Andreas is another disaster movie. And for me San Andreas was an okay movie. Tema yang diusung kali ini adalah gempa bumi. Secara alur, filmnya mengalir begitu saja dan bisa dikatakan ringan, tanpa adanya plot cerita yang berat. Penonton tak perlu ribet dan capek berpikir. Karena memang yang dijual dari San Andreas ini adalah nilai disaster/bencana-nya itu.
Jika berbicara tentang film yang bertemakan bencana, sudah barang tentu hal pertama kali yang harus diperhatikan adalah bagaimana visualisasi dari bencana itu sendiri. Dan menurut saya San Andreas cukup baik dalam mempresentasikannya. Dampak kehancuran dari gempa bumi tergambarkan dengan luar biasa. Mulai dari tanah yang terbelah karena pergerakan lempengan Bumi sampai dengan gedung-gedung pencakar langit yang roboh. Adegan demi adegan kehancuran yang terjadi di San Fransisco disuguhkan secara intens dan lumayan menggenjot adrenalin penonton.
Teori-teori ilmiah serta aspek yang ada dalam film cukup akurat. Setidaknya mampu memberikan make sense yang benar bagi penonton. Bukan sekedar hal-hal yang dicap mustahil atau di luar nalar.
Selain itu, hal yang saya sukai dari film San Andreas ini adalah disisipkannya edukasi (pembelajaran) kepada penonton tentang apa yang harus dilakukan selama gempa bumi terjadi. Contohnya bila terjadi gempa bumi ada baiknya berlindung di bawah meja, tetap berada di samping bangunan yg kokoh, evakuasi ke dataran yang lebih tinggi, dan masih banyak lagi. Dan yang paling utama adalah apa yang akan terjadi bila sesaat setelah gempa bumi tiba-tiba air di sungai/laut menjadi surut. Nah, itulah disaster dan kengerian berikutnya yang coba ditawarkan film ini.
Akhir kata, San Andreas yang dibintangi oleh eks pemain gulat Dwayne "The Rock" Johnson dan berdurasi total 2 jam-an ini merupakan sebuah tontonan yang menarik, relatif menegangkan dan layak untuk disimak.
7/10.
Jika berbicara tentang film yang bertemakan bencana, sudah barang tentu hal pertama kali yang harus diperhatikan adalah bagaimana visualisasi dari bencana itu sendiri. Dan menurut saya San Andreas cukup baik dalam mempresentasikannya. Dampak kehancuran dari gempa bumi tergambarkan dengan luar biasa. Mulai dari tanah yang terbelah karena pergerakan lempengan Bumi sampai dengan gedung-gedung pencakar langit yang roboh. Adegan demi adegan kehancuran yang terjadi di San Fransisco disuguhkan secara intens dan lumayan menggenjot adrenalin penonton.
Teori-teori ilmiah serta aspek yang ada dalam film cukup akurat. Setidaknya mampu memberikan make sense yang benar bagi penonton. Bukan sekedar hal-hal yang dicap mustahil atau di luar nalar.
Selain itu, hal yang saya sukai dari film San Andreas ini adalah disisipkannya edukasi (pembelajaran) kepada penonton tentang apa yang harus dilakukan selama gempa bumi terjadi. Contohnya bila terjadi gempa bumi ada baiknya berlindung di bawah meja, tetap berada di samping bangunan yg kokoh, evakuasi ke dataran yang lebih tinggi, dan masih banyak lagi. Dan yang paling utama adalah apa yang akan terjadi bila sesaat setelah gempa bumi tiba-tiba air di sungai/laut menjadi surut. Nah, itulah disaster dan kengerian berikutnya yang coba ditawarkan film ini.
Akhir kata, San Andreas yang dibintangi oleh eks pemain gulat Dwayne "The Rock" Johnson dan berdurasi total 2 jam-an ini merupakan sebuah tontonan yang menarik, relatif menegangkan dan layak untuk disimak.
7/10.
Tuesday, May 26, 2015
Risa Saraswati: Story of Peter di Luwansa Hotel Palangka Raya
Pada hari Jumat tanggal 22 Mei 2015 kemarin, Risa Saraswati, yang akrab dikenal dengan nama panggung Sarasvati, hadir di kota Palangka Raya dalam rangka mini concert & story telling yang diberi tajuk Story of Peter. Acara ini diadakan di Hotel Luwansa Palangka Raya. Bagi penggemar musik indie, dan juga yang gemar dan memiliki hobby membaca buku, nama Risa Saraswati bukanlah sebuah nama yang asing lagi. Selain penyanyi, Risa adalah seorang penulis buku yang memiliki nama dan penggemarnya tersendiri. Sudah banyak karya-karyanya berupa buku yang terjual ribuan copy dan menjadi best seller. Dan saya sendiri adalah salah satu penggemar beliau. Namun saya hanya menggemari karya-karya musiknya saja. Untuk buku, saya belum sampai ke situ. Kesempatan ini tak boleh dilewatkan begitu saja. Saya pun menyempatkan diri untuk menyaksikan penampilan Risa.
Secara umum, malam itu Risa Saraswati yang tampil cantik dengan busana serba hitam-hitam dan didampingi serta dipandu oleh Eddi Brokoli bercerita banyak tentang "sahabat-sahabat" bule-nya (Peter, Hans, William, Hendrick dan Jansen). Juga menjelaskan bagaimana beliau memiliki kemampuan untuk melihat dan berkomunikasi dengan mahluk tak kasat mata. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh berkat kemampuannya itu ia tuangkan ke dalam sebuah tulisan hingga menjadi buku. Dan menjadi sebuah lagu juga tentunya. Sambil bercerita, Risa sesekali mendendangkan dan menyanyikan beberapa buah lagunya. Perlu saya akui, suara Risa memang bagus. Suara bagus yang tercipta karena ditempa oleh pengalaman bernyanyinya. Saat bercerita, penuturan Risa mengalir dengan jelas dan lugas; tanpa membuat bingung orang-orang yang hadir.
