Yang membuat saya tertarik untuk menonton film ini adalah karena nama dari seorang sutradaranya, yaitu Angga Dwimas Sasongko. Bila mengikuti perkembangan film Indonesia, nama tersebut tentunya sudah tidak asing lagi di telinga. Ya, benar. Dialah yang terpilih sebagai Sutradara Terbaik tahun 2014 kemarin melalui film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku dalam ajang Festival Film Indonesia 2014. Dan kali ini Angga kembali hadir dengan film terbarunya, yang diadaptasi dari sebuah buku buah karya Dewi "Dee" Lestari berupa cerita pendek yang dirilis tahun 2006 silam, judulnya Filosofi Kopi. Hanya sedikit karya-karya Dee yang berakhir bagus bila difilmkan. Lantas apakah Filosofi Kopi akan bernasib kurang baik? Buang jauh-jauh pertanyaan seperti itu. Sebab Filosofi Kopi melalui racikan tangan Angga menjadi sebuah film yang luar biasa memukaunya. Outstanding! Di luar ekspektasi! Bahkan lebih!
Jarang sekali kita melihat sebuah film yang memakai kopi sebagai panji-panji atau jargonnya. Membuat film Filosofi Kopi ini menjadi suatu tontonan yang unik dan beda. Angga piawai sekali memaksimalkan tema tentang kopi ini. Saya yakin sekali demi film ini ia melakukan riset yang mendalam yang berhubungan dengan kopi. Sehingga film ini seakan-akan memberikan kuliah umum atau ilmu pengetahuan apa saja tentang kopi. Baik itu jenis kopi, rasa kopi, proses pembuatan kopi dari yang sederhana hingga mendetail dengan jelas sekali diuraikan di sini. Salut!
Secara umum Filosofi Kopi adalah sebuah film bergenre drama yang memakan durasi kurang lebih 2 jam. Selama sejam lebih pertama penonton dimanjakan dengan suguhan adegan-adegan yang penuh keriangan, fun dan lucu. Kelucuan yang ada bahkan mengundang gelak tawa renyah penonton tanpa henti. Namun jika jeli, sembari menawarkan kelucuan, sang sutradara mulai membangun konflik tahap demi tahap dan sedikit demi sedikit. Dan pada nantinya mengarah menjadi sebuah drama cukup serius yang menyajikan pertentangan pada karakter-karakter utama di film ini. Durasi dua jam yang tergolong lama untuk ukuran film Indonesia sama sekali tidak terasa berjalan begitu cepat saking intensnya alur film. Tidak memberikan celah sedikit pun kepada penonton untuk merasa jenuh.
Berbicara soal akting pemain, siapa yang berani meragukan kualitas Chicco Jericho dan Rio Dewanto? Kedua orang ini mampu menampilkan chemistry yang luar biasa kuatnya hanya dengan dialog-dialog yang ringan, asyik, serampangan bahkan kurang ajar. Tentu saja unsur "bromance" makin menambah kekuatan utama filmnya. Percayalah, kalian pasti jatuh cinta dengan kedua orang ini.
Film ini didukung oleh soundtrack maupun tembang-tembang yang sangat manis dan serasi dengan momen-momen yang ada di dalam film. Selain enak didengar, juga menggugah sisi emosional. Layak masuk playlist.
Secara keseluruhan, Filosofi Kopi adalah sebuah film apik yang berkelas. Sangat direkomendasikan! Siapapun boleh menontonnya, terlebih lagi kalian yang memang pecinta dan penikmat kopi sejati (it's a must!). Film ini juga mengajarkan kepada kita pentingnya arti sebuah persahabatan dan optimisme akan masa depan tanpa melihat masa lalu yang gelap. Move on!
9/10.
Salah satu film Indonesia terbaik!
Tambahan:
Begitu film selesai, jangan buru-buru meninggalkan studio. Ada dua buah sisipan adegan tambahan. Yaitu di pertengahan dan penghujung (setelah credit selesai).
No comments:
Post a Comment