Sekitar jam 8 malam (Jumat, 14/7/2017) kemarin saya memenuhi undangan dari Diskominfo Provinsi Kalimantan Tengah untuk ngobrol santai dengan tim jurnalis Detikcom yang (ternyata) sudah beberapa hari ini berada di Kota Palangka Raya untuk meliput terkait rencana pemindahan ibu kota RI ke Palangka Raya. Yang diundang tidak hanya saya sendiri. Tapi juga ada beberapa kawan-kawan dari berbagai media.
Dari obrol-obrol, yang dapat saya tangkap adalah tim jurnalis dari situs portal berita nomor 1 di Indonesia ini sangat kagum dengan kehangatan, keramahan, keberagaman dan toleransi yang ada di Palangka Raya. Sesuatu yang mesti kita viralkan agar dapat diketahui juga oleh orang-orang lain di luar sana. Karena poin keberagaman dan toleransi itulah yang membuat Palangka Raya semakin dilirik dan dilihat oleh pihak maupun daerah-daerah lain. Bahkan kalau bisa kedua poin tersebut haruslah menjadi jati diri yang permanen bagi Palangka Raya itu sendiri, dimana kota ini sudah dikenal sebagai Bumi Pancasila.
Sungguh, melalui obrol-obrol santai ini banyak informasi dan ilmu yang didapat.
Dan, sebelum pulang saya beserta teman-teman sempat diwawancarai oleh tim Detikcom. Hanya sebuah wawancara singkat dimana mereka meminta saya untuk memberikan tanggapan tentang keberagaman dan toleransi yang ada di Kota Palangka Raya.
No comments:
Post a Comment