Pada saat sesi tanya jawab, saya pun turut memberikan pertanyaan. Tiga buah pertanyaan sekaligus. Pertanyaan pertama dari saya adalah apakah kemampuan yang dimiliki Risa ini diterjemahkan sebagai gift (berkah) atau curse (kutukan). Dijawab Risa sebagai sebuah gift. Karena dengan gift tersebut Risa bisa mendapatkan pengalaman berharga dan membagikannya kepada orang lain. Untuk pertanyaan kedua, saya menanyakan antara Homogenic (band Risa terdahulu sebelum bersolo karir) dengan yang sekarang lebih enjoy yang mana? Bagi Risa, Homogenic tidak bisa dilepaskan dari kesuksesan hidupnya karena banyak memberikan pengalaman yang tak ternilai bagi dirinya.
Pertanyaan ketiga, saya hanya menanyakan ada hal atau misteri apa yang terkandung dalam lagu "Bilur" (salah satu lagu yang ada dalam album Story of Peter). Dan Risa menjelaskan panjang lebar maksud dan arti lagu tersebut. Ternyata memiliki cerita yang menyedihkan. Dan secara spontan, dari kursi sofa yang ada di atas panggung Risa langsung menyanyikan lagu ini. Sangat indah. Hanya saja pada bagian tembang sinden Sunda-nya Risa tak sanggup karena nadanya yang cukup tinggi. Dapat dimaklumi karena bagian itu aslinya dibawakan oleh pesinden.
Selesai dengan sesi tanya jawab, Risa mengadakan kuis kepada para pengunjung yang hadir dan membagi-bagikan hadiah berupa buku, CD album, official merchandise, dll. Saya beruntung karena mendapatkan sebuah t-shirt.
Sebelum acara benar-benar selesai, sebagai aksi penutup, Risa tampil membawakan dua buah lagu pamungkasnya. Yaitu Cerita Kertas dan Pena (dari mini album Sunyaruri) dan Story of Peter (titel track dari album pertama Risa yang dirilis tahun 2009 silam). Sebuah penutup yang apik!
Oh iya, pada esok harinya saya diberi kesempatan bertemu dengan Risa. Kesempatan itu saya pergunakan untuk meminta tanda tangan pada 3 buah CD Sarasvati yang saya punya. Bisa dilihat di sini. Tidak hanya mendapatkan tanda tangan, saya juga diajak ikut makan siang bersama beliau di sebuah rumah makan ternama di kota Palangka Raya, yakni Rumah Makan Kampung Lauk. Bahagianya....
Hatur nuhun, teh Risa. Sukses selalu.
Secara umum, malam itu Risa Saraswati yang tampil cantik dengan busana serba hitam-hitam dan didampingi serta dipandu oleh Eddi Brokoli bercerita banyak tentang "sahabat-sahabat" bule-nya (Peter, Hans, William, Hendrick dan Jansen). Juga menjelaskan bagaimana beliau memiliki kemampuan untuk melihat dan berkomunikasi dengan mahluk tak kasat mata. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh berkat kemampuannya itu ia tuangkan ke dalam sebuah tulisan hingga menjadi buku. Dan menjadi sebuah lagu juga tentunya. Sambil bercerita, Risa sesekali mendendangkan dan menyanyikan beberapa buah lagunya. Perlu saya akui, suara Risa memang bagus. Suara bagus yang tercipta karena ditempa oleh pengalaman bernyanyinya. Saat bercerita, penuturan Risa mengalir dengan jelas dan lugas; tanpa membuat bingung orang-orang yang hadir.
Pada saat sesi tanya jawab, saya pun turut memberikan pertanyaan. Tiga buah pertanyaan sekaligus. Pertanyaan pertama dari saya adalah apakah kemampuan yang dimiliki Risa ini diterjemahkan sebagai gift (berkah) atau curse (kutukan). Dijawab Risa sebagai sebuah gift. Karena dengan gift tersebut Risa bisa mendapatkan pengalaman berharga dan membagikannya kepada orang lain. Untuk pertanyaan kedua, saya menanyakan antara Homogenic (band Risa terdahulu sebelum bersolo karir) dengan yang sekarang lebih enjoy yang mana? Bagi Risa, Homogenic tidak bisa dilepaskan dari kesuksesan hidupnya karena banyak memberikan pengalaman yang tak ternilai bagi dirinya.
Pertanyaan ketiga, saya hanya menanyakan ada hal atau misteri apa yang terkandung dalam lagu "Bilur" (salah satu lagu yang ada dalam album Story of Peter). Dan Risa menjelaskan panjang lebar maksud dan arti lagu tersebut. Ternyata memiliki cerita yang menyedihkan. Dan secara spontan, dari kursi sofa yang ada di atas panggung Risa langsung menyanyikan lagu ini. Sangat indah. Hanya saja pada bagian tembang sinden Sunda-nya Risa tak sanggup karena nadanya yang cukup tinggi. Dapat dimaklumi karena bagian itu aslinya dibawakan oleh pesinden.
