Hari ini, Sabtu, tanggal 22 Agustus 2015, Iwan Fals mengadakan pertunjukan musik di kota Kasongan, kabupaten Katingan, provinsi Kalimantan Tengah. Pertunjukan yang dihelat di Lapangan Sport Centre ini merupakan salah rangkaian acara yang diadakan oleh pemerintah daerah (pemda) setempat. Dan mengundang Iwan Fals untuk mengisi acara puncaknya. Saya sendiri yang menggemari lagu-lagu Iwan sudah barang tentu tidak mau melewatkan kesempatan ini begitu saja. Terlebih lagi estimasi waktu dari kota Palangka Raya menuju ke kota Kasongan hanya sekitar 60-90 menit saja. Tergolong dekat. Saya pun berangkat!
Saya berangkat dari Palangka Raya pada pukul 14.00 WIB. Dan sampai di lokasi konser pada pukul 15.20 WIB. Tak perlu menunggu lama, Iwan bersama musisi pendukung (terlihat ada Totok Tewel) akhirnya hadir di atas panggung dan segera memulai aksinya. Masyakarat kota Kasongan terlihat begitu antusias untuk menyaksikan performa dari sang maestro Indonesia yang berkharisma ini.
Membuka konsernya, Iwan membawakan lagu berjudul Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi. Sebuah lagu yang berbicara banyak tentang alam, khususnya hutan. Selesai itu dilanjutkan dengan Balada Orang-orang Pedalaman dan Nelayan. Tensi penonton mulai naik saat Iwan cs menampilkan lagu Serdadu, sebuah lagu tribute untuk para prajurit TNI. Diakhir lagu Iwan dengan lantang mengucapkan terima kasih atas jasa-jasa TNI yang selama ini menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.
Iwan mulai menawarkan lagu-lagu bertemakan cinta. Dimulai dari Antara Aku, Kau dan Bekas Pacarmu. Yang diamini penonton dengan ber-sing-a-long-ria. Berikutnya ada lagu Pesawat Tempur. Lagu yang bertempo cepat. Terlihat tidak nyambung dengan judulnya, namun lagu ini sebenarnya merupakan lagu bertemakan romansa. Pada bagian reff-nya yang berbunyi "Penguasa, penguasa, berilah hambamu uang, beri hamba uang...." secara spontan sebagian penonton yang ada di bawah melemparkan uang koin ke arah panggung di mana Iwan berdiri. Memang sudah menjadi tradisi tiap Iwan mendendangkan lagu ini penonton pasti dan selalu melemparkan uang koin. Saya tentu saja turut serta mengikuti ritual ini dengan melempar koin bernilai seribu rupiah.
Lagu berikutnya adalah Galang Rambu Anarki. Sebuah lagu yang familier sekali di telinga masyarakat. Lagu yang liriknya menceritakan kegundahan orang tua kepada anaknya. Tak mampu beli susu karena BBM naik tinggi. Terdengar menggelitik namun ini sebuah sentilan yang keras. Selesai lagu tersebut, dilanjutkan dengan Mata Indah Bola Pingpong yang liriknya begitu menggoda.
Sisi emosional mulai diperlihatkan Iwan saat mempersembahkan lagu Ibu. Sebuah lagu yang didedikasikan untuk kaum ibu maupun calon ibu di mana saja berada. Penonton turut menyenandungkan lagu dan hanyut dalam buaian lagu balada yang isinya menceritakan bagaimana perjuangan dan pengorbanan ibu kepada anaknya ini. Selesai Ibu, diteruskan dengan Aku Bukan Pilihan, sebuah lagu yang diciptakan oleh Pongki Barata (Jikustik). Di mana pada saat itu lagu ini berhasil menjadi jawara di berbagai program musik baik di TV, radio, dll.
Semangat penonton kembali menanjak saat intro lagu Bongkar mulai dimainkan. Sebuah lagu yang dulunya sering dibawakan oleh mahasiswa dalam aksi demonstrasi pergerakan reformasi pada tahun 1998 silam. Tak cukup sampai di situ. Iwan kembali memanaskan suasana dengan lagu berikutnya, lagu yang sangat terkenal, yaitu Bento. Tak ayal menciptakan crowded tersendiri di lapangan. Masih kurang. Iwan kembali "menghajar" penonton melalui lagu Oemar Bakrie yang sangat nge-beat dan kental dengan aroma country (sebuah genre musik yang aslinya berasal dari Amerika Serikat). Dan 2 buah mobil pemadam kembali menyemburkan air ke arah penonton untuk menurunkan adrenalin.
Yang Terlupakan adalah lagu berikutnya. Lagu yang berhasil mengajak penonton untuk bercooling-down sejenak. Hari pun mulai gelap. Dan Iwan memutuskan bahwa lagu Surat Buat Wakil Rakyat menjadi lagu terakhir dalam pertunjukannya kali ini. Penonton kompak menyanyikan lagu yang sangat populer di masyarakat ini. Khususnya pada bagian "Wakil rakyat seharusnya merakyat, jangan tidur waktu sidang soal rakyat, wakil rakyat bukan paduan suara, hanya tahu nyanyian lagu setuju...."
Tepat pada pukul 17.30 WIB, konser Iwan Fals pun usai. Total selama 2 jam Iwan membawakan 15 buah lagu hits-nya. Iwan mengucapkan terima kasih kepada penonton yang hadir dengan cara bersujud menghadap penonton. Diikuti dengan musisi pendukung lainnya. Cukup unik. Dan akhirnya satu per satu dari mereka mulai meninggalkan panggung.
Saya, bersama teman-teman lainnya, segera bergegas keluar dari lapangan acara. Dan kembali pulang ke kota Palangka Raya dengan perasaan penuh suka cita. Sebab akhirnya kesampaian juga untuk menyaksikan penampilan Iwan Fals secara langsung di depan mata. And now I can die peacefully....
Oiiiii!!!!
No comments:
Post a Comment