Pukul 09.00 WIB pagi tadi saya (bersama adik) mendatangi Tempat Pembuangan Sampah Akhir yang terletak di Jl. Cilik Riwut Km 14 guna membagikan masker N95, multivitamin buat anak dan dewasa serta obat-obatan. Memang sih kabut asap sudah berkurang dan relatif kondusif. Namun masker N95 setidaknya masih bermanfaat bagi mereka para pemulung yang tiap harinya selalu kena paparan sampah.
Saya cukup tersentuh dgn pemandangan yang ada di situ. Orang-orang yang mengais sampah bergunung-gunung hanya demi mendapatkan sesuap nasi. Juga anak kecil (kebanyakan tidak sekolah) yang mesti membantu orang tuanya. Sesungguhnya hidup saya masih jauh lebih beruntung ketimbang mereka.
Semoga apa yang saya salurkan tadi (walaupun tidak seberapa) bisa berguna dan bermanfaat bagi mereka.
Friday, October 30, 2015
Wednesday, October 28, 2015
Aksi Sosial ke Panti Jompo & Panti Asuhan
Hari Sabtu, tanggal 24 Oktober 2015 kemarin, saya yang tergabung dalam Relawan Melawan Asap Palangka Raya bekerja sama dengan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FKIP Universitas Palangka Raya mengadakan
aksi sosial berupa bagi-bagi masker, multivitamin, oksigen, pakaian
layak pakai, dll. Aksi sosial ditujukan pada dua tempat. Yaitu Panti Jompo Sinta Rangkang dan Panti Asuhan Agape. Kedua panti ini berada di Tangkiling (Kecamatan Bukit Batu), sekitar 30 km dari pusat kota Palangka Raya dan memakan waktu 30 menit perjalanan darat.
Rombongan berangkat dari halaman kampus FKIP Universitas Palangka Raya sekitar pukul 08.30 WIB dengan menggunakan 3 bus dan 2 mobil pribadi. Pukul 09.00 WIB rombongan sampai di Panti Jompo Sinta Rangkang yang langsung disambut oleh beberapa orang pengurus panti. Setelah menyerahkan bantuan secara simbolik, dilanjutkan dengan membagi-bagikan masker kepada semua orang tua yang ada di panti. Dibantu dengan mahasiswa FKIP Universitas Palangka Raya, pembagian masker dapat berjalan dengan baik dan lancar. Bahkan tak jarang memunculkan perasaan haru.
Kurang lebih sejam berada di panti jompo, rombongan melanjutkan aksinya ke Panti Asuhan Agape. Panti asuhan ini berisikan kurang lebih 70-80 anak, mulai dari yang termuda berumur 3 tahun sampai dengan yang tertua (sudah kuliah). Rombongan disambut dengan hangat oleh pengurus panti. Beliau merasa sangat bersyukur dan berterima kasih sekali karena ada sumbangan berupa masker, multivitamin dan oksigen. Beliau mengaku bahwa panti asuhan yang dia bina belum pernah mendapatkan bantuan dari pihak manapun saat kabut asap mulai menjadi bencana di Kalimantan Tengah. Hampir sejam berada di Panti Asuhan Agape, rombongan pun mohon pamit untuk segera balik ke kota Palangka Raya.
Kami sadar bahwa apa yang kami berikan mungkin tidaklah seberapa. Walau begitu semoga bermanfaat bagi mereka dan marilah kita berdoa agar kabut asap ini segera berakhir dan kita bisa kembali menyaksikan betapa indahnya langit yang biru.
Terima kasih kami haturkan kepada donatur yang telah mempercayakan donasinya kepada kita. Tuhanlah yang kiranya membalas segala kebaikan.
Rombongan berangkat dari halaman kampus FKIP Universitas Palangka Raya sekitar pukul 08.30 WIB dengan menggunakan 3 bus dan 2 mobil pribadi. Pukul 09.00 WIB rombongan sampai di Panti Jompo Sinta Rangkang yang langsung disambut oleh beberapa orang pengurus panti. Setelah menyerahkan bantuan secara simbolik, dilanjutkan dengan membagi-bagikan masker kepada semua orang tua yang ada di panti. Dibantu dengan mahasiswa FKIP Universitas Palangka Raya, pembagian masker dapat berjalan dengan baik dan lancar. Bahkan tak jarang memunculkan perasaan haru.