Selesai dengan sesi tanya jawab, Risa mengadakan kuis kepada para pengunjung yang hadir dan membagi-bagikan hadiah berupa buku, CD album, official merchandise, dll. Saya beruntung karena mendapatkan sebuah t-shirt.
Sebelum acara benar-benar selesai, sebagai aksi penutup, Risa tampil membawakan dua buah lagu pamungkasnya. Yaitu Cerita Kertas dan Pena (dari mini album Sunyaruri) dan Story of Peter (titel track dari album pertama Risa yang dirilis tahun 2009 silam). Sebuah penutup yang apik!
Oh iya, pada esok harinya saya diberi kesempatan bertemu dengan Risa. Kesempatan itu saya pergunakan untuk meminta tanda tangan pada 3 buah CD Sarasvati yang saya punya. Bisa dilihat di sini. Tidak hanya mendapatkan tanda tangan, saya juga diajak ikut makan siang bersama beliau di sebuah rumah makan ternama di kota Palangka Raya, yakni Rumah Makan Kampung Lauk. Bahagianya....
Hatur nuhun, teh Risa. Sukses selalu.
Monday, May 25, 2015
SPY
Seperti judulnya, ini merupakan film yang menengahkan cerita serta aksi spionase (mata-mata) ala James Bond, lengkap dengan teknologi dan gadget canggihnya. Yang membuat beda adalah Spy dibuat dalam term komedi. Bukan sebuah komedi urakan dan norak. Namun komedi cerdas, yang secara keseluruhan porsi komedinya seimbang dengan keseriusan plot filmnya itu sendiri. Di film ini hadir aktor tampan Jude Law dan Jason Statham yang menemani Melissa McCarthy sebagai aktris utamanya. Di kawasan Amerika utara film ini mulai tayang tanggal 5 Juni 2015 mendatang. Beruntunglah yang tinggal di Indonesia dan sekitarnya karena Spy ditayangkan lebih cepat beberapa minggu.
Filmnya sendiri cukup seru, asyik, menghibur dan melalui narasinya mampu mengundang gelak tawa renyah serta sesekali mengocok perut sampai sakit (walau frekuensinya tidak terlalu sering). Selain adegan geblek, agar film ini terlihat sok serius, diperlihatkanlah beberapa penampakan berupa adegan aksi dengan koreografi laga setaraf film aksi benaran, juga kekerasan mulai dari yang soft sampai dengan gore/sadis yang diantaranya itu bisa membuat ngilu gigi penonton. Agak bertolak belakang sih, tapi menarik.
Walaupun cerita filmnya terlihat lebih straight to forward, akan hadir sebuah twist ataupun kejutan tak disangka-sangka. Lumayanlah.
Akhir kata, Spy adalah sebuah film komedi spionase yang cukup oke untuk disimak. Apalagi bagi kalian yang ingin mencari tontonan pelepas penat. Dan yang paling utama, kapan lagi bisa melihat Jason Statham yang biasanya serius, dingin dan petarung itu dikerjain habis-habisan melalui penokohan karakternya. Kasihan....
7/10.
Filmnya sendiri cukup seru, asyik, menghibur dan melalui narasinya mampu mengundang gelak tawa renyah serta sesekali mengocok perut sampai sakit (walau frekuensinya tidak terlalu sering). Selain adegan geblek, agar film ini terlihat sok serius, diperlihatkanlah beberapa penampakan berupa adegan aksi dengan koreografi laga setaraf film aksi benaran, juga kekerasan mulai dari yang soft sampai dengan gore/sadis yang diantaranya itu bisa membuat ngilu gigi penonton. Agak bertolak belakang sih, tapi menarik.
Walaupun cerita filmnya terlihat lebih straight to forward, akan hadir sebuah twist ataupun kejutan tak disangka-sangka. Lumayanlah.
Akhir kata, Spy adalah sebuah film komedi spionase yang cukup oke untuk disimak. Apalagi bagi kalian yang ingin mencari tontonan pelepas penat. Dan yang paling utama, kapan lagi bisa melihat Jason Statham yang biasanya serius, dingin dan petarung itu dikerjain habis-habisan melalui penokohan karakternya. Kasihan....
7/10.
Thursday, May 21, 2015
TOMORROWLAND
Tomorrowland, film terbarunya George Clooney yang mengambil tema science-fiction, fantasi, petualangan serta dibumbui dengan sedikit misteri. Film ini disutradarai oleh Brad Bird, seorang sineas yang sebelumnya sempat menangani The Incredibles dan Mission Imposibble: Ghost Protocol. Dari judulnya saja sudah bisa ditebak akan seperti apa filmnya. Benar, mengambil topik tentang masa depan dari Bumi yang akan segera dihadapi manusia.
Seperti yang saya bilang di atas tadi, Tomorrowland merupakan sebuah film science-fiction. Jadi wajar saja apabila di dalamnya terdapat teori-teori ilmiah yang mungkin membuat penonton tidak mudeng. Misalnya kecepatan cahaya, menembus dimensi dan ruang, dll. Tapi tenang saja. Hanya sekilas kok. Filmnya tidak akan membahas secara panjang lebar bahkan mendetail layaknya Interstellar yang dapat membuat rambut yang sudah lurus direbonding menjadi keriting kembali. Misteri yang ditawarkan cukup oke. Sejak awal sampai pertengahan film saya masih belum bisa menerka arah film ini mau ke mana. Dan mulai pertengahan menuju akhir film barulah satu persatu misteri mulai terkuak seiring dengan intensnya jalan cerita. Adegan aksi dan petualangan cukup menghibur walaupun tidak menampilkan sesuatu yang "wah". Tersedia juga beberapa adegan lucu yang segar. Untuk urusan visual, bisa dibilang oke banget. Bersih dan rapi. Yang jadi masalah mungkin di sini adalah durasi filmnya yang agak kelamaan (sekitar 2 jam-an). Ada beberapa adegan yang tidak terlalu signifikan dengan jalan cerita filmnya. Saya rasa dicut sedikit juga tak masalah.
