Setelah beberapa hari yang lalu warganet diramaikan dengan isu Path akan segera tutup, akhirnya siang ini isu tersebut terjawab sudah. Melalui aplikasi dan akun Twitter resminya, Path mengumumkan bahwa platform media sosial yang telah beroperasi sejak tahun 2010 ini akan resmi menghentikan layanannya per tanggal 18 Oktober 2018 mendatang. Path tidak lantas pergi begitu saja. Sebagai tanggung jawabnya, Path memberikan kesempatan kepada semua pemilik akun untuk memback-up data (baik itu berupa video, foto, dll) dengan cara mengisi alamat e-mail. Kemungkinan besar data back-up tersebut akan dikirim via e-mail dalam berupa tautan dan pengguna tinggal mengunduhnya saja.
Saya kurang mengetahui apa alasan Path memutuskan untuk menutup layanannya. Namun satu hal yang pasti, Path memang mulai sepi belakangan ini. Saat kejayaannya (sekitar tahun 2013-2014) Path begitu digetoli oleh penggunanya. Saking bekennya saat itu, beberapa persen saham aplikasi ini sempat dibeli oleh perusahaan milik Bakrie Global Group.
Banyak alasan yang melatari kenapa orang-orang mulai enggan
bermain Path. Mulai dari sistemnya yang terlalu privacy, banyak yang
nge-spam/nyampah, monoton, dikatakan sebagai tempat ajang pamer juga caper, bobot
aplikasi yang terlalu berat di hape/gadget, hingga dirasa kalah canggih dan kreatif
dibandingkan platform media sosial lainnya, contoh nyatanya seperti Instagram.
Karena sepi itulah kepopuleran Path jadi jauh berkurang. Tidak heran bagi saya apabila akhirnya Path memutuskan untuk
menghentikan layanannya. Itu memang hal biasa yang harus dilakukan.
Apabila tidak dapat lagi memberikan keuntungan secara finansial, bahkan
malah banyak kerugiannya, buat apa dipertahankan lagi.
Walau begitu, bagi saya Path sempat menjadi salah satu tempat favorit
untuk bercerita, berbagi, menulis review, maupun sekadar nongkrong sambil memperhatikan
aktivitas-aktivitas dari sahabat, teman serta rekan. Banyak fitur dari Path yang menjadi favorit penggunanya. Mulai dari mendengarkan musik, menonton film bioskop atau serial TV, membaca buku, check-in place, #pathdaily, hingga sleep/awake-nya itu. Rasa sedih akan kepergian Path sudah jelas pasti ada. Sangat beralasan mengingat Path merupakan salah satu media sosial yang begitu banyak menyimpan kenangan.
Sayonara, Path. Terima kasih atas waktunya selama ini.
No comments:
Post a Comment