Kurang lebih sejam berada di panti jompo, rombongan melanjutkan aksinya ke Panti Asuhan Agape. Panti asuhan ini berisikan kurang lebih 70-80 anak, mulai dari yang termuda berumur 3 tahun sampai dengan yang tertua (sudah kuliah). Rombongan disambut dengan hangat oleh pengurus panti. Beliau merasa sangat bersyukur dan berterima kasih sekali karena ada sumbangan berupa masker, multivitamin dan oksigen. Beliau mengaku bahwa panti asuhan yang dia bina belum pernah mendapatkan bantuan dari pihak manapun saat kabut asap mulai menjadi bencana di Kalimantan Tengah. Hampir sejam berada di Panti Asuhan Agape, rombongan pun mohon pamit untuk segera balik ke kota Palangka Raya.
Kami sadar bahwa apa yang kami berikan mungkin tidaklah seberapa. Walau begitu semoga bermanfaat bagi mereka dan marilah kita berdoa agar kabut asap ini segera berakhir dan kita bisa kembali menyaksikan betapa indahnya langit yang biru.
Terima kasih kami haturkan kepada donatur yang telah mempercayakan donasinya kepada kita. Tuhanlah yang kiranya membalas segala kebaikan.
Thursday, October 22, 2015
Save Our Children!
Pada hari Minggu, tanggal 18 Oktober 2015 kemarin saya yang tergabung dalam Relawan Melawan Asap Palangka Raya beserta teman-teman dari beberapa komunitas mengadakan aksi bagi-bagi masker dan vitamin di kawasan Mahir Mahar. Kawasan ini bisa dikatakan merupakan wilayah pinggiran kota (sekitar 9 km dari pusat kota).
Aksi bagi-bagi masker dan vitamin berjalan dengan sukses. Ternyata di kawasan tersebut terdapat banyak anak-anak kecil. Syukurlah anak-anak sangat antusias sekali dengan kedatangan kami. Mereka juga dengan senang hati menerima pengarahan agar selalu memakai masker bila beraktivitas di luar. Karena anak-anak sangat rawan dengan dampak buruk kesehatan oleh kabut asap.
Save our children!
Aksi bagi-bagi masker dan vitamin berjalan dengan sukses. Ternyata di kawasan tersebut terdapat banyak anak-anak kecil. Syukurlah anak-anak sangat antusias sekali dengan kedatangan kami. Mereka juga dengan senang hati menerima pengarahan agar selalu memakai masker bila beraktivitas di luar. Karena anak-anak sangat rawan dengan dampak buruk kesehatan oleh kabut asap.
Save our children!
Monday, October 12, 2015
Aksi Bagi-bagi Masker
Hari Sabtu tanggal 10 Oktober 2015 kemarin saya (mewakili @infoPLK) dan Relawan #MelawanAsap Palangka Raya mengadakan aksi bagi-bagi masker N95 di dua lokasi. Yaitu Kereng Bangkirai (pagi) dan Bangaris (sore). Ternyata benar juga dugaan saya. Di sana selain kabut asapnya terasa lebih pekat, juga jarang mendapatkan bantuan. Malah yang di Bangaris ketika saya tanya dengan beberapa warga mereka jawab baru kali ini ada yang datang ke wilayah mereka untuk membagikan masker, terutama masker N95. Dalam aksi bagi-bagi masker ini secara total kami menyebarkan 800 masker N95 dan 2000 masker biasa (yang tipis dan berwarna hijau itu). Oh iya, serta 8 buah respirator.
Oleh karena itu bila ada lagi donasi yang datang maka saya akan concern ke wilayah pinggiran kota saja. Karena mereka lebih membutuhkan. Lagi pula sudah banyak pihak-pihak yang bagi-bagi masker di pusat kota.
Terima kasih banyak buat kawan-kawan yang secara sukarela telah meluangkan waktu dan tenaga untuk aksi bagi-bagi masker. Kiranya apa yang kita lakukan berguna dan bermanfaat bagi yang memerlukan. Dan tentunya terima kasih juga kepada pihak donatur yang telah menyampaikan donasinya. We salute you!
Salam. Melawan Asap!
Oleh karena itu bila ada lagi donasi yang datang maka saya akan concern ke wilayah pinggiran kota saja. Karena mereka lebih membutuhkan. Lagi pula sudah banyak pihak-pihak yang bagi-bagi masker di pusat kota.