Berhubung ini adalah filmnya Disney, sudah menjadi kebiasaan bila terselip beberapa buah pesan-pesan yang menginspirasi dalam film-filmnya, termasuk Tomorrowland ini tentunya. Kali ini berbicara tentang harapan (hope) dan bagaimana menjadi orang baik.
Secara keseluruhan, Tomorrowland cukup seru dan fun buat ditonton, terlebih jika kalian memang memiliki banyak waktu luang. Premis sudah oke. Sayang eksekusinya saja yang kurang mantap. Namun perlu diakui bahwa ide ceritanya bisa dibilang original sekali.
7/10.
Seperti yang saya bilang di atas tadi, Tomorrowland merupakan sebuah film science-fiction. Jadi wajar saja apabila di dalamnya terdapat teori-teori ilmiah yang mungkin membuat penonton tidak mudeng. Misalnya kecepatan cahaya, menembus dimensi dan ruang, dll. Tapi tenang saja. Hanya sekilas kok. Filmnya tidak akan membahas secara panjang lebar bahkan mendetail layaknya Interstellar yang dapat membuat rambut yang sudah lurus direbonding menjadi keriting kembali. Misteri yang ditawarkan cukup oke. Sejak awal sampai pertengahan film saya masih belum bisa menerka arah film ini mau ke mana. Dan mulai pertengahan menuju akhir film barulah satu persatu misteri mulai terkuak seiring dengan intensnya jalan cerita. Adegan aksi dan petualangan cukup menghibur walaupun tidak menampilkan sesuatu yang "wah". Tersedia juga beberapa adegan lucu yang segar. Untuk urusan visual, bisa dibilang oke banget. Bersih dan rapi. Yang jadi masalah mungkin di sini adalah durasi filmnya yang agak kelamaan (sekitar 2 jam-an). Ada beberapa adegan yang tidak terlalu signifikan dengan jalan cerita filmnya. Saya rasa dicut sedikit juga tak masalah.
Berhubung ini adalah filmnya Disney, sudah menjadi kebiasaan bila terselip beberapa buah pesan-pesan yang menginspirasi dalam film-filmnya, termasuk Tomorrowland ini tentunya. Kali ini berbicara tentang harapan (hope) dan bagaimana menjadi orang baik.
Secara keseluruhan, Tomorrowland cukup seru dan fun buat ditonton, terlebih jika kalian memang memiliki banyak waktu luang. Premis sudah oke. Sayang eksekusinya saja yang kurang mantap. Namun perlu diakui bahwa ide ceritanya bisa dibilang original sekali.
7/10.
Saturday, May 16, 2015
MAD MAX: FURY ROAD
Quick review. Abaikan saja bila ada sebagian orang yang merasa agak susah untuk mencerna alur cerita (plot) dari film Mad Max: Fury Road ini. Sebab bukan itu selling point yang ditawarkan oleh George Miller, sang sutradara yang sebelumnya sempat menggarap Mad Max, Mad Max 2: The Road Warrior dan Mad Max Beyond Thunderdome yang dibintangi oleh Mel Gibson beberapa puluh tahun silam. Melainkan sebuah kegilaan yang maksimal! Pas dan sesuai dengan judulnya.
Mad Max: Fury Road bisa dibilang merupakan action road movie (kejar-kejaran) yang selama kurang lebih 120 menit menawarkan aksi tanpa henti yang brutal, gila-gilaan, hancur-hancuran bahkan sesekali gore/sadis! Ditambah lagi dengan beberapa momen yang mampu membuat penonton menahan nafas dengan ketegangan dan keseruan yang ada. Dan itu semua didukung oleh teknologi visual yang top notch. Juga sound yang fantastik dan eargasm. Memanjakan telinga penonton dengan bebunyian ledakan-ledakan yang mendominasi film serta iringan musik yang industrial-metal. Silakan buktikan sendiri bila tak percaya.
Di luar semua kekacauan di atas tadi, film ini memiliki pesan positif tersembunyi. Pesan yang sebenarnya tidak jauh-jauh dari kampanye penyelamatan Bumi dan lingkungan hidup. Terasa kontras dengan tema filmnya. Tapi benang merahnya akan jelas terlihat kok.
Mad Max: Fury Road sendiri dibintangi oleh aktris cantik (salah satu aktris favorit saya nih) kelahiran Afrika Selatan, Charlize Theron, dan juga seorang aktor Tom Hardy, yang tempo hari sempat berperan sebagai Bane dan mengajak Batman berantem pada film Batman: The Dark Knight Rises.
8/10.
Well, IMO this is the best action movie 2015 so far. Full of madness. Go see it! And let your fucking mind blow!
Mad Max: Fury Road bisa dibilang merupakan action road movie (kejar-kejaran) yang selama kurang lebih 120 menit menawarkan aksi tanpa henti yang brutal, gila-gilaan, hancur-hancuran bahkan sesekali gore/sadis! Ditambah lagi dengan beberapa momen yang mampu membuat penonton menahan nafas dengan ketegangan dan keseruan yang ada. Dan itu semua didukung oleh teknologi visual yang top notch. Juga sound yang fantastik dan eargasm. Memanjakan telinga penonton dengan bebunyian ledakan-ledakan yang mendominasi film serta iringan musik yang industrial-metal. Silakan buktikan sendiri bila tak percaya.
