Tak bisa dipungkiri, saat ini sedang demam Pokemon Go, sebuah game online yang dirilis tanggal 6 Juli 2016 kemarin. Hampir seluruh timeline akun Facebook dan Twitter-ku (kalo Path ada sebagian) diisi oleh updatean status maupun gambar yang berhubungan dengan Pokemon Go. Bahkan beberapa kawan saya di Palangka Raya telah membentuk komunitasnya walaupun masih taraf kecil. Luar biasa.
Pokemon Go sendiri adalah sebuah mobile game online yang berbasis Augmented Reality (biasa disingkat AR). Yaitu teknologi yang menggabungkan benda maya 2 dimensi maupun 3 dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata 3 dimensi lalu memproyeksikan benda-benda maya tsb dalam waktu nyata. Pokemon Go agar bisa dimainkan memerlukan koneksi internet, hal ini dikarenakan dalam permainannya memakai fitur GPS. Secara garis besar, gameplay (cara bermain) dari Pokemon Go itu begini: menemukan monster yang ada di wilayah sekitar, berantem sebentar, dan monster pun menjadi hak milik pemain. Bila pernah menonton animasi dari Pokemon pasti mengerti kok. Proses mencari dan menemukan monsternya ini yang menjadi keseruan tersendiri. Kesannya bertualang. Baik itu jalan kaki atau mungkin naik sepeda. Baik perorangan ataupun rame-rame bersama kawan sehobby. Teman saya kemarin ada yang berhasil mendapatkan monster di Kantor Gubernur Kalteng. Ada yang mau coba cari monster di komplek Lapangan Sanaman Mantikei pada tengah malam? Atau Pal 12 mungkin? Eh.
Pokemon Go terlihat menarik dan menantang. Menggoda untuk memainkannya. Mengingat memory RAM di Android-ku sudah mulai penuh, saya masih galau apakah akan memasang game ini di Androidku atau tidak. Maklumlah, Android jadul. Hehe. Tapi kalo saran saya sih, Pokemon Go boleh lah untuk dijajal. Berbeda dengan game-game lainnya yang pemainnya hanya duduk diam saja, Pokemon Go sepertinya lebih menyehatkan. Karena mengajak pemainnya untuk jalan-jalan bertualang. Khan lumayan tuh buat cari keringat.
Saya yakin Pokemon Go akan menjadi fenomenal. Dan Pokemon kembali berjaya. Saya jadi teringat pada tahun 1999 silam. Pokemon mewabah ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Semua orang merasa gemas dengan karakter Pikachu yang lucu dan imut itu. Saking fenomenalnya, waktu itu sampai muncul isu yang mengatakan bahwa Pokemon (dalam hal ini Pikachu) dianggap sebagai perwujudan kuasa gelap/iblis. Entah apa motif dari isu tsb. Mungkin untuk menjegal Pokemon yang waktu itu sangat populer. Baik itu animasi, game, merchandise, dll. Biasalah, bisnis. Semoga saja sih bila game Pokemon Go benaran menjadi fenomenal, isu-isu seperti dahulu tidak kembali muncul. Bila muncul, saya percaya orang-orang zaman sekarang sudah pintar untuk mengantispasi dan menyaringnya. Kecuali kaum bigot sih.
Huwaaaa.... Tak terasa tulisan ini sudah mulai panjang tak ketulungan. Sampai di sini aja dulu. Bagi kalian yang perlu teman buat jalan-jalan mencari monster, saya bersedia nemanin. Sekalian bakar kalori. Asal carinya jangan tengah hari ya. Gila apa.
No comments:
Post a Comment