Pada hari Jumat tanggal 22 Mei 2015 kemarin, Risa Saraswati, yang akrab dikenal dengan nama panggung Sarasvati, hadir di kota Palangka Raya dalam rangka mini concert & story telling yang diberi tajuk Story of Peter. Acara ini diadakan di Hotel Luwansa Palangka Raya. Bagi penggemar musik indie, dan juga yang gemar dan memiliki hobby membaca buku, nama Risa Saraswati bukanlah sebuah nama yang asing lagi. Selain penyanyi, Risa adalah seorang penulis buku yang memiliki nama dan penggemarnya tersendiri. Sudah banyak karya-karyanya berupa buku yang terjual ribuan copy dan menjadi best seller. Dan saya sendiri adalah salah satu penggemar beliau. Namun saya hanya menggemari karya-karya musiknya saja. Untuk buku, saya belum sampai ke situ. Kesempatan ini tak boleh dilewatkan begitu saja. Saya pun menyempatkan diri untuk menyaksikan penampilan Risa.
Secara umum, malam itu Risa Saraswati yang tampil cantik dengan busana serba hitam-hitam dan didampingi serta dipandu oleh Eddi Brokoli bercerita banyak tentang "sahabat-sahabat" bule-nya (Peter, Hans, William, Hendrick dan Jansen). Juga menjelaskan bagaimana beliau memiliki kemampuan untuk melihat dan berkomunikasi dengan mahluk tak kasat mata. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh berkat kemampuannya itu ia tuangkan ke dalam sebuah tulisan hingga menjadi buku. Dan menjadi sebuah lagu juga tentunya. Sambil bercerita, Risa sesekali mendendangkan dan menyanyikan beberapa buah lagunya. Perlu saya akui, suara Risa memang bagus. Suara bagus yang tercipta karena ditempa oleh pengalaman bernyanyinya. Saat bercerita, penuturan Risa mengalir dengan jelas dan lugas; tanpa membuat bingung orang-orang yang hadir.
Pada saat sesi tanya jawab, saya pun turut memberikan pertanyaan. Tiga buah pertanyaan sekaligus. Pertanyaan pertama dari saya adalah apakah kemampuan yang dimiliki Risa ini diterjemahkan sebagai gift (berkah) atau curse (kutukan). Dijawab Risa sebagai sebuah gift. Karena dengan gift tersebut Risa bisa mendapatkan pengalaman berharga dan membagikannya kepada orang lain. Untuk pertanyaan kedua, saya menanyakan antara Homogenic (band Risa terdahulu sebelum bersolo karir) dengan yang sekarang lebih enjoy yang mana? Bagi Risa, Homogenic tidak bisa dilepaskan dari kesuksesan hidupnya karena banyak memberikan pengalaman yang tak ternilai bagi dirinya.
Pertanyaan ketiga, saya hanya menanyakan ada hal atau misteri apa yang terkandung dalam lagu "Bilur" (salah satu lagu yang ada dalam album Story of Peter). Dan Risa menjelaskan panjang lebar maksud dan arti lagu tersebut. Ternyata memiliki cerita yang menyedihkan. Dan secara spontan, dari kursi sofa yang ada di atas panggung Risa langsung menyanyikan lagu ini. Sangat indah. Hanya saja pada bagian tembang sinden Sunda-nya Risa tak sanggup karena nadanya yang cukup tinggi. Dapat dimaklumi karena bagian itu aslinya dibawakan oleh pesinden.
Selesai dengan sesi tanya jawab, Risa mengadakan kuis kepada para pengunjung yang hadir dan membagi-bagikan hadiah berupa buku, CD album, official merchandise, dll. Saya beruntung karena mendapatkan sebuah t-shirt.
Sebelum acara benar-benar selesai, sebagai aksi penutup, Risa tampil membawakan dua buah lagu pamungkasnya. Yaitu Cerita Kertas dan Pena (dari mini album Sunyaruri) dan Story of Peter (titel track dari album pertama Risa yang dirilis tahun 2009 silam). Sebuah penutup yang apik!