Di luar semua kekacauan di atas tadi, film ini memiliki pesan positif tersembunyi. Pesan yang sebenarnya tidak jauh-jauh dari kampanye penyelamatan Bumi dan lingkungan hidup. Terasa kontras dengan tema filmnya. Tapi benang merahnya akan jelas terlihat kok.
Mad Max: Fury Road sendiri dibintangi oleh aktris cantik (salah satu aktris favorit saya nih) kelahiran Afrika Selatan, Charlize Theron, dan juga seorang aktor Tom Hardy, yang tempo hari sempat berperan sebagai Bane dan mengajak Batman berantem pada film Batman: The Dark Knight Rises.
8/10.
Well, IMO this is the best action movie 2015 so far. Full of madness. Go see it! And let your fucking mind blow!
Wednesday, April 22, 2015
AVENGERS: AGE OF ULTRON
Tepat di Hari Bumi, 22 April 2015, Avengers: Age of Ultron tayang perdana di Indonesia. Kita mesti bangga. Karena di kawasan Amerika Utara film yang berdurasi 2 jam 30 menit ini akan ditayangkan mulai tanggal 1 Mei mendatang. Indonesia memang sudah dianggap sebagai pemasok penghasilan terbesar bagi beberapa perusahaan film, termasuk Walt Disney (Marvel Comics merupakan perusahaan di bawah bendera Disney). Oleh karena itulah Indonesia mendapat jatah pertama untuk menayangkannya. Antara Hari Bumi dan Age of Ultron ternyata memiliki benang merah. Yaitu Ultron yang berniat menghancurkan Bumi mesti berhadapan langsung dengan tim Avengers yang mencoba menyelamatkan dan melindungi Bumi. Kelahi!
Age of Ultron adalah sebuah konklusi dari Marvel Cinematic Universe (MCU) fase 2. MCU fase 2 dimulai sejak Iron Man 3, Thor: The Dark World dan bermuara ke Captain America: The Winter Soldier. Age of Ultron sudah barang tentu mengambil timeline setelah Captain America: The Winter Soldier. Masih ingat dengan kisahnya? Lupa? Tak apa sih. Dan MCU fase 3 akan dimulai tahun depan melalui film Captain America: Civil War, yang gosipnya akan menengahkan pertikaian antara Captain America dan Iron Man (seperti komiknya).
Agak berbeda dengan The Avengers yang dirilis tahun 2012 lalu itu, Age of Ultron mengambil pendekatan yang agak serius. Joke-joke yang segar memang masih tetap dipertahankan oleh Joss Whedon (sang sutradara). Hanya saja kadarnya dikurangi. Selain itu juga nuansa film terlihat lebih gelap dan suram. Tapi bagi saya bukan menjadi persoalan yang berarti. Alur cerita mengalir lancar apa adanya tanpa memiliki twist-twist yang dapat menyerengitkan dahi.
Adegan aksi cukup memanjakan penonton meskipun, yah tidak ada inovasi baru. Didukung oleh berhamburnya CGI dan spesial efek yang dapat memberikan rasa kagum pada penonton. Terutama saat adegan baku hantam yang serba hancuran-hancuran antara Iron Man vs Hulk. Menjadikan adegan tersebut sebagai adegan favorit saya di film ini.
Selain aksi, sisi emosional juga tampak jelas. Mulai dari complicated-nya kisah asmara Bruce Banner/Hulk dan Natasha Romanova/Black Widow sampai dengan keinginan Clint Baron/Hawk Eye untuk lebih fokus hidup bersama keluarganya. Romansa seperti ini menjadi penyeimbang yang pas di filmnya.
Akan hadir beberapa karakter baru yang tampaknya perannya cukup penting di film-film Avengers berikutnya. Karena melalui karakter baru ini akan muncul bibit-bibit cerita yang dapat dikembangkan ke depannya. Terlebih lagi di ending filmnya nanti kita bisa melihat anggota Avengers terbaru dengan komposisi yang fresh. Tidak sabar rasanya untuk menonton kelanjutan dari kisah Avengers ini.
AVENGERS ASSEMBLE!!!
8/10.
Tambahan:
- Post-credit scene tidak ada. Namun untuk mid-credit scene-nya tetap ada. Dan menurut saya tidak terlalu penting. Biasa saja.
- Banyak cameo di sini. Salah satunya Stan Lee.
Age of Ultron adalah sebuah konklusi dari Marvel Cinematic Universe (MCU) fase 2. MCU fase 2 dimulai sejak Iron Man 3, Thor: The Dark World dan bermuara ke Captain America: The Winter Soldier. Age of Ultron sudah barang tentu mengambil timeline setelah Captain America: The Winter Soldier. Masih ingat dengan kisahnya? Lupa? Tak apa sih. Dan MCU fase 3 akan dimulai tahun depan melalui film Captain America: Civil War, yang gosipnya akan menengahkan pertikaian antara Captain America dan Iron Man (seperti komiknya).
Agak berbeda dengan The Avengers yang dirilis tahun 2012 lalu itu, Age of Ultron mengambil pendekatan yang agak serius. Joke-joke yang segar memang masih tetap dipertahankan oleh Joss Whedon (sang sutradara). Hanya saja kadarnya dikurangi. Selain itu juga nuansa film terlihat lebih gelap dan suram. Tapi bagi saya bukan menjadi persoalan yang berarti. Alur cerita mengalir lancar apa adanya tanpa memiliki twist-twist yang dapat menyerengitkan dahi.
