Dalam event bertajuk METAL VS ROCK #2 yang dihelat pada hari Sabtu tanggal 14 Januari 2017 kemarin JASAD kembali mengguncang kota Palangka Raya untuk kedua kalinya. Sebelumnya pernah dilakukan JASAD pada bulan Desember 2010, kurang lebih enam tahun silam dalam sebuah event yang juga diprakarsai oleh PALANGKA RAYA METAL CORNER, yaitu DISTORSI MAXIMUM IV. Walaupun METAL VS ROCK #2 sempat didera hujan dan juga gerimis yang mengundang, tak menyurutkan semangat metalhead untuk tetap setia menunggu sampai kemunculan JASAD di atas panggung.
Begitu JASAD membuka penampilannya dengan sebuah alunan musik yang berat namun memiliki groove berjudul Pasukan Karuhun, metalhead pun menyambutnya dengan aksi headbang. Tak berselang lama, sebuah tembang andalan yang ada pada album Rebirth of Jatisunda (rilisan 2013), yakni Precious Moment to Die semakin membuat penonton panas. Maka tak elak lagi aksi moshing yang brutal pun tercipta. Sang vokalis, Man, sebelum menyanyikan lagu ini ia memberikan pesan agar anak metal bisa memberikan sumbangsih bagi peradaban dan kehidupan ini. Metal itu hanya selera mendengarkan musik, tidak merubah cara dan pola berpikir serta bersikap juga bertindak seperti orang Indonesia.
Lagu ketiga yang dibawakan oleh JASAD pada malam itu adalah Rebirth of Jatisunda. Lagu yang bercerita tentang kebangkitan anak muda. Anak muda yang jangan hanya bisa ribut, teler, dll. Tetapi anak muda harus bisa berkontribusi terhadap bangsa Indonesia. Selepas itu, Nagara Ragana Naraga menjadi lagu selanjutnya. Sebuah lagu yang cukup agresif dan intens. Dan sesekali diselingi dengan tempo yang pelan namun berat.
Lagu berikutnya yaitu Cengkram Garuda. Man berujar bahwa simbol Garuda Pancasila akhir-akhir ini hanya sekadar pajangan atau hiasan dinding belaka. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila di kehidupan sehari-hari sudah mulai terkikis bahkan hilang. Oleh karena itu Man mengimbau agar kita menerapkan kembali nilai-nilai luhur dari Pancasila. Lagu ini juga merupakan sebuah tembang yang agresif dan brutal. Mosh-pit pun kembali dipenuhi dengan aksi moshing metalhead berenergi yang seakan-akan tidak ada matinya itu.
Kata Man, si vokalis, berkeringat itu olah raga. Musik death metal itu termasuk olahraga. Karena yang di panggung maupun metalhead yang nonton sama-sama keringatan. Jadi death metal bukan hanya musik, tapi juga olahraga. Selepas menyampaikan hal tersebut, JASAD pun mengajak metalhead untuk ber-cooling down sejenak menurunkan tensi dengan membawakan sebuah tembang lawas miliknya Farid Hardja, yaitu Karmila. Di tangan JASAD lagu Karmila yang pop itu disulap menjadi sebuah lagu metal yang catchy dan asyik. Dan Siliwangi, menjadi tembang terakhir sekaligus penutup acara METAL VS ROCK #2. Ini merupakan sebuah lagu yang banyak digemari oleh metalhead, terutama penggemar sejati JASAD. Didominasi dengan permainan gitar yang meraung-raung dan cabikan bass milik Yuli yang lugas. Jadi wajar-wajar saja bila di mosh-pit tercipta circle-pit.
Walaupun minus Ferly, gitaris utama JASAD yang tak bisa hadir karena urusan keluarga, secara keseluruhan band yang sudah terbentuk sejak tahun 1990 lalu itu tetap menampilkan performa terbaiknya. Gitaris kedua bernama Reduan Purba mampu mengkover dan mengisi posisi Ferly yang kosong. Memang harus diakui bahwa pria berdarah Batak dan pemakai 7 senar gitar ini bukanlah gitaris yang bisa dipandang remeh sebelah mata. DEMIGOD, ASMODEUS dan GUTTURAL SUFFERING (Reduan juga aktif pada ketiga band ini) merupakan buktinya.
Hal yang juga menjadi kredit tersendiri adalah penampilan dari pengisi posisi drum JASAD, yakni Oki. Walaupun statusnya hanya sebagai pengisi sementara di kala JASAD tampil live, Oki sudah bisa dikatakan bagus dan matang. Oki sendiri memiliki sebuah band beraliran brutal death metal yang bernama STIGMATUARY, di mana tahun 2016 kemarin di bawah bendera Rottrevore Records band ini telah menelurkan full length album perdananya yang diberi tajuk Decimation Of Psyche. You should listen this one!
HAIL JASAD!
Note: Rekaman (audio only) saat JASAD perform di acara METAL VS ROCK #2 bisa didengarkan di SINI.
No comments:
Post a Comment