Oh iya, pada esok harinya saya diberi kesempatan bertemu dengan Risa. Kesempatan itu saya pergunakan untuk meminta tanda tangan pada 3 buah CD Sarasvati yang saya punya. Bisa dilihat di sini. Tidak hanya mendapatkan tanda tangan, saya juga diajak ikut makan siang bersama beliau di sebuah rumah makan ternama di kota Palangka Raya, yakni Rumah Makan Kampung Lauk. Bahagianya....
Hatur nuhun, teh Risa. Sukses selalu.
Tuesday, May 26, 2015
Monday, May 25, 2015
SPY
Seperti judulnya, ini merupakan film yang menengahkan cerita serta aksi spionase (mata-mata) ala James Bond, lengkap dengan teknologi dan gadget canggihnya. Yang membuat beda adalah Spy dibuat dalam term komedi. Bukan sebuah komedi urakan dan norak. Namun komedi cerdas, yang secara keseluruhan porsi komedinya seimbang dengan keseriusan plot filmnya itu sendiri. Di film ini hadir aktor tampan Jude Law dan Jason Statham yang menemani Melissa McCarthy sebagai aktris utamanya. Di kawasan Amerika utara film ini mulai tayang tanggal 5 Juni 2015 mendatang. Beruntunglah yang tinggal di Indonesia dan sekitarnya karena Spy ditayangkan lebih cepat beberapa minggu.
Filmnya sendiri cukup seru, asyik, menghibur dan melalui narasinya mampu mengundang gelak tawa renyah serta sesekali mengocok perut sampai sakit (walau frekuensinya tidak terlalu sering). Selain adegan geblek, agar film ini terlihat sok serius, diperlihatkanlah beberapa penampakan berupa adegan aksi dengan koreografi laga setaraf film aksi benaran, juga kekerasan mulai dari yang soft sampai dengan gore/sadis yang diantaranya itu bisa membuat ngilu gigi penonton. Agak bertolak belakang sih, tapi menarik.
Walaupun cerita filmnya terlihat lebih straight to forward, akan hadir sebuah twist ataupun kejutan tak disangka-sangka. Lumayanlah.
Akhir kata, Spy adalah sebuah film komedi spionase yang cukup oke untuk disimak. Apalagi bagi kalian yang ingin mencari tontonan pelepas penat. Dan yang paling utama, kapan lagi bisa melihat Jason Statham yang biasanya serius, dingin dan petarung itu dikerjain habis-habisan melalui penokohan karakternya. Kasihan....
7/10.
Filmnya sendiri cukup seru, asyik, menghibur dan melalui narasinya mampu mengundang gelak tawa renyah serta sesekali mengocok perut sampai sakit (walau frekuensinya tidak terlalu sering). Selain adegan geblek, agar film ini terlihat sok serius, diperlihatkanlah beberapa penampakan berupa adegan aksi dengan koreografi laga setaraf film aksi benaran, juga kekerasan mulai dari yang soft sampai dengan gore/sadis yang diantaranya itu bisa membuat ngilu gigi penonton. Agak bertolak belakang sih, tapi menarik.
Walaupun cerita filmnya terlihat lebih straight to forward, akan hadir sebuah twist ataupun kejutan tak disangka-sangka. Lumayanlah.
Akhir kata, Spy adalah sebuah film komedi spionase yang cukup oke untuk disimak. Apalagi bagi kalian yang ingin mencari tontonan pelepas penat. Dan yang paling utama, kapan lagi bisa melihat Jason Statham yang biasanya serius, dingin dan petarung itu dikerjain habis-habisan melalui penokohan karakternya. Kasihan....
7/10.