Adegan aksi cukup memanjakan penonton meskipun, yah tidak ada inovasi baru. Didukung oleh berhamburnya CGI dan spesial efek yang dapat memberikan rasa kagum pada penonton. Terutama saat adegan baku hantam yang serba hancuran-hancuran antara Iron Man vs Hulk. Menjadikan adegan tersebut sebagai adegan favorit saya di film ini.
Selain aksi, sisi emosional juga tampak jelas. Mulai dari complicated-nya kisah asmara Bruce Banner/Hulk dan Natasha Romanova/Black Widow sampai dengan keinginan Clint Baron/Hawk Eye untuk lebih fokus hidup bersama keluarganya. Romansa seperti ini menjadi penyeimbang yang pas di filmnya.
Akan hadir beberapa karakter baru yang tampaknya perannya cukup penting di film-film Avengers berikutnya. Karena melalui karakter baru ini akan muncul bibit-bibit cerita yang dapat dikembangkan ke depannya. Terlebih lagi di ending filmnya nanti kita bisa melihat anggota Avengers terbaru dengan komposisi yang fresh. Tidak sabar rasanya untuk menonton kelanjutan dari kisah Avengers ini.
AVENGERS ASSEMBLE!!!
8/10.
Tambahan:
- Post-credit scene tidak ada. Namun untuk mid-credit scene-nya tetap ada. Dan menurut saya tidak terlalu penting. Biasa saja.
- Banyak cameo di sini. Salah satunya Stan Lee.
Saturday, April 18, 2015
FILOSOFI KOPI
Yang membuat saya tertarik untuk menonton film ini adalah karena nama dari seorang sutradaranya, yaitu Angga Dwimas Sasongko. Bila mengikuti perkembangan film Indonesia, nama tersebut tentunya sudah tidak asing lagi di telinga. Ya, benar. Dialah yang terpilih sebagai Sutradara Terbaik tahun 2014 kemarin melalui film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku dalam ajang Festival Film Indonesia 2014. Dan kali ini Angga kembali hadir dengan film terbarunya, yang diadaptasi dari sebuah buku buah karya Dewi "Dee" Lestari berupa cerita pendek yang dirilis tahun 2006 silam, judulnya Filosofi Kopi. Hanya sedikit karya-karya Dee yang berakhir bagus bila difilmkan. Lantas apakah Filosofi Kopi akan bernasib kurang baik? Buang jauh-jauh pertanyaan seperti itu. Sebab Filosofi Kopi melalui racikan tangan Angga menjadi sebuah film yang luar biasa memukaunya. Outstanding! Di luar ekspektasi! Bahkan lebih!
Jarang sekali kita melihat sebuah film yang memakai kopi sebagai panji-panji atau jargonnya. Membuat film Filosofi Kopi ini menjadi suatu tontonan yang unik dan beda. Angga piawai sekali memaksimalkan tema tentang kopi ini. Saya yakin sekali demi film ini ia melakukan riset yang mendalam yang berhubungan dengan kopi. Sehingga film ini seakan-akan memberikan kuliah umum atau ilmu pengetahuan apa saja tentang kopi. Baik itu jenis kopi, rasa kopi, proses pembuatan kopi dari yang sederhana hingga mendetail dengan jelas sekali diuraikan di sini. Salut!
Secara umum Filosofi Kopi adalah sebuah film bergenre drama yang memakan durasi kurang lebih 2 jam. Selama sejam lebih pertama penonton dimanjakan dengan suguhan adegan-adegan yang penuh keriangan, fun dan lucu. Kelucuan yang ada bahkan mengundang gelak tawa renyah penonton tanpa henti. Namun jika jeli, sembari menawarkan kelucuan, sang sutradara mulai membangun konflik tahap demi tahap dan sedikit demi sedikit. Dan pada nantinya mengarah menjadi sebuah drama cukup serius yang menyajikan pertentangan pada karakter-karakter utama di film ini. Durasi dua jam yang tergolong lama untuk ukuran film Indonesia sama sekali tidak terasa berjalan begitu cepat saking intensnya alur film. Tidak memberikan celah sedikit pun kepada penonton untuk merasa jenuh.
Berbicara soal akting pemain, siapa yang berani meragukan kualitas Chicco Jericho dan Rio Dewanto? Kedua orang ini mampu menampilkan chemistry yang luar biasa kuatnya hanya dengan dialog-dialog yang ringan, asyik, serampangan bahkan kurang ajar. Tentu saja unsur "bromance" makin menambah kekuatan utama filmnya. Percayalah, kalian pasti jatuh cinta dengan kedua orang ini.
Film ini didukung oleh soundtrack maupun tembang-tembang yang sangat manis dan serasi dengan momen-momen yang ada di dalam film. Selain enak didengar, juga menggugah sisi emosional. Layak masuk playlist.
Secara keseluruhan, Filosofi Kopi adalah sebuah film apik yang berkelas. Sangat direkomendasikan! Siapapun boleh menontonnya, terlebih lagi kalian yang memang pecinta dan penikmat kopi sejati (it's a must!). Film ini juga mengajarkan kepada kita pentingnya arti sebuah persahabatan dan optimisme akan masa depan tanpa melihat masa lalu yang gelap. Move on!
9/10.
Salah satu film Indonesia terbaik!
Tambahan:
Begitu film selesai, jangan buru-buru meninggalkan studio. Ada dua buah sisipan adegan tambahan. Yaitu di pertengahan dan penghujung (setelah credit selesai).
