Bisa dibilang jejak sejarah Kalteng sebagai lokasi ibu kota Indonesia
tidak hanya berupa Tugu Pemancangan Tiang Pertama Pembangunan Kota
Palangka Raya oleh Presiden Soekarno di Jl. S. Parman itu saja. Tetapi juga dibuktikan dengan keberadaan Tugu Dewan Nasional
yang bisa dijumpai di halaman Museum Balanga Jl. Tjilik Riwut Km 2,5
Palangka Raya. Tugu ini memiliki tinggi kurang lebih 5 meter dengan
maskot sebuah guci. Tugu inilah yang menjadi gagasan awal pembangunan
calon ibu kota masa depan oleh Soekarno.
Sejarah tentang tugu ini ada di dalam buku berjudul Kronik Kalimantan (ditulis oleh Nila Riwut) dan pernyataan dari almarhum Prof. Dr. Roeslan Abdulgani yang saat itu menjadi Wakil Dewan Nasional dan menjadi atasan Gubernur Kalteng Tjilik Riwut. Pernyataan dalam bentuk video tersebut diabadikan oleh cucu Tjilik Riwut, Clara Anindita.
Penetapan
calon ibu kota ditetapkan dalam sebuah rapat atau kongres Dewan
Nasional yang diketuai oleh Presiden Soekarno. Tjilik Riwut yang saat
itu adalah Gubernur Kalteng menjadi salah satu anggota Dewan Nasional
(bahkan mewakili Kalimantan). Dengan membawa data-data dan peta sebagai
pelengkap, Tjilik Riwut mengusulkan agar ibu kota harus dipindahkan ke
luar Jakarta. Selain karena Jakarta sudah banyak diisi oleh kepentingan
asing, juga karena Kalteng berada persis di tengah-tengah Indonesia dan
tidak akan diganggu oleh kekuatan-kekuatan luar. Gagasan dari Tjilik
Riwut ini langsung diterima oleh seluruh anggota Dewan Nasional dan
sepakat Kalteng akan menjadi ibu kota.
Kemudian Bung
Karno membentuk panitia untuk menindaklanjuti usulan tersebut. Presiden
Soekarno juga memerintahkan Prof. Roeslan Abdulgani untuk meresmikan
Tugu Dewan Nasional sebagai penanda kesepakatan. Tugu tersebut dibangun
di Jl. Tangkiling Km 2,5 yang kini posisinya ada di halaman Museum
Balanga Jl. Tjilik Riwut, Palangka Raya.
Dirangkum dari berbagai sumber: Nila Riwut, Esau A. Tambang, Kalteng Pos, dan Tabengan Online.
No comments:
Post a Comment