Thursday, May 21, 2015
TOMORROWLAND
Tomorrowland, film terbarunya George Clooney yang mengambil tema science-fiction, fantasi, petualangan serta dibumbui dengan sedikit misteri. Film ini disutradarai oleh Brad Bird, seorang sineas yang sebelumnya sempat menangani The Incredibles dan Mission Imposibble: Ghost Protocol. Dari judulnya saja sudah bisa ditebak akan seperti apa filmnya. Benar, mengambil topik tentang masa depan dari Bumi yang akan segera dihadapi manusia.
Seperti yang saya bilang di atas tadi, Tomorrowland merupakan sebuah film science-fiction. Jadi wajar saja apabila di dalamnya terdapat teori-teori ilmiah yang mungkin membuat penonton tidak mudeng. Misalnya kecepatan cahaya, menembus dimensi dan ruang, dll. Tapi tenang saja. Hanya sekilas kok. Filmnya tidak akan membahas secara panjang lebar bahkan mendetail layaknya Interstellar yang dapat membuat rambut yang sudah lurus direbonding menjadi keriting kembali. Misteri yang ditawarkan cukup oke. Sejak awal sampai pertengahan film saya masih belum bisa menerka arah film ini mau ke mana. Dan mulai pertengahan menuju akhir film barulah satu persatu misteri mulai terkuak seiring dengan intensnya jalan cerita. Adegan aksi dan petualangan cukup menghibur walaupun tidak menampilkan sesuatu yang "wah". Tersedia juga beberapa adegan lucu yang segar. Untuk urusan visual, bisa dibilang oke banget. Bersih dan rapi. Yang jadi masalah mungkin di sini adalah durasi filmnya yang agak kelamaan (sekitar 2 jam-an). Ada beberapa adegan yang tidak terlalu signifikan dengan jalan cerita filmnya. Saya rasa dicut sedikit juga tak masalah.
Berhubung ini adalah filmnya Disney, sudah menjadi kebiasaan bila terselip beberapa buah pesan-pesan yang menginspirasi dalam film-filmnya, termasuk Tomorrowland ini tentunya. Kali ini berbicara tentang harapan (hope) dan bagaimana menjadi orang baik.
Secara keseluruhan, Tomorrowland cukup seru dan fun buat ditonton, terlebih jika kalian memang memiliki banyak waktu luang. Premis sudah oke. Sayang eksekusinya saja yang kurang mantap. Namun perlu diakui bahwa ide ceritanya bisa dibilang original sekali.
7/10.
Seperti yang saya bilang di atas tadi, Tomorrowland merupakan sebuah film science-fiction. Jadi wajar saja apabila di dalamnya terdapat teori-teori ilmiah yang mungkin membuat penonton tidak mudeng. Misalnya kecepatan cahaya, menembus dimensi dan ruang, dll. Tapi tenang saja. Hanya sekilas kok. Filmnya tidak akan membahas secara panjang lebar bahkan mendetail layaknya Interstellar yang dapat membuat rambut yang sudah lurus direbonding menjadi keriting kembali. Misteri yang ditawarkan cukup oke. Sejak awal sampai pertengahan film saya masih belum bisa menerka arah film ini mau ke mana. Dan mulai pertengahan menuju akhir film barulah satu persatu misteri mulai terkuak seiring dengan intensnya jalan cerita. Adegan aksi dan petualangan cukup menghibur walaupun tidak menampilkan sesuatu yang "wah". Tersedia juga beberapa adegan lucu yang segar. Untuk urusan visual, bisa dibilang oke banget. Bersih dan rapi. Yang jadi masalah mungkin di sini adalah durasi filmnya yang agak kelamaan (sekitar 2 jam-an). Ada beberapa adegan yang tidak terlalu signifikan dengan jalan cerita filmnya. Saya rasa dicut sedikit juga tak masalah.
Berhubung ini adalah filmnya Disney, sudah menjadi kebiasaan bila terselip beberapa buah pesan-pesan yang menginspirasi dalam film-filmnya, termasuk Tomorrowland ini tentunya. Kali ini berbicara tentang harapan (hope) dan bagaimana menjadi orang baik.