Jarang sekali kita melihat sebuah film yang memakai kopi sebagai panji-panji atau jargonnya. Membuat film Filosofi Kopi ini menjadi suatu tontonan yang unik dan beda. Angga piawai sekali memaksimalkan tema tentang kopi ini. Saya yakin sekali demi film ini ia melakukan riset yang mendalam yang berhubungan dengan kopi. Sehingga film ini seakan-akan memberikan kuliah umum atau ilmu pengetahuan apa saja tentang kopi. Baik itu jenis kopi, rasa kopi, proses pembuatan kopi dari yang sederhana hingga mendetail dengan jelas sekali diuraikan di sini. Salut!
Secara umum Filosofi Kopi adalah sebuah film bergenre drama yang memakan durasi kurang lebih 2 jam. Selama sejam lebih pertama penonton dimanjakan dengan suguhan adegan-adegan yang penuh keriangan, fun dan lucu. Kelucuan yang ada bahkan mengundang gelak tawa renyah penonton tanpa henti. Namun jika jeli, sembari menawarkan kelucuan, sang sutradara mulai membangun konflik tahap demi tahap dan sedikit demi sedikit. Dan pada nantinya mengarah menjadi sebuah drama cukup serius yang menyajikan pertentangan pada karakter-karakter utama di film ini. Durasi dua jam yang tergolong lama untuk ukuran film Indonesia sama sekali tidak terasa berjalan begitu cepat saking intensnya alur film. Tidak memberikan celah sedikit pun kepada penonton untuk merasa jenuh.
Berbicara soal akting pemain, siapa yang berani meragukan kualitas Chicco Jericho dan Rio Dewanto? Kedua orang ini mampu menampilkan chemistry yang luar biasa kuatnya hanya dengan dialog-dialog yang ringan, asyik, serampangan bahkan kurang ajar. Tentu saja unsur "bromance" makin menambah kekuatan utama filmnya. Percayalah, kalian pasti jatuh cinta dengan kedua orang ini.
Film ini didukung oleh soundtrack maupun tembang-tembang yang sangat manis dan serasi dengan momen-momen yang ada di dalam film. Selain enak didengar, juga menggugah sisi emosional. Layak masuk playlist.
Secara keseluruhan, Filosofi Kopi adalah sebuah film apik yang berkelas. Sangat direkomendasikan! Siapapun boleh menontonnya, terlebih lagi kalian yang memang pecinta dan penikmat kopi sejati (it's a must!). Film ini juga mengajarkan kepada kita pentingnya arti sebuah persahabatan dan optimisme akan masa depan tanpa melihat masa lalu yang gelap. Move on!
9/10.
Salah satu film Indonesia terbaik!
Tambahan:
Begitu film selesai, jangan buru-buru meninggalkan studio. Ada dua buah sisipan adegan tambahan. Yaitu di pertengahan dan penghujung (setelah credit selesai).
Monday, April 06, 2015
JOHN PAUL IVAN - I AM
Pada tanggal 28 Maret 2015 kemarin, John Paul Ivan (kerap disingkat menjadi JPI), salah satu gitaris ternama di tanah air, hadir di kota Palangka Raya dalam rangka memenuhi undangan dari komunitas metal PMC (Palangka Raya Metal Corner) untuk perform dalam sebuah event bertajuk "METAL vs ROCK". Kebetulan saya tergabung dalam komunitas tersebut dan menjadi panitianya. Kesempatan ini tidak saya lewatkan begitu saja. Saya berpikir bahwa JPI, eks gitaris band rock Boomerang ini, pasti akan membawakan CD album instrumental terbarunya yang berjudul I Am itu. Dan ternyata benar. Tidak perlu bersusah payah, setelah bertemu dengan JPI, akhirnya saya berhasil memiliki CD albumnya. Dan yang lebih membuat saya bahagia serta bangga, JPI membubuhkan tanda tangannya pada cover CD tersebut. Album I Am sendiri saya kurang tahu kapan dirilis secara umum. Namun yang pasti JPI telah mengadakan soft lauching album ini (kalau tidak salah) di awal bulan Maret kemarin.
Secara keseluruhan, album I Am berisikan 10 buah lagu instrumental (minus vokal). Track pembuka album berjudul Timeless (00:44). Hanya sebentar kemudian dilanjutkan dengan Warzone (03:53). Sebuah lagu yang cukup agresif. Setelah itu ada lagu yang judulnya Six Sense (04:21), sebuah lagu di mana JPI mengundang seorang gitaris asal Singapura yang saat ini tinggal di Abu Dhabi, Qatar bernama Monizag untuk ikut tampil dalam lagu ini. Tak ayal, terkesan duel antar dua gitaris handal. Lagunya cukup kencang dengan tempo yang relatif cepat. JPI dan Monizag menyatu dalam permainan melodi yang ciamik dan dinamis. Saat saya tanya pada JPI apa maksud dari Six Sense, beliau berkata bahwa Six Sense itu merupakan kiasan dari 6 buah senar gitar.
Selepas Six Sense, disusul kemudian dengan salah satu track favorit saya dalam album ini, yaitu A Time to Remember (04:44). Sebuah tembang yang sangat cantik dan indah sekali. Menampilkan riff-riff serta lengkingan melodi gitar yang cukup original bagi saya. Juga begitu dalam dan menyentuh. Sempurna! Dancing With You (04:38), menjadi berikutnya. Sesuai judulnya, lagunya memiliki groove yang asyik yang seakan-akan mengajak kita untuk ikut bergoyang maupun berdansa.