Terima kasih banyak buat kawan-kawan yang secara sukarela telah meluangkan waktu dan tenaga untuk aksi bagi-bagi masker. Kiranya apa yang kita lakukan berguna dan bermanfaat bagi yang memerlukan. Dan tentunya terima kasih juga kepada pihak donatur yang telah menyampaikan donasinya. We salute you!
Salam. Melawan Asap!
Wednesday, October 07, 2015
THE MARTIAN
The Martian, sebuah film bertema science-fiction yang lagi-lagi datang dari salah satu sutradara favoritku, Ridley Scott (Alien, Gladiator, Prometheus, dll). Inti ceritanya adalah seorang astronot bernama Mark Watney (diperankan oleh Matt Damon) yang tewas di planet Mars dan ditinggalkan oleh teman-temannya. Namun yang terjadi adalah Watney ternyata masih hidup. Dimulailah misi untuk menyelamatkan Watney dan membawanya kembali ke Bumi. Sementara penyelamatan sedang dilakukan, Watney mau tidak mau mesti berjuang dan bertahan hidup tinggal di planet Mars, sendirian, dengan mengerahkan segala kemampuan, kecerdasan, akal dan tentunya semangat.
Dengan durasi yang mencapai sekitaran 140 menit, The Martian mampu membawa penonton ikut merasakan bagaimana seru, memukau dan menegangkannya petualangan di planet lain serta perjalanan ruang angkasa/antariksa yang menyenangkan. Didukung lagi dengan teknik sinematografi dan special effect yang memukau, penonton pasti akan takjub. Walaupun ini film fiksi yang berisikan teori-teori ilmiah, namun di tangan Scott semuanya itu dapat dijabarkan dengan sederhana sehingga penonton gampang mencerna dan memahami apa saja yang dijelaskan dalam film ini. Sepertinya Scott ingin menyampaikan bahwa film dengan genre science-fiction tidak harus selalu dihadirkan dengan science yang rumit, seperti Interstellar itu. Ups.
Kejeniusan Scott dalam meramu dan mengolah filmnya ini juga didukung dengan berbagai hal. Mulai dari guyonan-guyonan yang segar, beberapa momen atau konflik drama yang emosional, sisi kemanusiaan sampai dengan pemilihan lagu-lagu (soundtrack) yang didengarkan pada film ini. Siapa yang tidak kaget dan tidak ingin ikut bergoyang saat diperdengarkan tembang disko lawas miliknya Gloria Eleanor dan ABBA. Serasa di luar konteks tapi tetap saja nyambung.
The Martian dapat saya bilang merupakan salah satu film terbaik tahun ini. Saya juga yakin film ini setidaknya dapat memboyong minimal satu Piala Oscar, entah itu kategori apa. Lihat saja nanti.
8,5/10.
In your face, Neil Armstrong!
Dengan durasi yang mencapai sekitaran 140 menit, The Martian mampu membawa penonton ikut merasakan bagaimana seru, memukau dan menegangkannya petualangan di planet lain serta perjalanan ruang angkasa/antariksa yang menyenangkan. Didukung lagi dengan teknik sinematografi dan special effect yang memukau, penonton pasti akan takjub. Walaupun ini film fiksi yang berisikan teori-teori ilmiah, namun di tangan Scott semuanya itu dapat dijabarkan dengan sederhana sehingga penonton gampang mencerna dan memahami apa saja yang dijelaskan dalam film ini. Sepertinya Scott ingin menyampaikan bahwa film dengan genre science-fiction tidak harus selalu dihadirkan dengan science yang rumit, seperti Interstellar itu. Ups.
Kejeniusan Scott dalam meramu dan mengolah filmnya ini juga didukung dengan berbagai hal. Mulai dari guyonan-guyonan yang segar, beberapa momen atau konflik drama yang emosional, sisi kemanusiaan sampai dengan pemilihan lagu-lagu (soundtrack) yang didengarkan pada film ini. Siapa yang tidak kaget dan tidak ingin ikut bergoyang saat diperdengarkan tembang disko lawas miliknya Gloria Eleanor dan ABBA. Serasa di luar konteks tapi tetap saja nyambung.
The Martian dapat saya bilang merupakan salah satu film terbaik tahun ini. Saya juga yakin film ini setidaknya dapat memboyong minimal satu Piala Oscar, entah itu kategori apa. Lihat saja nanti.
8,5/10.
In your face, Neil Armstrong!
Subscribe to:
Posts (Atom)