Secara keseluruhan, Tomorrowland cukup seru dan fun buat ditonton, terlebih jika kalian memang memiliki banyak waktu luang. Premis sudah oke. Sayang eksekusinya saja yang kurang mantap. Namun perlu diakui bahwa ide ceritanya bisa dibilang original sekali.
7/10.
Saturday, May 16, 2015
MAD MAX: FURY ROAD
Quick review. Abaikan saja bila ada sebagian orang yang merasa agak susah untuk mencerna alur cerita (plot) dari film Mad Max: Fury Road ini. Sebab bukan itu selling point yang ditawarkan oleh George Miller, sang sutradara yang sebelumnya sempat menggarap Mad Max, Mad Max 2: The Road Warrior dan Mad Max Beyond Thunderdome yang dibintangi oleh Mel Gibson beberapa puluh tahun silam. Melainkan sebuah kegilaan yang maksimal! Pas dan sesuai dengan judulnya.
Mad Max: Fury Road bisa dibilang merupakan action road movie (kejar-kejaran) yang selama kurang lebih 120 menit menawarkan aksi tanpa henti yang brutal, gila-gilaan, hancur-hancuran bahkan sesekali gore/sadis! Ditambah lagi dengan beberapa momen yang mampu membuat penonton menahan nafas dengan ketegangan dan keseruan yang ada. Dan itu semua didukung oleh teknologi visual yang top notch. Juga sound yang fantastik dan eargasm. Memanjakan telinga penonton dengan bebunyian ledakan-ledakan yang mendominasi film serta iringan musik yang industrial-metal. Silakan buktikan sendiri bila tak percaya.
Di luar semua kekacauan di atas tadi, film ini memiliki pesan positif tersembunyi. Pesan yang sebenarnya tidak jauh-jauh dari kampanye penyelamatan Bumi dan lingkungan hidup. Terasa kontras dengan tema filmnya. Tapi benang merahnya akan jelas terlihat kok.
Mad Max: Fury Road sendiri dibintangi oleh aktris cantik (salah satu aktris favorit saya nih) kelahiran Afrika Selatan, Charlize Theron, dan juga seorang aktor Tom Hardy, yang tempo hari sempat berperan sebagai Bane dan mengajak Batman berantem pada film Batman: The Dark Knight Rises.
8/10.
Well, IMO this is the best action movie 2015 so far. Full of madness. Go see it! And let your fucking mind blow!
Mad Max: Fury Road bisa dibilang merupakan action road movie (kejar-kejaran) yang selama kurang lebih 120 menit menawarkan aksi tanpa henti yang brutal, gila-gilaan, hancur-hancuran bahkan sesekali gore/sadis! Ditambah lagi dengan beberapa momen yang mampu membuat penonton menahan nafas dengan ketegangan dan keseruan yang ada. Dan itu semua didukung oleh teknologi visual yang top notch. Juga sound yang fantastik dan eargasm. Memanjakan telinga penonton dengan bebunyian ledakan-ledakan yang mendominasi film serta iringan musik yang industrial-metal. Silakan buktikan sendiri bila tak percaya.
Di luar semua kekacauan di atas tadi, film ini memiliki pesan positif tersembunyi. Pesan yang sebenarnya tidak jauh-jauh dari kampanye penyelamatan Bumi dan lingkungan hidup. Terasa kontras dengan tema filmnya. Tapi benang merahnya akan jelas terlihat kok.
Mad Max: Fury Road sendiri dibintangi oleh aktris cantik (salah satu aktris favorit saya nih) kelahiran Afrika Selatan, Charlize Theron, dan juga seorang aktor Tom Hardy, yang tempo hari sempat berperan sebagai Bane dan mengajak Batman berantem pada film Batman: The Dark Knight Rises.
8/10.
Well, IMO this is the best action movie 2015 so far. Full of madness. Go see it! And let your fucking mind blow!
Subscribe to:
Posts (Atom)