Berikutnya giliran lagu Jerusalem (03:33). Sebuah lagu yang kental dengan alunan musik-musik bernuansa Timur Tengah. Sedikit kelam dan ballad. Mungkin di sini JPI hendak menggambarkan seperti apa kota Jerusalem yang selama ini selalu saja menjadi konflik perseteruan dari beberapa agama. Really love this song too. Oh iya, di sini JPI mengundang Farid Martin (Boomerang) untuk mengisi permainan drum. Sama seperti Dancing With You, lagu Jerusalem sebelumnya sempat diluncurkan JPI melalui akun Reverbnation-nya pada tahun 2008 lalu. Selanjutnya, ada State of Play (04:07). Lagunya sangat kental sekali dengan sentuhan Joe Satriani. Wajar sih, sebab Joe Satriani merupakan salah satu referensi JPI di dalam permainan gitarnya.
Love is on the Way (03:28), another beautiful song from JPI! Dengan nuansa romansa dan sedikit sentimentil, siapapun pasti akan menyukai lagu yang sangat touching ini. So much love in this song. Next is Neiska Erotika (05:01). Satu-satunya lagu JPI yang memiliki durasi terpanjang dari semua lagu yang ada dalam album ini. Neiska Erotika sendiri adalah lagu pertama yang diciptakan oleh JPI. Dan akhirnya Angel and Devil (03:54) menjadi penutup album yang pas. Sedikit berat, namun tetap ditunjang dengan permainan melodi yang manis dari JPI.
I Am adalah salah satu pembuktian dari John Paul Ivan bahwa dirinya masih bisa menelurkan karya selepas meninggalkan band Boomerang pada tahun 2005 silam. Juga sebagai pembuktian serta pengukuhan posisinya sebagai seorang musisi tanah air, khususnya sebagai gitaris. Overall, I Am yang secara total berdurasi 38 menit ini sangat saya rekomendasikan sekali. Jangan sampai terlewatkan untuk menyimak karya yang satu ini.
Way to go, JPI!!!
Secara keseluruhan, album I Am berisikan 10 buah lagu instrumental (minus vokal). Track pembuka album berjudul Timeless (00:44). Hanya sebentar kemudian dilanjutkan dengan Warzone (03:53). Sebuah lagu yang cukup agresif. Setelah itu ada lagu yang judulnya Six Sense (04:21), sebuah lagu di mana JPI mengundang seorang gitaris asal Singapura yang saat ini tinggal di Abu Dhabi, Qatar bernama Monizag untuk ikut tampil dalam lagu ini. Tak ayal, terkesan duel antar dua gitaris handal. Lagunya cukup kencang dengan tempo yang relatif cepat. JPI dan Monizag menyatu dalam permainan melodi yang ciamik dan dinamis. Saat saya tanya pada JPI apa maksud dari Six Sense, beliau berkata bahwa Six Sense itu merupakan kiasan dari 6 buah senar gitar.
Selepas Six Sense, disusul kemudian dengan salah satu track favorit saya dalam album ini, yaitu A Time to Remember (04:44). Sebuah tembang yang sangat cantik dan indah sekali. Menampilkan riff-riff serta lengkingan melodi gitar yang cukup original bagi saya. Juga begitu dalam dan menyentuh. Sempurna! Dancing With You (04:38), menjadi berikutnya. Sesuai judulnya, lagunya memiliki groove yang asyik yang seakan-akan mengajak kita untuk ikut bergoyang maupun berdansa.
Berikutnya giliran lagu Jerusalem (03:33). Sebuah lagu yang kental dengan alunan musik-musik bernuansa Timur Tengah. Sedikit kelam dan ballad. Mungkin di sini JPI hendak menggambarkan seperti apa kota Jerusalem yang selama ini selalu saja menjadi konflik perseteruan dari beberapa agama. Really love this song too. Oh iya, di sini JPI mengundang Farid Martin (Boomerang) untuk mengisi permainan drum. Sama seperti Dancing With You, lagu Jerusalem sebelumnya sempat diluncurkan JPI melalui akun Reverbnation-nya pada tahun 2008 lalu. Selanjutnya, ada State of Play (04:07). Lagunya sangat kental sekali dengan sentuhan Joe Satriani. Wajar sih, sebab Joe Satriani merupakan salah satu referensi JPI di dalam permainan gitarnya.
Love is on the Way (03:28), another beautiful song from JPI! Dengan nuansa romansa dan sedikit sentimentil, siapapun pasti akan menyukai lagu yang sangat touching ini. So much love in this song. Next is Neiska Erotika (05:01). Satu-satunya lagu JPI yang memiliki durasi terpanjang dari semua lagu yang ada dalam album ini. Neiska Erotika sendiri adalah lagu pertama yang diciptakan oleh JPI. Dan akhirnya Angel and Devil (03:54) menjadi penutup album yang pas. Sedikit berat, namun tetap ditunjang dengan permainan melodi yang manis dari JPI.
I Am adalah salah satu pembuktian dari John Paul Ivan bahwa dirinya masih bisa menelurkan karya selepas meninggalkan band Boomerang pada tahun 2005 silam. Juga sebagai pembuktian serta pengukuhan posisinya sebagai seorang musisi tanah air, khususnya sebagai gitaris. Overall, I Am yang secara total berdurasi 38 menit ini sangat saya rekomendasikan sekali. Jangan sampai terlewatkan untuk menyimak karya yang satu ini.
Way to go, JPI!!!
Subscribe to:
Posts (Atom)